Fans 19

1K 66 13
                                    

Air langit turun begitu derasnya saat jam istirahat. Para siswa siswi hanya bisa berdiam di kelas. Berbeda dengan sisiwa lain, Almira berdiri termenung di koridor melihat air hujan yang turun. Ia mendongak ke atas,  terlihat awan berwarna abu menutupi langit biru dan matahari.

Bibirnya sedikit tertarik keatas membentuk senyuman kecil di wajahnya. Tangannya terulur mengadah air hujan. Ternyata hujan bisa mambuat hatinya sedikit tenang. Tak lama suara bariton memecah lamunannya.

"Lagi apa?" Almira menoleh ke arah suara itu. Terlihat Arkan yang tersenyum manis ke arahnya. Almira kembali menatap hujan. Arkan berjalan kearah Almira dan berdiri di dekatnya. Ia melakukan hal yang sama dengan Almira, menatap hujan.

"Ditanya kok diem aja." Arkan menoleh, melihat wajah cantik Almira dari samping.

"Nggak ngapa-ngapain." Balasnya singkat. Masih terlihat jelas wajah murung dan sorot sedih di matanya. Kejadian yang bisa disebut penculikan itu membuat Almira trauma.

"Lo suka hujan ya?" Tanya Arkan. Ia harus membuat Almira kembali ceria lagi, sebelum tiba hari nanti.

"Suka."

"Suka aja apa suka banget?"

"Suka banget."

"Kok lo cuek gitu sih, gak asik tau."

"Nggak kok, biasa aja."

Setelah obrolan singkat itu suasana menjadi hening. Arkan bingung ingin mencari topik apa untuk pembicaraan mereka. Ia melirik Almira yang masih saja mengadahkan tangannya pada hujan. Ide pun mulai muncul di kepalanya.

"Main hujan yuk!" Ajak Arkan. Almira langsung menoleh ke arahnya dengan alis berkerut.

"Nggak ah! Nanti seragamnya basah! Aku nggak mau dimarahin guru." Tolak Almira.

"Ck! Gak papa. Ayo!" Arkan menarik tangan Almira untuk berlari ke tengah lapangan. Dalam sekejap baju seragam mereka sudah basah kuyup.

"Woohoo!!" Teriak Arkan. Almira ingin kembali berteduh, tapi tangannya dicekal oleh Arkan.

"Mau kemana? Disini aja. Kita main." Ucap Arkan sedikit berteriak.

"Nggak mau! Nanti dimarahin guru!" Balas Almira. Arkan tidak peduli. Lelaki itu malah menggenggam kedua tangan Almira.

"Lo tau gak kalo gue hujan-hujan gini sukanya ngapain?" Tanya Arkan dengan wajah sumringah. Sedangkan Almira masih memasang wajah kesalnya.

"Nggak tau dan gak mau tau!" Jawab Almira kesal. Arkan terkekeh mendengar jawaban Almira. Menurutnya, wajah kesal Almira sangat lucu.

"Lo harus tau! Dan gue itu sukanya..." Arkan mengayun-ayunkan tangan Almira yang ia genggam. Tak lama terciptalah tarian abstrak yang dibuatnya. Mereka menari-nari di tengah hujan yang deras.

Tawa Almira terdengar indah di telinga Arkan. Wajah yang tadi murung kini kembali ceria. Ini yang Arkan inginkan. Bohong jika Arkan menyukai tarian di bawah hujan. Ia saja sangat tidak menyukai hujan. Karena setiap selesai kehujanan tubuhnya langsung demam.

Tapi kali ini, ia membiarkan tubuhnya diguyur hujan. Ia tidak peduli jika akan demam. Yang terpenting Almira bisa kembali ceria. Terkadang cinta bisa membuat seseorang menyukai hal yang tidak disukainya.

"Hahaha! Udah kak! Aku capek nih. Udah mulai dingin juga. Kita teduh yuk!" Ajak Almira.

"Yaudah ayo!" Setuju Arkan. Ia sebenarnya juga sudah kedinginan sejak tadi. Tapi Arkan tidak ingin mengacaukan kesenangan Almira.

Mereka sudah berteduh di koridor. Kedua tangan mereka sama-sama mengusap lengannya sendiri. Udara dingin berhembus menusuk tubuh mereka. Arkan teringat jika pagi tadi kelasnya dan kelas Almira ada jam olahraga. Ia berinisiatif mengajak Almira ganti baju.

"Oh iya, kita ganti baju olahraga aja. Lo taruh dimana baju lo?" Tanya Arkan.

"Di loker."

"Yaudah yuk ganti, kebetulan baju gue juga di loker."

Arkan menggandeng tangan Almira menuju lorong tempat loker para siswa. Almira hanya menyunggingkan senyum manisnya. Arkan sudah berubah. Tidak lagi dingin dan cuek. Perkataannya juga lembut.

Perasaannya semakin menjadi dan membuncah. Tapi apakah Arkan memiliki perasaan yang sama dengannya? Walaupun sikap peduli dan perhatian Arkan ditujukan padanya belum tentu juga Arkan memiliki rasa yang sama.

"Hey! Nglamun aja." Ucap Arkan menepuk pundak Almira. Almira tersadar dari lamunan singkatnya.

"Hehe, maaf Kak. Yaudah aku mau ganti dulu ya Kak, dingin banget."

"Iya, sana buruan." Almira meninggalkan Arkan dan menuju ruang ganti. Arkan menatap kepergian Almira dengan senyum tulusnya. Arkan segera mengambil bajunya dan ganti baju di ruang ganti.

Setelah beberapa menit, mereka sudah keluar dari ruang ganti.

"Mau kemana habis ini?" Tanya Arkan. Almira tampak berfikir.

"Kalo masuk kelas, nggak mungkin, pelajaran udah dimulai dari tadi."

"Kita ke kantin aja yuk! Butuh minuman hangat gue." Ajak Arkan. Almira tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Sesampainya di kantin mereka memesan dua gelas teh hangat juga dua mangkok bakso. Setelah pesanan mereka tiba, mereka segera menyantapnya. Tiba-tiba Almira terlintas pertanyaan yang mengganjal di hati dan pikirannya.

"Kak?" Panggil Almira. Arkan yang sedang menyantap makanannya berhenti sejenak dan menatap Almira.

"Kan sebentar lagi Kakak mau ujian..."

"Ya terus?"

"Kakak mau lanjut dimana?"

Arkan menghentikan kunyahannya. Ia berfikir, apakah ia harus berkata jujur dengan Almira?

"Kok diem aja kak?" Arkan langsung tersadar dari lamunannya.

"Emm gue mau lanjut di sini aja." Jawabnya sedikit terbata. Almira merasa kurang puas dengan jawaban Arkan.

"Beneran? Di universitas mana?"

"Nggak tau. Pokoknya sekitar sini aja." Jawab Arkan dengan mantap. Almira menganggukan kepalanya.

"Kenapa nanya itu?"

"Nggak papa sih Kak, cuma pengen tau aja."

"Yakin? Bukan karena lo takut gue tinggal jauh ya?" Ucap Arkan dengan senyum menggoda. Almira hanya menahan senyumnya. Pipinya memanas.

"Ih! Pede banget sih Kak! Nggak lah." Sanggah Almira.

"Jujur aja kenapa sih. Gue juga seneng kok kalo lo bener-bener takut gue tinggal jauh."

"Nggak ih! Udahlah aku mau makan dulu, keburu dingin nih!"

"Iya deh iya."

Dalam hati Arkan merasa berat berkata jujur dengan Almira. Ia hanya tidak ingin Almira bersedih hati. Hubungannya dengan Almira saja belum jelas. Huh!

Arkan hanya berharap, saat tiba waktunya nanti, tidak akan ada kesedihan di wajah Almira.

———————
Bersambung...

Aku kembali nih🤗 gimana sama part ini? Kalo menurut aku ini tuh gaje banget, kurang baper, juga monoton😣

Jangan lupa vote dan komen yaa

FANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang