Penyerangan akhir bulan ke SMA BN bisa dibilang tidak terlalu sukses. Siapa yang menyangka jika leader Barisan Petir tanpa ampun membantai siapapun di hadapannya. Padahal dia perempuan. Dan anggota mereka tidak main-main kuatnya. 75% anggota dari pihak penyerang luka parah. Beberapa masuk rumah sakit setelah insiden terjadi.
Tapi Lentera Neraka berhasil menyandera 1 orang wakil dari Barisan Petir. Sandra ada ditangan mereka sekarang.
Rayn menyeret kerah anggota Barisan Petir yang lain. Lalu menendang kaki anggota tersebut hingga terdengar suara patah.
"Bilang ke leader lo, salah satu wakilnya ada di tangan gue sekarang. Gue mau barter sesuatu."
"Tapi, Vicky-"
"Oh nama leader lo Vicky? Cepet panggil kesini bego jangan banyak bacot!"bentak Rayn sembari menendang pantat anggota tersebut.Dengan kaki pincang sebelah anggota tersebut mulai menghubungi Vicky. Semoga keberuntungan masih memihak padanya.
"Halo, jendral."suara anggota terdengar bergetar.
"Siapa?"
"Saya Pandu anggota BP. koordinat 3."
"Ada apa?"
"Tolong datang ke SMA 1945 sekarang, panglima San di sandera oleh leader LN. Maaf saya tidak bisa memberitahu secara langsung. Kaki kiri saya patah saat ini."
"Hm."Tut.
Panggilan di akhiri.Persetan dengan ke'cuek'an Vicky. Yang jelas nyawanya saat ini ada di tangan gadis itu jika ia tak segera datang. Pandu terus merapal doa dalam hati. Dia bahkan berusaha tetap tenang dalam kondisi saat ini. Menunjukkan ketakutannya akan Rayn hanya akan membuat malu Vicky.
"Kalo takut gak usah di tahan."bisik Rayn pelan tepat disamping Pandu.
"Sebelum leader lo datang, lo beliin makanan dulu. Yang enak. Yang jelas pake duit elu."ucap Rayn dibarengi seringai tipisnya.
Ketika Pandu mulai beranjak, Rayn kembali membuka suara.
"Oh iya, 2 porsi. Yang satu tentu aja buat leader lo. Jadi gue sarankan jangan bersusah-susah mau masukin racun ke makanannya."
Pandu mengangguk sebagai jawaban.
Sembari itu Lion datang membawa seorang gadis. Ekspresinya yang dingin itu mengingatkan Rayn akan dirinya sendiri. Tapi siapa gadis ini?
Setelah mengantar gadis tersebut, lantas Rayn berpikir jika gadis itu adalah korban dari tawuran kemarin. Tapi dia merasa tak asing dengan wajah itu. Seperti pernah melihatnya beberapa waktu yang lalu.
"Lo Rayn?"gadis itu mulai membuka suara.
"Jelas ini gue, siapa lagi kalo bukan Rayn."menilik gadis di depannya dari atas ke bawah dengan tatapan mencemooh, "Lo siapa?"tanya Rayn kemudian."Gue Vicky."
"..."
Hening setelahnya. Tapi mendadak terdengar suara tertawa keras dari Rayn.
"Maksud lu ceweknya Vicky? Hahaha..!"tawa Rayn masih belum reda juga.
Melangkah pelan ke arah Vicky, Rayn membungkukkan badan untuk menyamakan tinggi badannya dengan gadis itu, karena gadis itu hanya setinggi dagunya. Lalu menepuk pelan bahu gadis itu.
"Selera humor Vicky boleh juga. Mengirimkan kekasihnya kesini untuk melepaskan tawanan. Ah, tapi cara ini bener-bener pecundang."ucapnya sarkastik. "Mumpung gue lagi good mood hari ini, lu pulang aja. Gue ga akan jadiin lu tawanan, tapi tolong lu bilang sama pacar lu yang pe-"
"Uggghh..punggung guee..."
Dan badan Rayn terbanting dengan tidak elitnya. Tangannya yang semula berada di bahu cewek itu mendadak kena pelintir, bahkan sempat-sempatnya tubuhnya ikut dibanting.
Sebelum Rayn kembali berkata-kata, cewek itu, Vicky sudah naik diatas dadanya dan mencengkeram erat kerah baju Rayn.
"Gue ga nyangka leader LN secerewet ini..."muka Vicky mendadak menjadi dingin dan serius, "Jangan banyak bacot, lu lepasin tawanan sekarang! Gue gak ada waktu ngedengerin bacotan lu, brengsek!"
Rayn sempat ternganga dengan keberanian gadis ini, dapat tatapan dingin dan muka serius seperti itu dari ayahnya kah? Dan aura yang di keluarkan tidak main-main kuatnya.
"Dan gue tekankan sekali lagi, gue Vicky. Lu ga tuli kan?"
-D-a-R-
Please vomment ya gaes!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark After Rain
Novela Juvenil...Kau membuatku bahagia sekaligus bimbang secara bersamaan... -Vicky Ivory- ...Kebahagiaan hanyalah ilusi, dan kau hanya perlu bangun untuk mematahkannya... -Rayn Levin- Dilarang menjiplak sebagian atau seluruh cerita ini. Dark After Rain is origin...