Abra.ham

6 0 0
                                    


25 Agustus 2019, 01.00 a.m.

Lagu ini sudah terputar selama sepuluh kali, bahkan lebih. Lagu patah hati untuk manusia yang sedang mabuk di sebelahku ini. Sebenarnya lagu ini bagus, hanya saja saat ini suara penyanyinya dikalahkan oleh manusia yang sedang patah hati.

"KAU TAK PERLU BERBOHONG, KAU MASIH MENGINGINKANNYA

KURELA KAU DENGANNYA ASALKAN KAU BAHAGIAAAA

HALAAAAH, BAHAGIA BAHAGIA A****G,

BRENGSEK KALIAN SEMUAAA!!!

GANTI LAGUNYA WOY, GANTI!!!"

Aku menghela napas untuk kesekian kalinya. Doakan agar telingaku baik-baik saja.

"BRENGSEK MEMANG MEREKA BERDUA, HAHAHAHA! COBA LO PIKIR BRA..."

"Abra, Abra, Abra! Stop calling me, Bra! sounds like a pervert," dengusku kesal.

Josh terdiam sejenak, sebelum tertawa sangat kencang, "COBA LO PIKIR BRA, EMANG GAK ADA OTAKNYA MEREKA BERDUA, HAHAHAHAHAHA" Josh tertawa kencang dengan kaca jendela mobil yang terbuka. Untung saja ini jam satu pagi, tidak banyak orang yang berlalu lalang, bahkan terkesan sepi.

"MEREKA PIKIR MEREKA DOANG YANG BISA SELINGKUH, HA. AKAN AKU TUNJUKKAN PADA SELURUH DUNIA BAHWA AKU, JOSH, AKAN MENAKLUKKAN SELURUH WANITA DI BUMI INI DAN DI SELURUH ALAM SEMESTA, HAHAHAHAHAHA." Tawanya lagi.

Tuhan masih memberiku stok kesabaran yang cukup banyak rupanya. Jadi, kubiarkan saja dia meracau, melepaskan emosinya, meskipun kepalaku lumayan sakit dibuatnya. Untung saja tadi aku tidak ikutan minum. Akal sehatku masih berjalan rupanya diwaktu-waktu seperti ini.

Ngomong-ngomong soal Josh, dia sahabatku. Kami sudah berteman sejak duduk di bangku sekolah dasar. Kemarin dia baru saja memergoki kekasih yang sudah dipacarinya selama lima tahun yang ternyata bermain bersama lelaki lain selama mereka terpisahkan oleh benua. Saat itu aku turut menjadi saksi bagaimana Carolina, yang juga merupakan temanku bergumul bersama pria yang ternyata Calvin, salah satu temanku juga.

Aku memang tidak pernah merasakan patah hati atau semacamnya, tapi aku cukup mampu untuk merasakan yang dialami Josh. 25 tahun aku hidup, aku tidak pernah menjalin hubungan lebih dari satu tahun, paling lama, hmm sekitar sembilan bulan.. Tidak susah bagiku untuk mencari pengganti, karena berkat wajah ini, cukup banyak orang yang tahu Abraham.

Hm, maaf bukan bermaksud untuk sombong. Tapi kita sedang berbicara fakta, bukan?

Aku lelah mendengar gunjingan orang-orang yang mendesakku untuk lebih serius dalam menjalani hubungan. Bukannya aku tidak pernah mencoba, rekor sembilan bulan itu buktinya. Pernikahan bukan tujuan utamaku saat ini, aku masih ingin menikmati kebebasan sebelum terikat. Lagipula, siapa yang akan menjamin bahwa ikatan pernikahan juga akan mengikat cinta?

Tch, tidak usah membahas masalah cinta, pernikahan, atau apalah itu, aku percaya bahwa semua cuma masalah waktu. Nanti juga jodoh akan datang sendirinya kalau memang sudah waktunya.

Iya, tidak? 


**

Hehe <3


Hot ChocolateWhere stories live. Discover now