The Dreamdemon

3.7K 411 45
                                    

Normal's pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Normal's pov

"Budak biadab! Pekerjaanmu tidak pernah selesai!"

Cambuk itu dilayangkan lagi ke arah punggung kecil dari seorang anak berambut brunette. Tangis jerit kesakitan memenuhi ruangan sempit nan gelap, namun bukan jeritan dari sang anak yang dicambuk. Namun dari anak lain yang ia anggap sebagai adiknya sendiri

"Sudah hentikan, dia sudah cukup menderita, kau hanya akan membunuhnya." ujar wanita yang dikenal sebagai istri dari pria tua yang menyiksanya. "Aku tidak mau ada kesalahan lagi dari adikmu besok, jika iya, aku lelang organ tubuh mereka." lalu pria itu berlalu pergi dengan istrinya. Saat pintu kayu itu sudah tertutup, anak anak yang lebih kecil darinya mulai merangkak mendekati sang anak bermata Emerlard yang terluka.

"Kak, hiks, maafkan kami, karena kami kakak jadi seperti ini, lagi." tangis mereka kembali terdengar "sshh, sudah, kalian hanya anak kecil, bahkan kalian seharusnya tidak diperlakukan seperti ini. Maaf kakak belum sanggup menjaga kalian semua." ujarnya, lelaki kecil itu bernama Eren. Ia diculik oleh sepasang suami istri yang suka menyiksa anak kecil lalu diperlakukan seperti budak dengan seenaknya.

Ia menghela nafasnya, lalu berjalan keluar gubuk tua itu. Mendekati sumur dan menimba air perlahan, membuka bajunya dan membasuh luka dipunggungnya "Awshh..." ringisnya, ia kemudian beristirahat sebentar di dekat sumur itu. Namun baru saja ia memejamkan mata, suara ledakan diikuti dengan jeritan terdengar olehnya. Ia lantas berdiri

'Adik-adik!'

Jerit pikirannya, ia segera berlari namun saat dirinya hendak mendekati gubuk. Rasa terbakar nan perih menembus jantungnya, anak panah menancap manis di kiri dadanya. Sontak pandangannya buram, tubuhnya tumbang diatas tanah yang penuh dengan abu. Ia melihat seorang laki-laki bertubuh besar tertawa melihat kondisinya, sebelum akhirnya pandangannya menjadi gelap.

©©©©©

"What a poor child, diculik lalu dijadikan budak, dibunuh keji oleh para penjajah. Hidupmu sangat menyedihkan." lelaki berambut emas dan bermata hitam legam itu mengelus suar brunette milik Eren yang tertutupi abu dari rumah yang dibakar habis.

"Bahkan ketika kau sudah mati, aku masih dapat merasakan dendammu. Bagaimana jika kau jadi penerusku saja?" Ucapnya lagi, lalu dengan cepat ia merobek jantungnya. Mengubahnya menjadi bola biru kecil bercahaya dan memasukkan bola itu pada sang bocah lelaki yang tewas.

"Tenang, kau tidak akan merasakan sakit lagi, bahkan bagimu itu semua akan terasa menyenangkan. Lalu dirimu akan memiliki kekuatan yang hebat, untuk itu, buanglah sisi kemanusiaanmu dan keluarlah dari Mindscape. You'll be eternal, and you only have one warning...

Do not fall in love with human being or you'll turn into ashes ."

©©©©©

Eren's pov

Ya, itu adalah cerita hidupku. Seorang anak kecil yang diculik, diperbudak, lalu dengan naif nya aku mencoba melindungi anak-anak yang lebih kecil dariku. Tapi pada akhirnya mereka terbakar dalam gubuk dan aku sendiri terbunuh oleh anak panah, seorang iblis datang menemuiku hanya karena dendam yang aku simpan sangat besar. Aku kini tinggal di Underworld bersama iblis lainnya, berkelana melalui Mindscape untuk mencari manusia yang bisa aku manfaatkan lalu aku seret ke dalam neraka yang aku ciptakan.

Anehnya, saat musim dingin tiba, tepatnya tanggal 25 desember. Aku terpaku oleh aroma manis yang melewati indra penciumanku, padahal saat itu aku sedang berada di underworld . Aroma manis itu menggangguku jadi aku putuskan untuk mencari tau dari mana aroma manis itu datang, dan ternyata. Aroma itu datang dari seorang bayi laki-laki berambut hitam legam dengan kulit putih pucat dan bibir semerah darah, Levi, namanya Levi Ackerman. Seorang pangeran tunggal di kerajaan Maria

"Aku akan menunggumu dewasa sayang, setelah datang masa itu. Aku akan membuatmu berlutut dibawah kedua kakiku."

©©©©©

"Ah, sudah ingin pergi lagi hah? Padahal stok manusia di neraka yang kau buat sudah banyak. Tidakkah mereka cukup?" hades, dewa Underworld yang tidak aku sangka cukup banyak bicara juga. "Aku bukan iblis yang duduk manis di singgasana selamanya, aku tidak bisa menunggu arwah mendatangiku. Tapi aku akan menjemput mereka." jawabku

"Kau bukan malaikat maut, kau itu Dreamdemon. Pekerjaan kalian cukup berbeda." ocehnya lagi, sudah berapa ribu tahun aku bersama dewa yang dikenal menyeramkan ini?  "Aku multifungsi untuk hal ini." sebelum dia mengoceh lagi aku sudah membakar diriku sendiri dengan api biru milikku.

"Hiks, lepaskan aku paman!"

"Well well, isn't this is my little puppy?" Aku muncul lagi dihadapannya, manusia favoritku.

"Hiks.., menjauh! Jangan dekati aku-!"

Aku terus berjalan mendekatinya dengan santai, menatap lapar ke arahnya yang terus mengeluarkan aroma manis yang mencuci otakku. Aku akhirnya dapat menyentuhnya secara langsung, setelah 18 tahun menunggu rasanya sangat menyiksa. Padahal usiaku lebih dari 2000 tahun.

"Aku.. Ingin membantumu.." Aku menahan kedua tangannya di atas kepala, kaki kiriku berada diantara kedua kakinya. Menggesek sesuatu yang masih lemas dibawah sana "Aku bisa membantumu menyelesaikan aroma yang selama ini ada padamu." mencium pelan telinganya, ia bergeliat kecil dibawah kukunganku.

"B-bagaimana caranya..?" mata indahnya menatapku "Kau harus menjabat tanganku, aku akan membantumu, tapi sebagai gantinya kau harus menjadi budakku."

Dia tampak berfikir, aku menyentuh dadanya yang agak berisi. Meremasnya pelan "khh.. Henti-kan."

"Pilihanmu, ingin diperkosa oleh pamanmu sendiri lalu mengandung anaknya, Atau menjabat tanganku dan akan aku hilangkan aroma yang menyusahkan itu?"

Dia menggigit bibirnya, ia masih ragu

"Tick tock kid."  mataku mulai menyala, ketika dia mengangguk setuju aku langsung menyatukan bibir kami. Aku menarik rambut hitamnya agar mendongkak dan aku paksa setengah dari bola biru itu masuk ke dalam mulutnya, semakin aku menghisap bibirnya rasa manis semakin menyambutku. Aku menggendong tubuhnya melewati tembok perpustakaan menuju kamarnya, membantingkan kedua tubuh kami diatas kasur miliknya

"Ah.., apa yang kau lakukan??!" ia memberontak "not me babe, but you." ia nampak bingung, aku menjauh darinya dan menatapnya dari pinggir kasur. Nampak 'sesuatu' yang sudah aku masukkan kedalam tubuhnya itu bereaksi, ia menggeliat diatas kasur, peluh sebesar biji jagung mengalir di leher dan dahinya.

"Panash... Hhh, tolongh, ini.. M-menyakitkan."

"Berlutut kepadaku, dan puaskan aku, kau keracunan sayang, dan obatnya hanyalah cairan dari dalam tubuhku. Jika kau menolak, malaikat maut akan segera menjemputmu."





















Tbc






Enjoying the story ga? Duh maaf kalau aneh, aku second author, tapi aku berusaha buat nyamain tulisanku sama si pemilik cerita ini.

Gimana? Gereget ga? :(

Jangan lupa vote dan komen💜

MY BELOVED DREAMDEMON ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang