Part 2: PERUBAHAN

7 4 0
                                    

Alana gadis berusia 5 tahun harus mengalami trauma yang sangat berat, seperti pria dewasa, senjata api, ketinggian, pesawat, teriakan, darah dan petir.

Setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari, Alana selalu merasa ketakutan. Tetapi Darren tidak pernah peduli dengan keadaan Alana, bahkan dia jarang sekali untuk pulang kerumahnya.
Gadis kecil itu selalu sendirian tidak tahu dia harus apa, tapi Alana memiliki banyak pertanyaan dalam benaknya.
Barang apa yang mereka cari?
Apa hubungan mereka dengan ibunya?
Kenapa mereka bisa mengenali ibunya? Pikir Alana.

Alana tidak tahu dia harus mangadu kesiapa jika sekarang dia membutuhkan perlindungan. Tetapi Alana tidak mempunyai teman, keluarga bahkan ayahnya tidak pernah menganggapnya ada.
Seperti saat ini.

Darren memutuskan untuk pulang kerumahnya karena ada berkas penting yang harus ia ambil. Alana sangat bahagia ketika mendengar jika hari ini ayahnya pulang, setelah 3 minggu ayahnya tidak pulang.

"Papa....sarapan bareng sama Alana yuk" Ajak Alana kepada Darren.

"........."

"Papa mau pergi kemana lagi? Papakan baru pulang" tanya Alana kepada Darren, karena Alana merasa heran kepada ayahnya itu, baru saja datang kerumah sudah mau pergi lagi.

"DIAMM KAU....JANGAN PANGGIL AKU PAPA!!! AKU BUKAN AYAHMU" bentak Darren, yang membuat seluruh tubuh Alana bergetar hebat dan setetes air matapun jatuh dipipi Alana.
Darren langsung meninggalkan rumahnya setelah selesai mengambil berkas yang ia butuhkan.
Sedangkan Alana? Alana bersembunyi dibawah meja sambil memeluk dirinya sendiri, Alana sangat ketakutan dan ia tidak tahu harus apa.
Darren tidak tahu jika saat ini Alana sangat membutuhkan sesosok ayah. Alana selalu berharap jika ini semua hanya mimpi, Alana ingin bangun dari mimpi buruk ini. Alana ingin senyumnya kembali dan tangisnya menghilang, Alana ingin seperti anak-anak lainnya yang hidup dengan kasih sayang orang tua mereka.

5 tahun kemudian....

Alana menjalani kehidupannya dengan dikelilingi rasa takut dan kesendiriannya, Alana tidak tahu untuk apa dia bernafas?, apa artinya dia hidup?, dan apa tujuannya untuk tetap hidup?. Tetapi Alana tetap bertahan dalam menjalani kehidupannya yang seperti neraka ini.

Alana menjalani sekolah menengah pertamannya dengan penuh tekanan, Kenapa? Karena Alana tak memiliki satupun teman, dan setiap Alana ingin berbaur dengan mereka, mereka pasti menghindar atau memberi tatapan aneh kepada Alana.
Alana jadi takut untuk berbaur dengan mereka. Akhirnya Alana pun menjauhi mereka.

Alana mencoba berfikir, untuk apa dia selalu merasa takut. Ibunya pernah berkata kepadanya jika Ketakutan adalah nama lain dari kekalahan. Alana benci kalah, tapi bagaimana caranya supaya Alana bisa melawan rasa takutnya.

"Kenapa aku harus selalu takut?"

"Kenapa aku harus kalah dengan kehidupan ini?"
Tanya Alana kepada dirinya sendiri.

Alana pun memutuskan untuk menghadapi rasa takutnya dengan menjadikan HAL-HAL YANG DIA TAKUTI MENJADI HAL-HAL YANG DIA SUKAI.

Alana pun memulainya dengan hal yang dasar, seperti dia mengikuti ekskul karate disekolahnya.
Awalnya memang sangat sulit bagi Alana untuk melakukannya, tapi karena banyaknya latihan tanpa ada pantang menyerah, perlahan-lahan Alana bisa menghadapinya.

Berhari-hari Alana menjalani kehidupannya dengan semangat, untuk melawan rasa takutnya. Walaupun perlahan-lahan Alana bisa menghadapi ketakutannya, tetapi Alana tidak pernah memiliki teman. Alana selalu sendiri, walau dalam hatinya Alana ingin sekali memiliki teman. Tapi adakah yang ingin berteman dengan seorang gadis yang memiliki sebutan "ANEH" dari teman-teman sekolahnya.

DIVERGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang