Siapa yang tak mengenal Bianca Razy di SMA Adiwijaya, gadis manis berambut lurus karena catokan, bermata jengkol, seragam serba ketat dan memiliki dua sahabat yang tak kalah terkenalnya. Sonya, gadis keturunan cina yang susah membaca huruf 'R' dan Indah si gadis bongsor yang berotak cerdas.
Di SMA Adiwijaya belum lengkap apabila tidak ada tukang rusuh, ada sekelompok anak kelas sebelas yang berisi tukang rusuh suka tawuran dan yang pasti sering bolos sekolah, memiliki bascamp di belakang gudang sekolah untuk merokok dengan kumpulan cowok-cowok nakal lainnya.
Ketuanya, Danu Rahmad, anak kelas Sebelas IPS 2 yang disegani oleh anak-anak dari kelas sepuluh sampai dua belas, jangan heran mengapa demikian semua itu karena Danu mudah bergaul dan bisa dipercaya siswa-siswi Adiwijaya sehingga anak-anak yang kenal dengan Danu akan memanggilnya dengan sebutan 'bos'
Namun, hubungan antara Bianca dan Danu dari awal sekolah emang selalu bertemu dengan cekcok.
Baru masuk di SMA Adiwijaya, Bianca telah dikenal oleh kalangan kakak kelas, dikotanya Bianca memiliki Squad city yang berisi gadis-gadis manja kaya raya, disana Bianca bertemu dengan remaja kalangan elite dari kelas satu SMP sampai tiga SMA, saat kelas delapan ia masuk dan dikenal banyak orang.
"Bisa hati-hati nggak lo!" Suara menguar di kantin sekolah, kantin yang tadinya berisik menjadi hening, semua tatapan mengarah kepada tiga gadis yang berpakaian mencolok dan tidak mematuhi peraturan sekolah.
Gadis yang dimaki Bianca berdiri lantas memberikan senyuman miring, "sorry, nggak sengaja." Ujarnya enteng.
Bianca melirik sepatunya yang basah karena ditumpahi gadis itu dengan jus jeruknya, susah payah ia menahan emosi agar tidak meledak dan bisa membuat gadis di depannya ini masuk rumah sakit.
"Orang punya mata juga tahu kalau lo itu sengaja! Cari lawan lo?" Bianca geram saat lagi-lagi senyuman miring meledek yang diberikan gadis di depannya.
"Gue udah bilang gue minta maaf, tinggal maafin aja kali." Gadis itu nyolot, Bianca yang geram langsung menarik rambut gadis tersebut membuat teriakan suporter yang datang tiba-tiba membela Bianca maupun gadis itu.
Terdengar gresak-grusuk dari arah belakang hingga teriakan keras yang berat terdengar, "BERHENTI!"
Bianca dan gadis itu melepaskan tarikan di rambut lawan, lalu menoleh ke sunber suara, cowok yang tadi berteriak berjalan mendekati gadis yang menyerang Bianca, "kamu gapapa, Rani?"
Bianca tersenyum tipis, jadi namanya Rani, lihatlah Rani sekarang ia bersikap seolah paling tersakiti, "sakit, Dan."
"Gue nggak habis pikir sama lo, selain sifat bar-bar lo itu lo ternyata juga tukang bullying ya?"
Kini Bianca yang tersenyum miring melihat sepasang kekasih itu, ia menatap Rani tajam, "tadi aja nantangin gue, udah datang pahlawan kesiangan pura-pura kicep, guys ayo pergi dari drama ini, gerah gue," Bianca berjalan diikuti Sonya dan Indah dari belakang.
"Dasar cewek murahan," emang pelan, namun Bianca mendengar jelas suara tersebut.
PARR!!!!
Semua yang berada di kantin shok bahkan ada yang bertepuk tangan saat tangan Bianca sampai di pipi Danu, "hati-hati mulut lo!" Lalu gadis itu bergegas pergi dari kantin
Kejadian itu tak akan pernah bisa Bianca lupakan, sejak saat itu Bianca memilih menjauhi apapun yang berbau Danu dan Rani.
***
"Udah setahun pedekate, belum juga pacaran nih bos?" Celetuk Arjuna, cowok bertubuh kerempeng yang telah berteman dengan Danu dari kelas satu SMA.
Danu sebenarnya juga bingung dengan perasaannya, hingga sekarang ia belum berani untuk menyatakan perasaannya kepada Rani, Danu menghembuskan asap rokoknya ke udara berbentuk huruf O, "tunggu aja." Balasnya singkat.
Rahul yang satu kelas dengan Danu dan telah mengenal Danu dari SMP menatap temannya yang terlihat tenang, "kemarin lo juga bilang gitu, bos. Perut gue udah minta jatah peje nih, betewe ya, kemarin Bianca ke salon Mommy, kalau di lihat-lihat tuh cewek kinclong banget loh bos, gamau coba?"
Danu memetikkan rokoknya lalu berdiri, "jangan bikin mood gue rusak, jangan bicarain dia lagi." Ujar Danu sarkas.
Lantas Rahul terkekeh, "mak gue bilang terlalu benci sama orang tu gabaik bos, ntar jatuh cinta dan jodoh."
"Besok gue tembak Rani." Setelah mengatakan itu Danu berdiri lalu pergi dari hadapan Arjuna, Rahul dan teman-temannya yang sedang merokok lainnya di belakang gedung.
***
Cerita baru lagi, silahkan hujat yang mau hujat saya terima dengan lapang hati.
Banyakin komen donggg
Vote juga boleh tuh, klik tombol bintang di pojok kiri bawah okeyyyy?😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Be with the King Bos
Teen FictionAdiwijaya terkenal dengan sekolah yang menampung siswa-siswi kaya, apa jadinya jika seorang Queen Be di Adiwijaya yang terkenal bermusuhan dengan King Bos Adiwijaya akhirnya berdamai dan pacaran? Bianca Razy, biasa dipanggil Bi oleh dua sahabat sepe...