Daniel masih berdiri menatap jalanan dibawahnya yang ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Pikirannya kacau, pertemuannya dengan Aldric beberapa hari yang lalu membuatnya tidak bisa berfikir dan bekerja dengan tenang. Aldric adalah temannya semasa kuliah dulu yang kini menjadi dokter. Bukan pertemuannya dengan Aldric yang membuat dia tidak tenang dan gelisah seperti sekarang, tapi perkataan perkataan Aldriclah yang mengganggu pikirannya saat ini. Aldric memberi tahu bahwa Daniella memiliki anak yang mirip dirinya. Daniella adalah mantan kekasihnya sebelum dirinya menikahi michaella, sahabatnya dari kecil. Saat itu dirinya menikahi michaella karena sahabatnya itu hamil diluar nikah dan lelaki yang menghamilinya tidak mau tanggung jawab. Merasa iba dengan nasib sahabatnya dirinya memutuskan untuk membantu Michaella dan memutuskan hubungannya dengan Daniella padahal gadis itu sudah menyerahkan kehormatannya padanya. Ia tidak menyangka hal yang dilakukannya sekali itu membuat Daniella hamil, apalagi setelah itu Daniella pergi dan tidak ada khabar sama sekali. Bahkan saat pernikahannya dengan michaellapun mantan kekasihnya itu tidak datang. Daniel mengacak rambutnya dengan frustasi. Ia bertekad menemui Daniella dan bertanya tentang kebenaran berita yang dibawa Aldric. Sayangnya dia menemui jalan buntu. Hari yang sama saat aldric menceritakan tentang Daniella gadis itu pergi dari rumah yang ditinggalinya selama ini. Rumah kontrakannya kosong dan Daniella telah keluar dari pekerjaannya. Daniel memejamkan matanya, merasa miris memikirkan Daniella yang berjuang seorang diri menghidupi anaknya. Kenyataan bahwa dirinya memiliki anak kandung membuatnya bahagia, tapi sekaligus sedih karena dirinya tidak bisa melihat pertumbuhan anak nya. Mungkin yang Aldric katakan saat itu benar, dirinya orang yang bodoh, menelantarkan anak sendiri tapi justru merawat anak orang lain. Setetes air mata mengalir di pipinya mengingat betapa sulitnya hidup Daniella bersama putranya, sementara dirinya dan michaella hidup bermewah-mewah. Daniel mengusap air mata dipipinya dengan kasar ketika ponselnya berbunyi. Aldric mengiriminya pesan.
Daniella ada ditempatku, datanglah kesini secepat kau bisa. Aku akan berusaha menahannya.
Tanpa memperdulikan apapun lagi Daniel menyambar kunci mobilnya dan bergegas menuju ketempat aldric. Daniel menyetir dengan kesetanan, mengabaikan beberapa rambu lalu lintas agar segera sampai ditempat Aldric. Ia bergegas menuju keruangan Aldric hingga melupakan kunci mobilnya yang masih berada ditempatnya. Pikirannya saat ini hanya satu, bertemu Daniella dan meminta penjelasan darinya. Kenapa Daniella tidak menghubunginya saat tahu dirinya hamil, kenapa Daniella justru menghilang dari kehidupannya dan tidak meminta pertanggungjawabannya. Daniel berlari menuju ruangan aldric dan membuka kasar pintu ruangan Aldric. Disana dia melihat seorang anak lelaki yang benar-benar terlihat seperti dirinya dimasa muda. Mata Daniel berkaca-kaca, dadanya terasa sesak, dan lidahnya kelu. Aldric tidak bohong, anak itu benar-benar mirip dengannya. Perlahan Daniel mendekati anak itu, tapi respon yang didapat anak itu mundur menjauhinya dan bergerak menuju seseorang yang selama ini masih mengisi salah satu ruang dihatinya. Daniella. Wanita itu berdiri dihadapannya dengan kaku, sementara itu Aldric berdiri dibelakang mereka. Anak yang mirip dirinya itu beringsut dibalik tubuh kecil daniellanya. Keempat orang itu terpaku ditempatnya masing-masing.
"Daniel, kau sudah datang." Aldric mencairkan suasana. Daniella menoleh kearah Aldric dengan tatapan mata penuh kekecewaan.
"Aku percaya padamu, tapi kau mengkhianatiku " nada suara Daniella bergetar saat mengatakan kalimat itu pada Aldric. Tanpa menghiraukan keberadaan Daniel, Daniella segera menarik tangan anak lelakinya meninggalkan ruangan Aldric. Daniel yang masih terpaku karena kepergian Daniella segera tersadar saat gadis itu sudah tidak ada lagi dihadapannya.
"Ella!" Daniel berteriak memanggil sembari berlari menyusul Daniella yang segera memasuki lift dan buru-buru menutupnya.
"Sial!" Daniel mengumpat. Ia melihat tujuan lift Daniella dan bergegas turun melalui pintu darurat. Sayangnya Daniel kembali kehilangan jejak daniella. Ia bahkan mencari keseluruhan area rumah sakit dibantu oleh Aldric dan sekali lagi Daniella menghilang dari hidupnya.