d u a

38 16 8
                                    

✨✨✨✨✨

Selamat membaca, maafkan bila ada typo yang bertebaran.

✨✨✨✨✨




Sheira hanya menatap jenuh sekelilingnya, ia merasa tak nyaman. Beberapa dari mereka menilai dirinya dari atas sampai bawah, sisanya acuh padanya seakan tak menganggap dirinya ada. Sheira hanya memainkan jemarinya yang ada diatas meja. Ia bingung harus melakukan apa, tatapan mereka menunjukkan jika mereka tak suka kehadirannya.

Sheira tersentak saat merasakan pergerakan disebelahnya. Ia menoleh ke samping melihat sosok lelaki dingin bahkan menatap saja rasanya enggan.

“Ikut saya”

Sheira menatap lelaki itu, ia merasa jika lelaki itu berbicara padanya. Ia hanya diam takut jika ia salah prasangka.

“Apa kamu tuli?!”, ucap lelaki seraya mencengkeram pergelangan tangan Sheira.

Sheira hanya meringis. Saat hendak menjawab, tubuhnya sudah tertarik mengikuti langkah lelaki yang menyeretnya itu.

Berbagai cibiran ia dengar,

“Lihat, mangsa baru Sam”

“Malang sekali nasibnya haha”

“Gadis bodoh”

“Sebentar lagi akan ada pertunjukan yang menyenangkan”

dan masih banyak cibiran lainnya.

Berniat untuk menolong? Barangkali ada yang berniat namun tak ada yang berani. Karena apa? Samudera Alexander Kenneth, atau lebih akrab dipanggil Sam. Siapa yang tak mengenal dia? Anak pertama dari, Julian Kenneth dan Yulia Pertiwi, salah satu orang yang berpengaruh di Inggris, Spanyol, dan Italia.

Sheira pun mengenal lelaki yang menyeretnya itu. Jika dibandingkan dengan status sosial, keluarganya bukan apa - apa dibandingkan keluarga Kenneth.

Tubuh tegap Sam berhenti mendadak diikuti oleh Sheira dibelakangnya. Sheira dapat menghirup aroma woody dari seragam Sam seperti kayu pinus yang menguar di indra penciumannya. Sheira tersentak kala genggaman yang ada di tangannya terlepas.

Sam berbalik dan menatap tajam Sheira seraya memasukkan kedua tangannya di saku celana. Matanya seolah menilai Sheira dari atas sampai bawah. Sheira yang ditatap intens hanya menundukkan kepala. Seketika itu juga ia tersadar bahwa ia dibawa ke taman belakang gedung sekolah.

“Mulai detik ini kamu adalah teman saya”

Sam mengucapkan kalimat itu dengan santai dan melangkah pergi meninggalkan gadis itu. Sementara Sheira hanya dapat menghembuskan napas yang panjang.

'Teman? Yang benar saja!'

Kata 'teman' dalam kamus Sam artinya pesuruh atau budak atau bisa dibilang bonekanya.

“Aku gak mau”, ucap Sheira dengan lantang membuat Sam yang beberapa langkah dibelakangnya berhenti.

Rahang Sam mengeras, ia tak suka ada orang yang melawannya kecuali keluarganya. Sam tersenyum tipis, ia berbalik dan melangkah mendekati Sheira. Tepat di belakang tubuh Sheira terlihat tak ada jarak di antara mereka. Sam mendekatkan wajahnya ke sebelah telinga Sheira dan membisikkan, “Bukankah lebih baik jika kita menambah teman?”

Bariton suara terdengar ke telinga Sheira, gadis itu sedikit tegang karena suara Sam terdengar mengintimidasi. Ia berdeham pelan, “aku tidak butuh teman”, setelah berbicara seperti itu ia hendak berbalik untuk pergi.

Namun sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak padanya. Sam menahan lengannya untuk tak pergi kemana - mana.

“Saya memaksamu menjadi teman. Oke? Sampai jumpa di kelas, 'teman'

Sam meninggalkan Sheira lebih dulu, sedangkan Sheira hanya memasang wajah pasrah dan berharap Tuhan selalu melindungi dirinya dari manusia menyebalkan itu.

Dan, tanpa sadar mereka berdua baru saja membuka jalan untuk masuk ke dalam permainan serta rahasia masing - masing.





✨✨✨✨✨

Hai semuanya, gimana menurut kalian?

Jangan lupa saran dan kritiknya ya ♥

✨✨✨✨✨

The First and Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang