satu

2.7K 156 76
                                    

"PAPAH, HYUNJIN NYOLONG KOLOR PINKNYA YEJI!"

"GAK PAH, BOONG TUH YEJI!"

"KAKAK DIEMMM!"

Inilah suasana setiap pagi di keluarga Hwang, ribut terus apalagi si cantik galak Yeji dengan si tengil Hyunjin.

Kali ini, Yeji kehilangan celana pendek warna pink miliknya dan diduga oknum Hyunjin yang semalem tercyduk Yeji masuk ke kamar cewek itu lalu kabur dan mengunci kamar Hyunjin sendiri dari dalam.

Otomatis kan kesel, mana itu celana kesayangan Yeji lagi. Lagian faedahnya Hyunjin ambil celana pinknya itu buat apa coba.

"Ngaku gak lo?!" seru Yeji sambil menarik tanktop Hyunjin.

"Apaan sih, njir. Buktinya apa gue nyolong?" tanya Hyunjin masih santai-santai saja.

"Lo ngapain semalem masuk ke kamar gue?"

"Ambil bekas upil gue yang ketinggalan."

"Jorok bener njir," Ini Yunseong yang ngomong ya. Dia lagi makan oatmeal malah jadi gak selera lagi.

"NGAPAIN SIH UPIL LO TRANSMIGRASI KE KAMAR GUE?!" sewot Yeji, inilah kenapa seharusnya Hyunjin dulu diberikan ASI bukan susu L-Men.

Sebagai kepala keluarga, Hwang Minhyun yang sedang membaca koran sambil memainkan kumis tipisnya merasa ingin resign aja jadi bapaknya mereka. Ia masa harus konsul dokter THT terus gegara suara Yeji yang kalau marah, nadanya bisa naik 15 oktaf.

Mana Hyunjin juga sukanya jajan mulu habisin kartu ATM dia, sama si bontot kembaran mereka Yunseong kalau diajak ngomong rasanya Minhyun lagi ngomong sama triplek. DATAR ANJIR.

"Diem napa, Papah pusing nih. Nanti kalau papah mati muda gimana?" kata Minhyun berusaha menenangkan.

"Papa udah tua, gak usah sok-sok an ngerasa muda," timpal Yunseong.

Anjir, menohoq.

"Ya, mati tinggal mati aja Pah. Tapi tolong warisan buat Hyunjin dibanyakin ya, hehehe," balas Hyunjin. "Andai aja aku punya Papah kek Jeff Bezos, nikmat sekali hidupku."

Kurang ajar. Minhyun langsung ambil tas Hyunjin yang ada di depannya persis, ambil kunci kotor sama ATM pribadi miliknya. Tersisa hanya duit lima ribu aja di dalem dompet tuh anak beserta kartu-kartu lain.

Hyunjin melotot. "Pah! Kok diambil sih?"

"Hukuman karena kamu durhaka sama Papah," kata Minhyun.

"HAHAHAHAHAHA RASAIN BANGSAT!" Yeji ketawa puas.

"Ji, ngomongnya!" tegur Minhyun.

"Maaf, Pah," kata Yeji tapi masih nahan tawa meledek kepada Hyunjin.

Dan seperti biasa, orang yang selalu menyaksikan adegan ini dengan tenang, khikmad, datar, flat dan tanpa berkomentar adalah Hwang Lempeng Yunseong.

Itu panggilan dari Minhyun sendiri btw. Soalnya dia bingung pas mendiang istrinya hamil kembar tiga, dia makan apa sih sampai kebentuk salah satunya Yunseong ini. Jangan-jangan salah satu bibitnya ini punya sifat lempeng daripada yang lain dan akhirnya kebentuk deh si Yunseong.

Soalnya silsilah keluarganya gak ada selempeng anak ketiganya ini. Masa mau bilang Yunseong bukan anaknya nanti dikira jadi bapak yang durhaka :(

"Pah, nikah napa. Jomblo terus," kata Hyunjin blak-blakan walaupun masih kesel kartu ATM nya diambil.

Minhyun lagi makan ayam jadi keselek. Ini kesambet apa anaknya minta dia nikah lagi? Kesurupan setan halu di perempatan jalan? G.

"Ck, jomblo ngomongin jomblo, ngaca dulu mblo," balas Minhyun.

hei, Hwang Family!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang