7

14 1 0
                                    


Kopi hitam dan cheese cake menjadi tujuannya dimalam ini. Cafe dekat dengan rumahnya. Itulah tempat yang biasa ia kunjungi. Meja nomor 5 diujung dengan kursi kosong didepannya. Sudah biasa. Tempat favorit baginya.

"Sendiri? Lagi?" Tanya seorang perempuan dengan topi putih yang mencirikan dirinya sebagai pelayan ditempat ini. Risa mengangguk sebagai jawaban.

"Pantes gaada yang mau. Ngomong aja masih singkat gitu!"ujar Sen teman kecilnya tersebut yang menjadi pelayannya.

"Bacot!" Satu kata yang keluar dari mukut mungilnya.

"Ganti karakter gih. Gapantes lo jadi cewe tulen. Jutek gitu!"ujar Sen. Risa tak mempedulikan dan mulai memotong cheese cake didepannya.

"Tuh cowo depan pintu. Langganan kesini. Ada yang bening noh. Kata mang imin mereka jomblo. Keceng satu gih. Lumayan." Bisik Sen sebelum ia berlari menjauh dari Risa yang mulai mengangkat sendok ditangannya.

Risa kembali memfokuskan diri pada cheese cake didepannya. Oke the time for rest. Begitulah kiranya pikiran Risa saat ini.

Sebelum suara keributan didepan cafe menarik perhatiannya. Risa bangkit berdiri untuk sekedar melihat apa yang terjadi tak berani dirinya untuk mendekat. Gue cewe jangan so jago. Begitulah prinsipnya. Ia kembali duduk seolah tak peduli dengan apa yang terjadi.

Risa memejamkan matanya karena kesal dengan keadaan diluar. Berisik. Gangu. Begitulah yang Risa rasakan. Dengan cepat ia berdiri berniat untuk pergi tak lupa meninggalkan uang 30000 diatas meja. Mengambil hoddienya dan berjalan melenggang pergi menuju pintu keluar.

"Anjir itu Dare goblok!"
"Gamau anjir maunya Truth. Males banget Dare."
"Gabisa gitu dong bosku."
"Segala sesuatu pasti ada kebalikannya. Tadi udahankan Truth. Lo udah yang kedua kalinya bego!"

Bukan tawuran yang menjadi keributan tapi keributan ke3 pemuda dengan botol teh menjadi alat untuk bermain ToD yang mereka mainkan yang membuat Risa mendelik kesal.

Siapapun itu. Risa membencinya. Begitulah yang Risa ucapkan dalam hatinya. Dengan perasaan yang sangat buruk, Risa memasukkan tangannya kedalam kantung hoddie miliknya dan berjalan lurusntanpa mempedulikan apa yang terjadi disekitarnya.

Sreett

Seorang lelaki dengan kaus putih berdiri didepannya membuat Risa terkejut dan langsung mencabut earphone yang sedari tadi bertengger manis ditelinganya.

"Tchh.." decakan sebal terdengar dari mulutnya.

Fahri terkekeh mendengarnya. Dan menjulurkan tangan kanannya.

"Gue Fahri. Kita belum kenalan kan?"ujarnya. Membuat Risa memandangnya dengan tatapan datarnya.

"Gue Risa Adrelia."ucap Risa tanpa membalas uluran tangan Fahri didepannya dan langsung melenggang pergi menjauh dari Fahri. Kenapa anak itu ada dimana mana. Apa dia membuntutiku? Begitulah kiranya yang Risa pikirkan.

Dengan perasaan yang sangat berkecamuk. Risa berjalan dengan mode marah dipercepat, dia berjalan menuju rumahnya. Tak mempedulikan teriakan Fahri yang memanggil manggil namanya.

Hari paling buruk dalam bulan ini. Batin Risa berkata.

Ex Rival With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang