Satu

20 4 0
                                    

Saat SMP siapa sih yang gak kepikiran tentang masa SMA-nya nanti?
Sudah pasti tertanam di pikiran kalian dan didukung dengan fiksi-fiksi yang kalian baca, bahwa masa SMA adalah masa terindah di masa sekolah lainnya. Masa dimana kamu mengenal cinta, persahabatan, suka duka dan lain-lain.

Iya sih, bener. Bagi anak kelas lainnya. MASALAHNYA GUE MASUK MIPA 1!

Saat pertama lihat nama gue di papan pengumuman, gue langsung syok. Beneren deh. gue gak belajar sama sekali pas tes masuk, tapi kok bisa?
gue bener-bener gak siap untuk masuk di neraka lagi. Cukup kelas 8 kemarin gue masuk kelas yang anak-anaknya makan buku dan rumus setiap hari.

MIPA 1 sudah pasti. Tidak ada waktu santai di kamus kami. Tidak ada waktu istirahat di hidup kami. Apalagi sekedar keluar rumah, duh malas banget.

Sampai sekarang, gue kelas 11, MIPA 1 lagi. Capek? sudah biasa. Rasanya sudah gak sanggup deh. Apalagi kalau misalnya nih ya kita gak bisa jawab soal di depan atau menghapal materi dalam kurun waktu 15 menit langsung deh. Guru julid-in.

"Kalian tuh MIPA 1. Masa kalah sih sama kelas sebelah?"

"Ini tuh soal gampang loh. Masa menghitung saja masih salah?"

"MIPA 1 ini kelas contohan. Mau saya ajak study banding dikelas lain?"

"MIPA 1 ini anak-anaknya kan pinter, gak mungkin lah segini aja gak bisa."

"Kok kalian berisik sih? MIPA 1 kan ini?"

MIPA 1 terus...

Ya gimana gak heng ini otak pak, bu. Tiap hari disumpel materi,tugas, dan ulangan apa gak muak?

Tugas itu sudah jadi makanan sehari-hari dan jujur MIPA 1 harus tahan banting sih.

Apalagi kalau sudah banyaknya kegiatan lomba dan lain-lain. MIPA 1 otomatis sunyi gak ada suara. Soalnya isi nya tuh pada gak adaan di kelas, dipanggil lah, susulan lah, osis lah, pramuka lah, pmr lah, dispen osn, dispen, dispen, dan dispen SAMPAIIIII MUAK.

Jadi, ini cerita gue si rangking 19 di kelas.

A Life of Being Lian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang