Ten

8.2K 1K 113
                                    

—•—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—•—


April 2029

Mark tersenyum sambil memandangi pemandangan kota yang terlihat dari jendela yang tirai nya di singkap agar mentari menyinari ruangan itu.

Beberapa hari belakangan ia meninggalkan kamar ini terus menerus, berusaha mencari waktu tepat agar orang-orang yang mau mengeceknya tidak tahu ia pergi.

Setelah misi nya selesai terpaksa Mark harus terdiam disini lagi, menunggu waktunya untuk pergi atau tidak. Entah ia akan memasang alat itu atau justru membiarkan hidupnya dimakan penyakit.

Sudahlah, Mark malas membahasnya.

"Tuan Minhyung, selamat pagi. Bagaimana keadaan anda pagi ini?" Tanya seorang perawat dengan bawaan nya pagi ini.

Bawaannya itu berisi obat dan makanan nya hari ini. Mark sekarang mulai merasakan perbedaan dan ia tidak tahu harus bersyukur atau tidak. Karena biasanya Haechan yang membawakan makanan untuknya.

"Tidak ada perubahan, nona Seo." Ucap Mark dengan senyuman tipis.

Perawat itu hanya tersenyum kemudian menjelaskan semuanya tentang obat yang harus ia konsumsi untuk menunjang hidupnya hari ini.

Sirosis hati yang di deritanya sudah terlampau parah, hampir tidak ada kesempatan untuk sembuh. Sekarang memar-memar di atas kulitnya sudah mulai tampak setelah sebelumnya ia muntah darah terus menerus.

"Minhyung, hentikan! Sampai kapan kau akan sakit seperti ini?!"

Sudut bibir tipis Lee Minhyung atau Mark ini terangkat, teringat dengan ucapan separuh jiwanya yang sudah hilang minggu lalu.

"Aku menyesal, Minhyung! Hiks, aku tidak mau melihatmu lagi...."

Kurang lebih alasan Mark meninggalkan Haechan cukup kuat, ia sadar bahwa tubuh penyakitan ini hanya memberatkan semua orang. Termasuk istrinya sendiri.

"Tuan Minhyung?"

"Ya?" Sahut Minhyung membuyarkan lamunannya.

Perawat itu pamit undur diri karena masih banyak pasien yang harus ia cek pagi ini. Minhyung mengangguk kemudian menghela nafasnya setelah perawat itu pergi. Menatapi bangsal VIP nya yang sepi tanpa seseorang yang menemani tubuh pesakitan nya.

Tapi bukannya ini yang ia inginkan?

Mark terkekeh sambil mengusap wajahnya, terlalu konyol dirinya ini. Kenapa juga terus meratapi kesendirian sementara sekarang ia tidak memiliki siapapun?

Keluarganya ada di Kanada dan ia hanya sendiri disini. Tidak ada yang akan menjenguknya dan memperhatikan perkembangan antara ia akan mati atau hidup. Tidak ada Haechan, sosok istrinya sudah hidup bahagia dengan-

Gerakan tangan Mark terhenti, menyadari ada seusatu yang menganjal jarinya. Wajahnya menjadi kaku dan tubuhnya mematung.

Tidak mungkin, apa yang ia khawatirkan tidak akan terjadi. Dengan gemetar ia menatap jemarinya yang ia pakai untuk mengusap wajahnya.

From : The Future? [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang