BERTEMU LAGI

212 35 7
                                    

Sementara Jeongyeon di kantin telah menghabiskan semangkok dimsum. Jihyo telah selesai dengan tteokboki pedasnya daritadi.

"Ahhh iya oppaku akan kesini tak apa kan?" ujar jeongyeon sambil menghabiskan pakbingsunya

"Iya tak apa-apa, kalau oppamu keren kenalkan denganku dong :3"

"keren sihhhh, tapi aku tak tahu apakah kau akan senang dengannya. Soalnya dia cukup dingin... Ahhhh itu dia orangnya"

"yang manaaa??"

"itu didekat pohon itu...."

.
.
.
.
.

"yahhh sayang sekali ia memakai helm full face kau tak bisa melihatnya, yasudahlah aku takut ia menunggu lama dan kesal hahaha. Aku duluan see you tomorrow jangan lupa belajar jihyo" ujar jeongyeon sambil mencubit kecil pipi sahabatnya itu

"salam untuk oppamu hahaha balasan karena telah meninggalkanku dua kali huh". Balas jihyo sambil mengedip

"dasar genit hahaha, mianne nanti lain kali kutraktir tteokbeoki oke, bye"
.
.
Jeongyeon langsung menghampiri oppanya, mengambil helm dan memasangnya sambil memperhatikan oppanya yang hanya diam sedari tadi. Dari gestur tubuhnya itu Jeongyeon hapal betul oppanya pasti lelah dan belum tidur.

"Oppa lelah, pasti belum tidur ya?" tanya Jeongyeon

"Hmmm ya" jawab Yoongi singkat.

"Tak apa-apa kah bawa motor? Atau aku saja yang bonceng?"

"Haduh, kau boleh kuliah di teknik mesin tapi tidak mungkin kubiarkan kau memboncengku, ngomong apa orang-orang yang liat nanti" ujar Yoongi sedikit kesal

"Nah gitu dong oppa hahaha, nanti kutraktir kopi didekat rumah ya" ujar Jeongyeon sambil naik motor

"Yaaaa terserahmu saja, aku tak sabar menemui kekasih saat ini" balas Yoongi sambil menyalakan motornya

"Hahhh. Siapa? Kok oppa tidak cerita-cerita sih?"

"Dia sudah menungguku di rumah dari tadi. Kasur tercinta kuuuu" Goda Yoongi

"Astagaaaaa hahahahaha bikin kesal saja oppa ini" Jeongyeon mendengus kesal.

Yoongi hanya bisa tertawa karena telah berhasil membodohi adiknya sendiri, semacam kepuasan batin bagi seorang Yoongi yang terkenal dingin dan cuek. Kehangatan dari dalam dirinya tak serta merta muncul begitu saja, itu hanya muncul untuk beberapa orang yang sudah ia anggap penting dalam hatinya.

Tanpa terasa mereka telah keluar dari Universitas Seoul menyusuri jalan-jalan kota Seoul menuju rumah mereka di distrik seongdong-gu yang berada tak jauh dari distrik gwanak-gu tempat dimana Universitas Seoul berada.

*************

Sore itu mendung, Jimin mengecek hapenya, tidak ada balasan apapun dari sahabat ah tidak seseorang yang selalu ia spesialkan di hatinya namun tidak sebaliknya.

"Kemana ia pergi?" ujar Jimin dalam hati.

Sejak masuk Arsitektur, walau disibukkan dengan tugas yang begitu berat, Jimin tetap saja tak bisa melupakan sahabatnya ini. Dia Seulgi. Sebenarnya sahabatnya ini lebih tua satu tahun dibandingkan Jimin. Namun ntah mengapa kecerobohan dan kelakuannya membuatnya tetap cocok masuk di angkatan Jimin.

Jimin masih mengingat-ingat hari itu dimana Seulgi tidak membawa tugas saat ospek dan dia menangis meraung-raung karena sukses membuat senior marah sehingga Jimin sebagai ketua kelompok mereka harus menghentikannya.

Kalau saja bukan senior tandingannya, tentu Jimin dan Seulgi sudah bisa bersama saat ini. Hanya saja senior itu geraknya lebih cepat daripada Jimin yang belum tahu apa-apa karena kepolosannya sebagai mahasiswa baru.

LET ME LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang