NAVZRAN 1

9.6K 335 48
                                    

Setelah tadi berbicara dengan burung dara bernama si putih, dan melaksanakan apa yang kakaknya katakan. Ia kali ini berada di taman dekat rumahnya, hanya berjalan santai dan mengistirahatkan tubuhnya di sini. Menatap para manusia yang berlalu lalang di sana, dengan kaos putih dan celana pendek selutut nya. Ia duduk pada kursi yang sengaja disediakan di sana, memainkan ponselnya dengan tangan kanan yang memegang cup yang berisi kopi hitam atau bisa disebut americano yang diberi es. Membuat tenggorokannya seketika segar walau lidahnya merasakan pahit ketika meminum-minuman itu. Walau dirinya sedang berada di fase penyembuhan, dirinya enggan meninggalkan kebiasaan seperti meminum americano nya.

Ia melihat sekelilinya, lalu lalang manusia sudah tidak seramai tadi. Dan ia masih senantiasa disana, ia bangkit kembali melangkah menuju rumahnya. Dirinya lapar, jam juga sudah menunjukkan waktu makan siang. Tapi setengah dari perjalanan pulangnya, ia bertemu dengan sahabatnya. Itu Arlan yang tersenyum padanya, remaja itu menghampiri dirinya yang hanya diam menunggu remaja itu berdiri di hadapannya.

Arlan menepuk pundaknya, senyum itu masih terus merekah. "Wih, udah sehat nih si mas bro!" Navzran terkekeh, ia mengangguk.

"Habis dari mana lo? Sendirian aja," pertanyaan itu Navzran layangkan untuk Arlan yang terlihat menjinjing kantung plastik entah apa yang remaja itu bawa.

"Oh itu, gue habis dari toko Frozen food di suruh umi." Arlan tampak menunjukkan apa isi dari kantung plastik miliknya. Navzran hanya mengangguk, lantas merangkul sahabatnya.

"Gue kangen umi lo dah Lan, numpang makan ya?" Arlan sontak menoleh, raut wajahnya tampak terkejut.

"Etdah bocah, ada-ada aja lo. Iya oke! Let's go!" Mereka melangkah dengan riang, entah apa yang ada di pikiran Navzran kali ini. Tapi Arlan hanya bisa mengiyakan, dirinya juga rindu sahabatnya ini setelah dua minggu tidak bertemu.

••••

Suasana yang damai, nyaman dan hangat ia rasakan pada kediaman sahabatnya. Terasa berbeda pada kediaman miliknya yang terasa nyaman namun hampa, dirinya hanya diam tidak tahu harus melalukan apa. Melihat Arlan dan juga sang ibu yang sedang berkutat di dapur dengan tugas meraka masing-masing, Navzran sebenarnya ingin membantu. Tapi Arlan dan ibunya melarang dirinya untuk melakukan hal tersebut, dirinya benar-benar di anggap sebagai tamu yang hanya duduk diam melihat sang tuan rumah berkutat untuk menyajikan sang tamu hidangan. Navzran bangkit ia mendekat pada ibu dan anak itu, mendengarkan apa yang umi butuhkan. Ia mengambilnya, lalu memberikannya pada umi.

Umi menoleh, terkejut melihat Navzran 'lah yang mengambil barang yang seharusnya Arlan yang mengambilnya. "Navzran ga mau umi anggap tamu, Navzran mau bantuin umi juga." Ucapnya ketika tahu umi akan melontarkan kalimat untuknya.

"Ini udah mau selesai kok sayangnya umi, Navzran duduk aja biar Arlan yang bantuin umi. Kamu juga lagi masa pemulihan 'kan? Duduk aja ya," Navzran menggeleng. Ia keukeh ingin membantu, oleh karena itu Arlan dan umi hanya bisa pasrah dan menerima bantuan dari Navzran yang tersenyum melihatnya.

Tidak butuh waktu yang lama, mereka telah selesai dalam kegiatan memasak. Kini tinggal menikmati hidangan dengan dua orang yang baru saja bergabung bersama mereka, itu ialah ayah dan kakak dari Arlan yang baru saja pulang kerja. Suasana ruang makan hening hanya ada bunyi sendok dan piring yang beradu, hingga acara makan siang ini selesai mereka masih enggan untuk mengeluarkan suara sedikitpun.

Tapi sang kepala keluarga itu berdeham, seakan menginterupsi kan anggota keluarganya untuk menoleh padanya. Ayah menoleh pada Navzran yang juga sedang menatap dirinya, tersenyum ketika melihat dirinya. "Navzran udah sehat? Alhamdulillah ya, baru aja ayah mau rencanakan ingin menjenguk Navzran. Eh orangnya udah mampir ke sini, sehat-sehat terus biar bisa main sama Arlan terus. Oke?" Navzran mengangguk, tersenyum ketika melihat ayah tersenyum. Kepalanya diusap dengan lembut oleh ayah Arlan, membuat dadanya menghangat namun juga merasa sakit mengetahui bukan ayahnya lah yang melakukan hal tersebut.

Navzran ✔  REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang