Jika bicara tentang perempuan tidak akan ada habisnya, tentang perawatannya, tentang fishion nya, dan satu lagi yang paling penting yaitu gibah, perempuan ahlinya.
Jika perempuan tengah berkumpul pasti mereka tengah membuat dosa dengan membicarakan orang atau bahkan membicarakan tentang barang diskon di mall.
"Gue denger-denger si Rani besok mau di tembak sama Danu di lapangan." Seperti inilah awal gibah, dan akan berjalan terus seperti air mengalir tanpa jeda.
Bianca dan Sonya melirik sebentar ke arah Indah, gadis itu tengah bermain ponsel dengan satu kaki terlipat diatas satu kaki lainnya.
Sebenarnya Bianca sangat enggan ikut campur dalam gibah kali ini karena melibatkan Danu dan Rani, orang yang paling memuakkan.
Beda dengan Bianca, Sonya malah mendekati Indah dan duduk di sebelah gadis itu, "dapet lambe dari mana lo?"
Indah sambil menyecroll timelinenya berujar, "nggak sengaja denger gosip di toilet tadi, yang gosip itu si Merry, anak kelas ips tiga."
"What?!" Teriakan melengking itu membuat Sonya dan Bianca terkejut, berbeda dengan Indah yang malah membaca dengan rinci tulisan yang terpampang di layar ponselnya, karena penasaran akhirnya Bianca dan Indah mendekat ikut membaca tulisan yang tertera disana.
Bianca merebut paksa ponsel Indah lalu gadis itu berdiri, "gue minjem ponsel lo."
Bianca berjalan dengan jantung berdebar kencang diikuti Sonya dan Indah dari belakang, tentu mereka takut jika Bianca akan mengamuk dan masuk BK lagi seperti biasanya.
"Lo!" Bianca menunjuk wajah Rani membuat suasana kelas yang tadinya ricuh kini tenang dan menyorot ke arah tempat duduk Rani, bukan pertanyaan lagi jika Bianca dan Rani itu tidak pernah baikan.
Rani hanya melirik Bianca sedetik lalu kembali mengerjakan tugasnya dengan santai, "apa maksud lo ngetweet kayak gini?! Kalau nggak suka sama gue temuin gue anjing! Bukannya malah ngoar sana sini!" Bentak Bianca.
Rani tertegun, mencoba membiasakan raut wajahnya yang tadi menegang, "mkasud lo?"
Bianca tak tahan lagi, ia menarik kerah kemeja Rani lalu mendorongnya ke dinding, Rani hampir saja berteriak kencang, sedangkan teman sekelasnya memandang itu dengan tragis.
"Sok nggak tahu lo! Gue bangga jadi jahat tapi kelihatan jahat dari pada brengsek dan kurang ajar tapi kelihatan baik, sampah!" Di kalimat terakhirnya Bianca melepas genggamannya di kerah seragam Rani membuat Rani jatuh ke lantai.
Bianca jongkok di hadapan Rani, menarik paksa dagu gadis itu agar melihat ke arahnya.
"Bi, udah, ayo balik ke kelas."
"Tunggu, Soy. Gue belum puas." Bianca kembali menatap Rani yang ketakutan, "jangan cari masalah sama gue! Lo tahu konsekuensinya, kali ini gue maafin, lain kali gue patah-patahin tulang lo."
Setelah mengatakan itu, Bianca bangkit dan berjalan diiringi Sonya dan Indah, ia melihat jelas Danu baru datang dengan ngos-ngosan menatap Bianca tajam. Dasar pahlawan kesiangan, Bianca balas menatap Danu lekat sebelum benar-benar pergi.
"Tolong jaga mulut sama jempol cewek lo! Sebelum gue yang ngajarin!"
***
Rani
Di sekolah gue ada satu familia yang diketuai sama cewek brengsek, sok cantik dan sempat dibilang murahan sama pentolan sekolah. Eh, sekarang kicut nggak menguar lagi udah setahun gue itung-itung, kasihan ya yang dibilang murahan
HahaDanu tak menyangka jika yang menulis begitu adalah Rani, gadis yang sangat-sangat ia sayangi, ia yakin ponsel Rani di bajak. Rani itu gadis manis dan manja yang perkataan nya selalu dijaga, lagian masalah Danu mengatakan Bianca murahan itu sudah larut, mengapa juga Rani mengungkitnya? Bukan Rani banget.
Danu dibutakan oleh cintanya kepada Rani, bahkan saat Rani salah sekalipun ia tak marah dan malah menenangkan Rani yang sepertinya terkejut dengan aksi Bianca tadi.
"Bos, nanti malam ikut pergi?" Tanya Rahul.
Danu masih bingung, tadi Raysa gadis yang termasuk dalam kalangan siswi berekonomi menengah ke atas memberinya undangan ulang tahun, Danu juga melihat jika Raysa mengundang hampir seluruh siswa-siswi Adiwijaya, "nggak tahu deh, lo pada ikut?"
Rahul dan Arjuna mengangguk, "ikut dong. Disana itu surga dunia, bisa gebet cewek, ada dije dan yang penting ada minuman panas bos, gratis ini."
"Yang gratis aja cepet lo." Todong Rahul kepada Arjuna yang dibalas Arjuna dengan cengiran. Minuman panas yang dimaksud disini adalah minuman keras sekelas vodca, winne, bir dan minuman yang biasa disediakan club malam.
"Ikut aja deh bos, ajakin Rani."
Danu berpikir sebentar sebelum mengangguk, tidak ada ruginya juga pikir cowok itu.
***
0"Selamat ulang tahun, kak. Semuanya buat lo deh doa terbaik dari gue." Ujar Bianca bercipika-cipiki dengan Raysa.
"Makasih, Bi. Gue kira lo gabakalan datang." Balas gadis manis yang berumur 17 tahun di hari ini. Jangan heran kenapa Bianca dan Raysa bisa seakrab ini, selain mereka sama-sama masuk grup Squad City, mereka juga memiliki hobby yang sama yaitu belanja dan berdandan. Tak jarang Bianca meminta rekomendasi salon atau spa kepada Raysa.
"Masak yang udah gue anggap kakak kandung gue sendiri undangan nya gue kacangin. Cantik banget sih kak." Bianca tam berbohong, Raysa terlihat cantik dengan gaun berwarna peach dan mahkota di rambutnya.
Raysa terkekeg, "percuma cantik kalau nggak punya pacar, eh itu Danu bukan? Sama siapa tuh?"
Lantas Bianca mengikuti arah pandang Raysa, matanya bertemu dengan mata Danu dalam satu garis lurus namun menyiratkan kebencian yang sangat dalam. "Itu dia yang gue ceritain ke elo semalem, kak."
Raysa mengangguk mengerti lalu tak terasa Danu dan Rani sampai di sebelah Bianca, tepatnya di hadapan Raysa, bisa Bianca lihat Rani memeluk erat lengan Danu.
"Selamat ulang tahun, kak." Ujar Danu lalu memeluk Raysa sedikit dengan lengan yang masik setia di peluk Rani.
"Makasih, bawa pacar nih Dan?" Goda Raysa dengan senyuman yang mengembang.
"Nggak kak, masih calon."
"Ooh, semoga cepetan deh Dan, eh iya gue Raysa."
"Rani, kak." Danu sempat melirik Bianca sebentar sebelum ia pergi ke teman-temannya, Bianca bergidik ngeri melihat itu, sampai kapan pun ia akan tetap mengibarkan bendera perang dengan Rani dan Danu.
"Kelihatannya kayak anak baik gitu, Bi." Ujar Raysa membuat Bianca terkekeh pelan.
"Awalnya kayak gitu, kakak lihat aja deh nanti nya. Gue gabung sama Indah Sonya dulu, bye kak." Pamit Bianca.
Raysa mengangguk, "okeyy Bi."
***
Nulis ini butuh perjuangan keras jadi gue minta tolong banget buat pasrtisipasi ngasih vote buat cerita gue, kita imbang, lo nolong gue dan gue nyajiin cerita buat lo.
Gur juga butuh semangat dengan komenan kalian, please guysss kasi saran atau kritikan, bakal gue bales atu atu
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Be with the King Bos
Teen FictionAdiwijaya terkenal dengan sekolah yang menampung siswa-siswi kaya, apa jadinya jika seorang Queen Be di Adiwijaya yang terkenal bermusuhan dengan King Bos Adiwijaya akhirnya berdamai dan pacaran? Bianca Razy, biasa dipanggil Bi oleh dua sahabat sepe...