🍁10

11 4 0
                                    

Maaf karena membuat semuanya khawatir,dan terimakasih atas ke khawatiran kalian

Hati kami yang mati,berdetak kembali berkat mu

Untuk sebagaian orang mungkin benar bahwa cinta datang karena terbiasa tapi untuk Deven pemikiran itu tidak benar,buktinya sampai sekarang hubunganya dengan Acha hanya datar datar padahal mereka sudah terbiasa bersama,mengetahui kekurangan dan kelebihan masing masing

Tidak ada perubahan hanya hal yang semakin menarik manik pemikiran setiap orang adalah kedekatan Gama dan Acha yang semakin diperlihatkan secara umum

Dan untuk masalah hati Deven seperti yang sudah dijelaskan hanya datar mengikuti alur tanpa melakukan hal yang lain, padahal sang penulis cerita sudah memikirkan hal apa yang harus Deven lakukan untuk memberikan kesan pada ceritanya tapi apa yang dilakukan Deven hanya menunggu dalam dan berharap penulis mengubah alurnya lebih mudah sebut saja Deven si pengecut penyimpan rasa

Hampir sebulan terakhir ini Deven lebih sering menghabisakan akhir pekan bersama dengan teman teman yang ia kenal dari beberapa komunitas dan yang pasti itu bukan Acha, Arin maupun Bryan.Bukan tanpa alasan tapi karena Arin dan Bryan si mantan playboy yang tengah menjalin hubungan lebih dari seorang sahabat dan Acha yang sibuk dengan Gama sehingga menyisahkan seseorang tanpa pasangan di antara mereka

Tapi hari ini mereka bertiga berkumpul di salah satu Cafe dekat sekolah,walaupun hanya bertiga karena Acha yang masih ada beberapa kegiatan ekskul di sekolah

"Gimana Ven?"Tanya Bryan ambigu

"Apanya yang gimana?"

"Lo sama Acha"

Deven menggangukan kepalanya selalu saja ini yang di bahas setiap mereka bertemu apalagi kalau bukan Acha seperti tidak ada topik lain yang akan di bahas

"Biasa aja"Deven mendekatan dirinya kearah Bryan dan Arin yanh duduk bersebelahan di depanya"Gue cukup sadar diri,gue gak sampai kapan pun gak akan pernah bisa saingan sama Gama yang udah bener bener tipe ideal Acha"

Bryan menggusap wajahnya kasar begitupun dengan Arin yang membuang nafasnya sama sama kasar

Frustasi?itu lah yang dirasakan keduanya dari awal sampai sekarang sifat Deven benar benar seperti raja bucin bahkan tidak tanggung tanggung bahkan Deven juga sering mencari quotes quotes di Instagram yang menggambarkan isi hatinya

Sungguh definisi Bucin yang sesungguhnya

"Gak boleh gitu Ven gak baik"Ucap Arin seperti ibu ibu yang menasehati anaknya

"Menurut riset psikologi membandingkan diri sendiri dengan orang lain penyeban tidak percara diri dan depresi"Sambung Bryan seolah olah seorang dokter yang berbicara dengan pasiennya dan di balas oleh tawa receh oleh dua lainya

Deven memukul meja didepanya,kebiasaanya ketika tertawa ini seperti perempuan pasti akan memukul apapun yang ada disekitarnta"Dan membandingkan diri hanya untuk orang yang tidak percaya diri dan saat ini aku sedang tidak percaya diri"

Inilah yang membuat pertemanan mereka jarang berdebat serius karena setiap ada yang berbicara serius pasti ditanggapi bercandaan

lima menit berlalu dan sekarang mereka sedang menikmati beberapa makanan yang sering di sajikan di cafe cafe yang pasti makanan hemat dikantong.Dan jika di hitung sudah sekitar setengah jam mereka menunggu Acha selesai ekskulnya

Sampai akhirnya dari balik dinding cafe berwarna nute terlihat Acha yang berjalan menuju ke cafe ini

"Oh ya Ven,bukan berarti gue gak setuju kalo Acha sama Gama ya,tapi kalo lo gini gini aja gue bakalan lebih setuju kalo Acha sama Gama daripada lo" sekali kali Deven harus diginikan,Deven itu harus di sentil sentil baru mau gerak-itulah pemikiran Arin

"Dan selama hubungan Acha sama Gama masih abu abu masih ada kesempatan buat lo"Ucap Bryan melanjutkan ucapan sang kekasih tercinta


pintu kaca bertuliskan open itu di dorong menunjukan gadis SMA berlogo SMA Fantasia bepawakan tinggi putih,yang sedang mengeggam sebuah benda pipih berwana rose gold

Tidak perlua menggunakan kata gadis untuk menjelaskan karena sudah pasti itu Acha

Acha melihat sekelilinh mencari keberadaan teman temannya sebenarnya ia lelah seusai ekskul tadi tapi mengingat teman tamanya yang sudah menunggu dia lama dan ditambah lagi beberapa minggu ini mereka jarang berkumpul bersama mau tidak mau membuat Acha melupakan semua rasa lelahnya

"Acha!!"Acha memalingkan wajahnya mendengar namanya di panggil dan yang ia dapati adalah Arin yang melambaikam tangan kepadanya dan Bryan yang berbicara kepada Deven

Acha menarik kursi di depan Arin atau lebih tepatnya disamping Deven karena satu satunya kursi yang masih kosong hanya itu

"Sorry lama,Kalian pasti nunggu lama kan"

"Biasa aja kali Cha kek sama siapa aja,tuh yang ada Si Deven yang dari tadi curhat gak penting

Deven yang mendengar namanya disebut sebut oleh Arin mendogakan wajahnya dan menatap Arin menyebalkan_batin Deven

"Curhat apaan?"tanya Acha antusias karena Deven memang tidak pernah curhat apa apa kepadanya

"Di ceritain gak nih Ven?"tanya Bryan menggoda Deven

"Bodoamat"

"Anaknya bilang bodoamat,oke gue bakalan jelasin sebut aja Deven ini Si A"ucap Bryan mendahului Arin yang mau berbicara

Acha hanya mengganguk tanda mengerti dan Arin menatap sinis ke arah Bryan
Tapi biaralah,biar Bryan saja yang bercerita

"Nah si A ini suka sama Si B udah lama banget.."belum sempat Bryan menyelesaikan ucapanya Deven keburu meminta izin untuk pergi ke toilet

Bukan apa apa Deven sebenenarnya sedikit lega karena Bryan menceritakan nya menggunakan istilah A-B tapi tetap saja ia malu rasanya ia seperti bucin bin Alay sekarang dan dari pada ia mati malu ia memilih pergi sekarang

"Terus terus"Ucap Acha kembali Antusias

"Tapi sayangnya A itu kelamaan nyadari perasaanya dan akhirnya Si A sadar waktu Si lagi suka sama si C.Nah gitu cha jadi sekarang Si A lagi berjuang buat ngedapetin si B kembali.Paham?"

Paham tidak paham Acah hanya mengganguk sampai akhirnya ia tertawa

Si Deven sahabatnya itu bisa suka sama orang juga rasanya Acha ingin tau siapa orang yang bisa membuat sahabatnya itu jatuh cinta

What Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang