TIGA| TEMPUR

536 18 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi satu jam yang lalu. Suasana sekolah sudah benar-benar sepi. Namun beberapa siswa memilih untuk berada disekolah, karna mengikuti les tambahan. Baik olahraga, musik, maupun akademik. Dan sudah satu jam pula Samudra berdiam diri dibelakang sekolah dengan perasaan kacau. Sesekali tangannya menjambaki rambutnya. Mata indahnya membidik setiap benda disekitarnya, rahangnya mengeras. Bayangannya kini mucul, satu kata yang terlintas dibenaknya. MENIKAH!.

Siapa gadis yang akan ia nikahi? sepeti apa wujudnya? apakah setengah manusia? atau setengah siluman? Samudra mengeram prustasi. Seorang pria sejati adalah ia yang mampu menepati janjinya, dan akan sangat memalukan jika ia kembali menarik kata 'Ya'. Raut wajah kecewa ibunya terpampang jelas dibayangannya. Tapi apa iya, harus menikah? Ia bahkan masih sekolah, lalu calon istrinya? Ralat maksudnya orang yang dipaksakan jadi calon istrinya apakah masih sekolah atau...?

Pikiran Samudra berhenti saat ponsel disakunya berdering, nama Arjuna terpampang disana. Dengan dengusan dan putaran mata yang kesal ia menggeser warna hijau keatas. Ditempelkannya benda pipih itu ketelinga, seketika rahangnya mengeras saat mendengar suara ribut dan bogeman serta ringisan disebrang sana. Buruk pikirnya. Belum sempat Arjuna berbicara, Samudra lebih dulu mematikan telponnya

"Mana ketua lo yang sok jagoan itu, heh?" pria bername tag Aldo Adhitama dibaju putih abu-abunya, bertanya remeh kearah Arjuna dan temannya yang sudah tak berdaya.

Bagaimana tidak mereka berempat dikroyok secara tiba-tiba. Hingga mereka tidak bisa memberikan perlawanan yang membuat keempat member KANSAS itu tak berdaya. Arjuna memandang nanar ponselnya yang tidak ada jawaban. Pasalnya ia tidak boleh sembarangan menelpon anggota lain tanpa sepengetahuan Samudra

"Dasar pengecut, tau nya kroyokan doang " ucap Raga geram seraya membersihkan luka dibibirnya

"Gak guna. Dasar sampah" maki Delvin yang semakin membuat Geng Warrior menggeram marah. Aldo sang pemimpin mencengkram kerah baju Raga, membuat pria itu otomatis berdiri akibat tarikan kasar dan tak manusiawi itu.

"Sialan!" satu pukulan mendarat di wajah Raga, pria itu kembali tersungkur. Anggota ALTAR maju menghalangi Arjuna, Delvin dan Bima, yang mencoba membantu Raga

"BOCAH!" sebuah seruan tegas bernada kasar menyentak ketegangan disana. Pemimpin Kansas sang 'Pematah Tulang' berdiri sangar dihadapan mereka. Wajah pria itu berubah saat pandangannya tertuju pada keempat sahabatnya

Kaki jenjang miliknya melangkah tegas kearah Aldo dan dengan seperkian detik ia menghantam pukulannya kearah pria itu. Aldo yang belum siap otomatis tersungkur ke tanah. Ia menarik kerah baju Aldo lalu menghantam kembali, pukulan itu bertubi-tubi.

Naufal sahabat Aldo memilih maju karna tidak tahan melihat ketuanya itu dihabisi secara ganas. Sebenarnya ia tidak boleh membantu, karna ketuanya harus duel dengan ketua. Itu sudah menjadi titik dasar perkelahian. Ditariknya tubuh Samudra dengan kasar hingga pria itu bangkit dari tubuh Aldo yang meringis kesakitan, namun dengan sigap Samudra menendang perut Naufal hingga pria itu terlempar jauh. Samudra menatap tajam kearah Geng ALTAR

"Gue masih berbaik hati, sebaiknya lo semua mundur. Sebelum gue patahin tulang lo pada "

Naufal memberi kode kearah tim agar mereka mundur. Melihat Aldo yang sudah tak berdaya, tidak mungkin melanjutkan aksi bejat mereka

🌻

Melati mengangguk saat Cinta usai menceritakan kisahnya, dimana saat Ayah nya kecelakaan saat ia masih umur 5 tahun. 'Orang baik' yang masih teka-teki baginya. Kehidupannya dengan mamanya sampai kematian beliau. Cinta menceritakan seluruhnya tanpa menambahi atau menguranginya. Ia mau bercerita karna Melati memaksa dan mengancam akan membully nya disekolah jika ia tidak mau cerita.

SAMUDRA: Musuh Jadi Suami [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang