Temporary Married - 3

342 16 1
                                    

"Hajime, coba tebak!" Tatap pemuda berambut brunette yang bernama Fuduki Kai pada Hajime dengan raut bangga.

"Apa?" Respon Hajime dengan cuek karena sedang sibuk berkutat dengan dokumen-dokumen pekerjaan.

"Haru menerima lamaranku semalam! Aku senang sekali!"

"Selamat" Hajime berhenti mengetik pada papan keyboard sembari melirik pada Kai.

"Ada apa denganmu, Hajime? Kamu gak terlihat senang mendengarnya???"

"Betsuni" Hajime lanjut mengetik.

Kai segera menggaruk-garuk kepalanya.

"Walah, sikapmu rada aneh hari ini"












Shun menarik sebuah kursi di meja makan dengan menahan perih pada tangan kanannya.

Shun memperban tangan kanannya sendirian.

Shun menundukkan kepalanya saat telinganya mendengar samar-samar suara seseorang yang sangat dikenalnya memanggil namanya.

"Shun, mendekatlah"

Shun segera mengangkat kepalanya.

Hajime berdiri dari kejauhan dengan memasang senyum tipis.

"Ha...jime? Bu..Bukannya kamu ada di kantor???" Shun heran sekaligus terkejut.

Hajime mendekati Shun dengan masih tersenyum. Setelah dirasa sudah dekat, Hajime memegangi dagu Shun.

"Aishiteru"

Shun hanya membalasnya dengan tatapan terpana.

"Ha...jime?"

"Diamlah, Shun" Hajime menarik kedua tangan Shun, memaksa Shun agar berdiri.

"Eh?"

Hajime kemudian membuka kancing kemeja yang dikenakan Shun secara paksa.

"Hajime-kun! Matte!"

"Biarkan aku menyentuh tubuhmu! Aku suamimu!"

Kemudian Hajime beralih membuka kancing serta resleting celana yang dikenakan Shun.

Shun awalnya memberontak. Butuh waktu sekitar 5 menit bagi Shun untuk perlahan-lahan diam dan pasrah.

Shun mulai mengerang kesakitan saat Hajime mulai menghentakkan pinggulnya cukup cepat.

Shun hanya bisa setengah membungkuk dengan kedua tangannya yang memegang ujung meja makan erat.

"Ha..jime, pela...n...pe..lan" rintih Shun.

"Ha...jime" Shun terpejam sambil meneteskan air matanya dan kini dengan cepat terbangun.

Hanya mimpi.

Shun tertidur diruang makan.

Shun cepat-cepat menghapus air matanya.

"Cuma mimpi..." lirihnya.












Hajime terlihat mulai gelisah di depan komputer.

"Apa kau sengaja ingin meracuniku!?"

"Aku...ti..tidak ber..bermaksud me..meracunimu, Hajime" Shun masih menutupi kedua telinganya.

"Lain kali, kalau tak bisa melakukan sesuatu, tak usah kau lakukan"

Shun segera berjongkok sambil menundukkan kepalanya.

"Go...menasai " lirihnya sambil mulai memunguti puing-puing pecahan cangkir porselen hingga tangannya berdarah.

Kejadian tadi pagi tiba-tiba terputar di otaknya, mengingatkannya akan kejadian masa lalunya.

Temporary MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang