Tahun 2009 Akhir

26.2K 793 6
                                    

Semua anak angkatan 2005/2006 sudah hampir merampungkan persyaratan untuk mengikuti KKN yang di lakukan dibeberapa desa sebagai syarat lanjutan untuk tugas skripsi.

dari semua wajah antusias itu di kampus, terlihat satu orang tampak menyendiri.

Widya, begitu anak-anak lain memanggilnya

ia tampak begitu gugup, menyepi, menyendiri, sampai panggilan telepon itu membuyarkan lamunanya.

"aku wes oleh nggon KKN 'e" (aku sudah dapat tempat untuk KKN) kata di ujung telpon.

wajah muram itu, berubah menjadi senyuman penuh harap.

"nang ndi?" (dimana?)

"nang kota B, gok deso kabupaten K***li** , akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN" (di kota B, disebuah desa di kabupaten K*******, banyak proker untuk di kerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita)

saat itu juga, Widya segera mengajukan proposal KKN

semua persyaratan sudah terpenuhi, kecuali kelengkapan anggota dalam setiap kelompok minimal harus melibatkan 2 fakultas berbeda pun dengan anggota minimal 6 orang.

"tenang" kata Ayu, perempuan yang tempo hari memberi kabar tempat KKN yang ia observasi bersama abangnya.

benar saja, tidak beberapa lama, muncul Bima dengan Nur, ia menyampaikan, kelengkapan anggota 6 orang yang melibatkan 2 fakultas sudah di setujui.

"sopo sing gabung Nur?" (siapa yang sudah gabung Nur?) tanya Ayu,

"temenku. kating, 2 angkatan di atas kita, satunya lagi, temanya"

lega sudah. batin Widya.

surat keputusan KKN sudah disetujui semuanya, terdiri dari 2 fakultas dengan proker kelompok dan individu, untuk pengabdian di masyarakat yang akan di adakan kurang lebih sekitar 6 minggu.

hanya tinggal menunggu, pembekalan sebelum keberangkatan.

jauh hari sebelum malam pembekalan, Widya berpamitan kepada orangtuanya tentang progress KKN yang wajib ia tempuh, keika orangtua Widya bertanya kemana Projek KKN mereka, terlihat wajah tidak suka dari raut ibunya.

"gak onok nggon liyo, lapo kudu gok Kota B," (apa gak ada tempat lain, kenapa harus kota B) wajah ibunya menegang. "nggok kunu nggone Alas tok, ra umum di nggoni gawe menungso" (disana tempatnya bukanya hutan semua, tidak bagus ditinggali oleh manusia)

namun setelah Widya menejelaskan, bahwa sebelumnya sudah dilakukan observasi.

wajah ibunya melunak.

"Perasaane ibuk gak enak, opo gak isok di undur setahun maneh" (perasaan ibu gak enak, apa tidak bisa di undur satu tahun lagi)

Widya enggan melakukanya, maka, meski berat, kedua orangtuanya pun terpaksa menyetujuinya.

KKN DI DESA PENARI (Versi Widya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang