Chapter: One

950 37 2
                                    

Mimpi buruk membangunkanku dari tidur yang lelap. Tanpa merapikan kasur, aku berjalan menuju teras untuk menghirup udara segar. Satu persatu anak tangga kulewati dan akhirnya aku sampai di teras. Membaca novel yang direkomendasikan kakakku, Sooyeon. Dia berkata novel itu mungkin akan merubah hidupku menjadi lebih baik. Aku mulai membaca novel itu dari halaman yang paling awal. Kubuka halaman itu satu persatu. Dan aku terpaku pada satu halaman yang bertuliskan 'Jika kamu percaya pada dirimu, tidak ada yang dapat menghentikanmu untuk mencapai apa yang kamu inginkan.'. Aku merasa belum percaya pada diriku. Setiap aku memercayai diriku, aku merasa sedikit aneh. Sedikit. Tidak banyak.

"SOOJUNG, DIMANA KAU? AKU AKAN MEMBAWAKAN SARAPANMU KESANA" teriak kakakku dari ruang makan. "TIDAK, BIAR AKU YANG KESANA" Aku berteriak agar dia mendengar jawabanku. Aku menghela nafas yang sangat panjang lalu berjalan menuju ruang makan. "Aku membuatkanmu sandwich. Semoga kau menyukainya" ujar kakakku. "Mmm.. Enak juga" ujarku setelah mencoba gigitan yang pertama. "Syukurlah kau menyukainya. Mmm.. Soojung, aku akan bertemu dengan teman lamaku. Kau mau ikut?" dia mengajakku keluar rumah. "Tidak. Aku tidak akan ikut. Mungkin aku akan berjalan-jalan saja. Tidak tahu tepatnya akan ke mana" kataku. Sooyeon langsung bergegas mengganti bajunya dan pergi.

Setelah aku menghabiskan sandwich buatannya, aku kembali ke teras dan memikirikan ke mana aku akan pergi nanti. Aku pun memutuskan untuk membaca kembali novel rekomendasi kakakku. Novelnya tidak begitu tebal. Jadi, aku bisa menghabiskan setengah hariku untuk membaca novel itu secara keseluruhan.

Aku kembali ke kamarku lalu mencari ponselku. Dan segera mengirim pesan mengenai novel itu untuk kakakku,

Aku telah menyelesaikan novel rekomendasimu itu. Dan itu sama. Sekali. Tidak. Akan Merubah. Hidupku, Jung Sooyeon.

Setelah itu aku pergi ke toko buku yang letaknya tidak jauh dari rumahku. Satu persatu rak buku telah kujelajahi. Dan akhirnya aku menemukan novel yang aku cari. Novel itu tentang petualangan. Ya, aku tahu novel itu tidak mungkin tidak akan merubah hidupku atau mungkin tidak akan menghilangkan depresiku ini. Novel itu berasa di barisan rak yang lumayan tinggi. Aku segera menggapainya tapi tidak dapat dijangkau dengan tanganku. Aku mencoba lagi. Lagi. Dan lagi. Tetapi tetap tidak bisa kucapai Dan pada akhirnya ada seorang lelaki menghampiriku. Kurasa dia bukan petugas di toko buku ini. Dia tampak sebaya denganku.

Is This Thing Called Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang