Chapter: Three

296 21 1
                                    

Hari Senin pun tiba. Suara ketukan pintu mulai terdengar jelas di telingaku. Aku masih tidak ingin bangun dari tidurku yang lelap ini.

     “Soojung, kau harus bangun.” Ujar Sooyeon masih mengetuk-ngetuk pintu kamarku. “Ada seseorang yang menunggumu diluar.”. Setelah mendengar kakakku berkata begitu aku bergegas mengintip seseorang yang menungguku di luar. Ah. Ternyata orang itu adalah Jongin.

     Aku cepat-cepat mandi dan menghabiskan sarapanku. “Jongin, apa yang kau lakukan di sini? Mau mengantarku ke sekolah, hm?” tanyaku. “Ah. Begitulah, Jung Soojung.”  kata Jongin seraya tersenyum padaku. Senyumnya sangat manis.

     “Soojung, kau menyukai temanmu itu, hm?” bisik Sooyeon. Wajahku mulai berubah warna menjadi agak merah. “A-Apa yang sedang kau bicarakan, Sooyeon?! Aku tidak mungkin menyukainya!” jawabku. Sooyeon langsung membalas sambil tersenyum dengan geli, “Hahahah, jujur saja pada kakakmu ini, Jung Soojung.”.

     30 menit berlalu. Jongin mengendarai motornya dengan sangat kencang.

     “Jadi, dimana sekolahmu?” tanya Jongin. “SMA Kirin!” jawabku. Seketika Jongin terkejut. Dia terlihat sangat senang. “Hm. Kita di SMA yang sama, Jung Soojung!” ujar Jongin sambil tertawa. “Aku tidak pernah sesenang ini saat hari pertama masuk sekolah.” kataku sambil tersenyum bahagia.

     15 menit pun berlalu. Aku dan Jongin sudah sampai disekolah dan kami segera mencari dimana kelas kami. Satu persatu nama yang sudah ditempel di dinding pengumuman kujelajahi dengan teliti. Aku terdiam ketika melihat nama yang kukenal sudah kutemukan di daftar nama itu. “Ah, Kim Jongin! Kemarilah, Jongin! Aku menemukan namamu di sini!” aku berteriak pada Jongin. “Begitu juga denganku. Aku juga menemukan namamu di daftar ini, Jung Soojung. Kau berada dikelas 10-2” sahut Jongin terlihat sangat senang. “Kita berada di kelas yang sama, Kim Jongin!” aku berteriak lagi pada Jongin karena terlalu senang sampai-sampai aku tidak sadar sedang memeluk Jongin.

     Kami berjalan menyusuri lantai 2. Lantai 2 sangat ramai sampai-sampai aku sesak nafas. Tetapi aku merasa seperti ada seseorang yang menggandeng tanganku. Ternyata Jongin. “Eh? Jongin?” tanyaku. “Jangan sampai terlepas dariku. Nanti kau menangis hanya karena terpisah dariku.” jawab Jongin sambil tertawa terbahak-bahak. “Ah! Tidak mungkin! Kau sangat tidak lucu, Kim Jongin!” ujarku sambil memukulnya.

     Aku dan Jongin masuk ke kelas. Aku berjalan di dalam kelas mencari kursi yang belum ditempati. Sangat kebetulan. Ada 2 kursi kosong bersebelahan. Kami pun meletakan tas kami di kursi itu. 

     Guru pun memasuki ruang kelas dan memperkenalkan dirinya. Namanya Guru Jang. Setelah itu ia meng-absen kami satu-per-satu. Saat namaku dipanggil, ada seorang siswi yang berteriak, “AH, JUNG SOOJUNG!”. Aku dengan sigap langsung menoleh ke arahnya. Dia seperti berbisik, “Maafkan aku.”.

Is This Thing Called Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang