Keganjilan Pada Widya

8.8K 425 0
                                    

Malam semua anak sudah berkumpul, Nur ada di kamar, dia sedang sholat.

Widya di ruang tengah sendirian, sedangkan Ayu, Wahyu dan Anton ngobrol di teras rumah, Bima, ada pertemuan dengan pak Prabu.

sebelum, suara kidung terdengar lagi, suaranya dari arah pawon. (dapur)

untuk mencapai pawon, Widya melewati kamar, disana Nur sedang bersujud, semakin lama, suaranya semakin terdengar dengan jelas.

Pawon rumah ini hanya di tutup dengan tirai, saat Widya menyibak tirai, ia melihat Nur, sedang meneguk air dari kendi, lengkap dengan mukenanya.

Widya mematung, diam, lama sekali, sampe Nur yang meneguk dari kendi melihatnya.

mata mereka saling memandang satu sama lain.

"Lapo Wid" (kenapa Wid?) tanya Nur.

Widya masih diam, Nur pun mendekati Widya, sontak Widya langsung lari, dan melihat isi kamar, disana, tidak ada Nur

"onok opo toh asline" (ada apa tah sebenarnya) tanya Nur yang sekarang di samping Widya, ia memegang bahu Widya. dingin. tangan Widya masih gemetaran, sampai semua anak melihat mereka kemudian mendekatinya.

"lapo kok rame'ne" (kenapa kok rame sekali) tegur Ayu.

"gak eroh, cah iki ket maeng di jak ngomong ra njawab-njawab" (gak tau, anak ini di tanya daritadi gak jawab-jawab)

"lapo Wid?" Wahyu mendekati

"tanganmu kok gemeteran ngene, onok opo sih" (tanganmu kenapa gemetaran begini, ada apa sih?) tanya Anton.

"Nur, jupukno ngombe kunu loh, kok tambah meneng ae" (Nur ambilkan air gitu loh, kok malah diam saja) tegur Anton,

Nur kembali dengan teko kendi yang tadi, dia memberikanya pada Widya, dan Widya kemudian meneguknya, lalu, tiba-tiba Widya diam lagi, membuat semua orang bingung

tangan kiri Widya masih memegang teko, sedangkan tangan kananya, terangkat lalu masuk ke dalam mulut, disana, Widya berusaha mengambil sesuatu, ada 2 sampai 3 helai rambut hitam, panjang, dan itu keluar dari dalam mulut Widya.

semua yang menyaksikanya, beringsut mundur. kaget.

begitu penutup tekonya di buka, di dalamnya, ada segumpal rambut, benar-benar segumpal rambut dengan air di dalamnya.

Nur yang melihatnya langsung bereaksi. "aku mau yo ngombe teko kunu, gak eroh aku onok barang ngunu'ne" (tadi aku juga minum dari situ, gak tau ada begituanya)

Widya muntah sejadi-jadinya, saat keadaan tegang seperti itu, Anton tiba-tiba mengatakan "awakmu di incer yo Wid, jare mbahku, nek onok rambut gak koro metu, iku biasane nek gak di santet yo di incer demit"

(kamu di incar ya Wid, kata mbahku, kalau tiba2 muncul rambut)

(itu biasanya kalau gak di santet ya di incar makhluk halus)

Nur, kemudian mengatakanya

"Wid, opo penari iku jek ngetuti awakmu, soale ket wingi aku wes ra ndelok gok mburimu maneh"(Wid, apa penari itu masih ngikutin kamu, soalnya dari kemarin aku belum lihat dia di belakangmu)

KKN DI DESA PENARI (Versi Widya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang