Keadaan Prancis Setelah Raja dan Ratu di eksekusi

303 19 1
                                    

       Jasad Marie Antoinette lalu dimasukkan ke dalam peti dan dikubur begitu saja di pemakaman umum di belakang Gereja Madeline. Baru setelah Restorasi Bourbon, Raja Louis XVIII yang naik takhta setelah pengusiran Napoleon memerintahkan jenazah sang Raja Louis XVI yang dieksekusi pada 21 Januari 1793. Dimakamkan secara layak bersama dengan kaum darah biru Prancis lainnya di dalam Basilica Cathedral of Saint-Denis.

       Pada periode tahun 1793 sampai 1794, dibentuk sistem pemerintahan baru, yaitu Konvensi Nasional. Periode pemerintahan ini dikenal juga sebagai "Pemerintahan Teror", karena para pemegang kekuasaan bersikap sangat keras dan kejam untuk menciptakan stabilitas negara. Dalam menjalankan pemerintahannya, para tokoh pada periode ini dipimpin oleh Robes Pierre. Pada masa ini, dilakukan eksekusi untuk 2.500 orang yang dianggap menentang revolusi, termasuk raja Louis XVI dan Ratu Marie Antoinette.

       Pemerintahan Konvensi Nasional kemudian mengalami keruntuhan setelah diserang oleh kelompok Girondin. Robes Pierre dan beberapa pengikutnya ditangkap, kemudian dihukum mati.

       Pada periode tahun 1795 sampai 1799, Pemerintahan Direktorat digunakan Prancis untuk menggantikan sistem pemerintahan sebelumnya. Pada periode ini, Prancis dipimpin oleh lima orang perwakilan, yang disebut Direktur. Mereka memiliki wewenang untuk mengatur urusan politik, pertahanan, sosial masyarakat, agama, dan ekonomi.

       Akhirnya pemerintahan ini dianggap gagal karena tidak demokratis bagi kaum wanita dan orang-orang miskin yang tidak mampu membayar pajak.Pemerintahan di Prancis kemudian berganti pada sistem Pemerintahan Konsulat, yang berlangsung selama tahun 1799 sampai 1804. Dalam sistem ini, pemerintahan diatur oleh tiga konsulat, yaitu Napoleon Bonaparte, Cabaseres, dan Lebrun. Namun, Napoleon lebih banyak berperan dibandingkan konsulat lainnya.

       Pada periode ini, sebenarnya Prancis sudah cukup berhasil memulihkan kondisi, seperti bidang sosial, politik, ekonomi, dan militer, mengalami kemajuan yang sangat baik. Pada 1803, Dewan Parlemen Prancis memutuskan untuk mengangkat Napoleon sebagai kaisar Prancis, berkat perannya dalam pembangunan Prancis. Lalu, pada 2 September 1804, Paus VII secara resmi menobatkan Napoleon sebagai Kaisar Prancis.

"saya pada saat ini mengangkat, Napoleon Bonaparte sebagai kaisar di negara Prancis." Kata Paus VII saat upacara penobatan.

       Sistem Kekaisaran di Prancis mulai diterapkan pada 1804 sampai 1815. Napoleon telah resmi menguasai wilayah Prancis, dan mencoba untuk mengembalikan kekuasaan monarki yang bersifat turun-menurun. Ia lantas mengangkat saudara dan kerabatnya untuk menduduki kekuasaan di wilayah taklukan Prancis.

       Hal itu kemudian menimbulkan ketidakpuasan dari beberapa kalangan di Prancis. Bahkan, banyak kelompok yang menolak pemerintahan Napoleon tersebut lalu menjuluki periode itu sebagai sistem Pemerintahan Nepotisme.

       Pemerintahan Napoleon sempat berakhir pada 1814, setelah mengalami kekalahan dalam perang bersama Inggris. Namun, karena Napoleon berhasil melarikan diri, ia pun kembali menduduki posisi di pemerintahan Prancis. Kekuasaannya baru benar-benar berakhir setelah kekalahan Prancis dalam Pertempuran Waterloo pada 1815.

       Setelah kekuasaan Napoleon berakhir, muncul pemerintahan "reaksioner". Pada periode ini rakyat Prancis seakan merindukan masa kekuasaan raja-raja Prancis terdahulu. Hal itu dimanfaatkan oleh anggota kerajaan untuk mendapat dukungan menduduki takhta kekuasaan Prancis kembali selama beberapa periode.

Revolusi PrancisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang