Chapter: Five

237 17 0
                                    

Aku begitu mengantuk sampai tidak sadar tertidur pulas. Aku terbangun mendengar ringtone handphone ku yang lumayan nyaring. Itu Jongin. Ada apa dia tiba-tiba menelfonku pagi sekali? Ada sesuatu yang terjadi padanya mungkin? Hm. Aku tidak tahu. Aku segera mengangkat telfonnya.

     “Maafkan aku, Jung Soojung. Aku... merasa tidak baik.” kata Jongin dengan suara yang canggung.

     “Maaf untuk apa, Kim Jongin?” aku heran mengapa dia minta maaf padaku. Dia tidak pernah salah padaku.

     “Hm. Kemarin. Ya, aku buru-buru meninggalkanmu karena adikku tiba-tiba mengirim pesan tentang... Kakakku.” jawab Jongin dengan suaranya yang makin lama makin mengecil.

     “Kau... punya kakak? Kenapa kau tidak pernah cerita padaku, Kim Jongin?”

     “Aku... tidak bisa, Jung Soojung.”

     “Ya, baiklah. Kau sedang dimana, Jongin?”

     “Di jalan. Sedang menuju rumah sakit kakakku. Wooridul Spine Hospital.”

     “Kau punya seorang kakak, Kim Jongin? Kenapa kau sebelumnya tidak memberitahuku?”

     “Ya, Kim Taeyeon. Ah, aku hampir sampai di rumah sakit kakakku. Sampai nanti, Jung Soojung” Jongin segera mematikan telfonnya. Dan telfonnya diakhiri dengan suaranya yang sedang mengatur nafas.

     Aku segera mengenakan jaketku sambil menekan nomor telfon kakakku, Jung Soyeon. Ah, telfonnya tidak diangkat. Mungkin sedang rapat. Dan aku hanya meninggalkan pesan suara padanya.

Halo. Ini adikmu, Jung Soojung. Aku akan pergi menjenguk kakaknya Kim Jong In di Wooridul Spine Hospital. Jika kau pulang duluan, aku meninggalkan kunci pintu diatas ayunan di halaman belakang. Aku mencintaimu, Jung Soyeon. Hehe.

     Ah, mungkin aku harus membeli bunga untuk kakaknya. 3 menit kemudian aku sudah tiba di toko bunga yang berada tepat di seberang Wooridul Spine Hospital. Aku membeli bunga Agapanthus karena aku pernah mendengar arti dari bunga itu adalah ‘cinta’.

     30 menit kemudian aku sudah sampai di Wooridul Spine Hospital sambil membawa bunga Agapanthus yang baru kubeli dan masih terlihat bagus. Aku segera pergi ke bagian informasi untuk menanyakan letak ruangan tempat dirawatnya kakak Jongin, Kim Taeyeon.

     “Ah, kau mencari nona Kim? Dia ada di ruang 105. Mau ku antar? Aku juga akan menuju ruangan tersebut karna harus mengantar makanannya.” jawab salah satu suster yang telah ku tanyai.

     “Ah, tidak usah. Aku bisa pergi ke sana sendiri. Bagaimana kalau aku yang mengantarkan makanannya?” jawabku sambil berharap aku diperbolehkan untuk mengantarkan makanannya.

     “Tentu saja boleh! Mungkin nona Kim dan keluarganya sangat senang melihat Anda yang membawakan makanannya!” kata suster itu sambil memberikan makanan yang harus kubawa untuk kakak Jongin.

     Setelah sampai di ruangannya, aku mulai mengetuk pintu dengan hati-hati lalu membuka pintu ruangannya.

     “Jung Soojung?” tanya Jongin sambil berdiri dari kursinya untuk memastikan kalau aku yang datang. Aku sangat mengenal suara itu. Aku tidak segera menjawab Jongin. Aku mulai berjalan dan tersenyum pada Jongin lalu menaruh makanan Kim Taeyeon di sampingnya sambil berkata, “Ini makan siangmu! Seharusnya suster yang mengantarkan makananmu ke sini tapi aku meminta agar aku bisa menggantikannya. Semoga kau menyukai makananmu!”.

Is This Thing Called Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang