Diriku bukanlah Diriku

933 106 14
                                    

    Namaku Jeong Yunho aku lahir dari keluarga yang sederhana, makan pun harus berusaha. Aku beruntung bisa sekolah di School of Performance Arts (SOPA) kelas termewah yang masuk dalam urutan ke-10.
Ibuku selalu berpesan agar jangan pernah iri dengan yang dimiliki orang lain begitu selalu kata Ibu.

“Yunho, kamu jangan pernah datang ke toko orang di dekat gang kecil itu. Dia adalah pembunuh,” kata Ibu suatu hari.

“Ah, Ibu masa sih. Yang benar aja kata temanku Wooyoung dia orang baik-baik kok, Bu. Kata siapa dia pembunuh?” kataku antusias.

    

     Suatu hari aku pergi ke toko itu karena penasaran, Paman itu basa-basi denganku.
“Kamu kelas berapa?” tanyanya.
“Kelas 10!” jawabku sambil terus memperhatikan boneka yang dipajangnya di lemari kaca.
“Kamu mau boneka?” tanyanya lagi.
“Ya, aku mau,” jawabku senang.
“Baik ini aku beri sebuah boneka berwarna merah api,” kata Paman itu. Sembari mengeluarkan boneka berwarna merah api, memegang pedang yang seperti berlumuran darah. Aku merasa ngeri melihatnya.

“Aku tahu kau selalu diejek oleh teman sekelasmu kan?” tanya Paman itu menebak.

“Ya, dari mana Paman tahu?” tanyaku balik sambil mengerutkan kening.

“Tenang jangan takut aku memang seorang pembunuh, tapi aku adalah orang baik aku sudah punya anak istri anakku ada 10 tapi sudah ku bunuh semuanya. Nah, sekarang jantung, hati, mata, potongan kaki, potongan tangan mereka semua ku potong. Dan ku letakkan di dalam boneka. Bunuhlah siapa yang selalu jahil padamu!” katanya sembari tersenyum licik.

     Esoknya, aku tersenyum licik kepada San, Mingi, Yeosang, dan yang lainnya termasuk pada Wooyoung sahabat baikku. Ketika San ke kamar mandi aku segera menyusulnya. Aku mengambil pedang di tangan boneka yang baru diberi Paman itu kemarin, dan mengarahkan ke-punggung San. Tapi rencanaku gagal karena ada suara Pak Eden lewat di depan kamar mandi.

“Em, oke tapi hari apa yah, anak-anak pesta festival misterinya?” tanya Pak Edn kepada Pak Maddox.

“Hari, Jumat ajalah Pak. Kan malam Jumat selalu dikaitkan ke hal-hal yang mistis,” jawab Pak Maddox.
“Oh, ya baik-baik,” gumam Pak Eden

  

     Lagi-lagi aku tersenyum licik, karena hari Jumat-lah aku akan beraksi membunuh semua anggota kelasku. Termasuk aku,dan setelah itu kamu dengan arwahku. Hahahaha.

SELESAI


Mohon maaf author mau bikin cerita mistis tapi jatuhnya malah aneh😂😂

ATEEZ_BOBROK [SALAH_LAPAK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang