Prolog

239 4 0
                                    

Namaku Deandra.
Deandra Ratu Sekar Diningrat. Panggil saja Dea.
Orang-orang biasa menyebut ku dengan sebutan 'darah biru' atau keturunan bangsawan.
Menurut ku ningrat dan orang biasa itu sama saja. Sama-sama bernapas dan makan nasi.

Aku bukanlah putri seorang raja atau keturunan Sultan manapun. Hanya saja nenekku adalah putri tiri dari salah satu Kerajaan terbesar di Pulau Jawa.

Sejak kecil aku tinggal di kota ini. Kota yang ramai namun sesak. Kota yang indah tapi menakutkan. Jakarta. Kota ini sudah menjadi bagian dari kehidupan kecil ku bersama papah dan mamah. Tidak mudah memang. Bertahan sebagai keturunan darah biru disini. Tapi aku bisa.
Hidup diantara manusia biasa membuat ku mengerti bagaimana cara mereka berpikir.
Bukan dengan perasaan tapi logika.

Papah ku adalah seorang pengusaha ternama di kota ini. Itu membuatnya jarang berada di rumah. Tidak jarang papah pergi ke luar kota selama berbulan-bulan. Alasannya selalu saja 'ada proyek besar'.

Papah dan mamah sering beradu cekcok. Hanya karena papah yang jarang pulang dan mamah yang sibuk pada jabatan. Mamah ku adalah seorang ketua yayasan perempuan di kota ini. Sehingga ia harus selalu siap jika sewaktu-waktu ada penyuluhan diluar kota.

Papah dan mamah memberi ku segalanya. Uang, hunian mewah, fasilitas maha berlebihan untukku. Tapi semuanya tidak berasa. Hambar.
Kasih sayang mereka bahkan tidak pernah menemani ku tumbuh dewasa. Hanya ada mbok ijam dan pak Rusdi yang menemani ku sewaktu mereka pergi tak tahu kemana.

Aku hidup seorang diri. Benar-benar sendiri.

Aku adalah seorang siswi semester dua jurusan sejarah dari Universitas Indonesia.
Aku memilih jurusan sejarah sebab menurut ku sejarah adalah hal luar biasa yang masih Tuhan jaga rahasianya
Aku bangga menjadi bagian dari UI. Aku punya banyak teman disini.
Ada si Ujang dari Bandung. Si Sita, gadis asal Belitung timur yang wajahnya mirip seperti tokoh kartun. Dan ada juga si pintar Boko yang mengadu nasib dari Tanah Toraja.

Ada Asti dan Dinda. Mereka adalah orang-orang ter ter ter ter yang pernah hadir dalam hidup ku. Benar-benar sahabat dalam artian yang sesungguhnya. Aku bertemu mereka ketika kita sama-sama terlambat saat mengikuti SBMPTN di Jakarta saat itu.

Dan satu lagi. Namanya Ardian. Dia laki-laki super dingin yang pernah kutemui. Juga laki-laki paling mengesankan yang pernah kusadari.
Kami baru saja berteman. Hanya teman. Aku pernah berharap lebih. Tapi tidak berlebihan.

Aku punya saudara kembar. Namanya Miranda. Dia kakak ku. Kami dilahirkan bersama sekitar 20 tahun lalu. Tapi dia tidak bisa tumbuh besar bersamaku. Dia meninggal. Entah apa penyebabnya. Aku tidak tahu. Setiap aku bertanya mamah selalu mengalihkan pembicaraan.

Tapi satu yang aku ingat

Nenek pernah bercerita padaku suatu di Malioboro.

"Kamu dan mbak yu mu itu lahir prematur. Jadi anggap saja mbak yu mu meninggal karena itu" kata nenek sembari memilih guci-guci cantik di Malioboro

Apa maksudnya dengan anggap saja

Aku yang tidak mengerti hanya diam dan mengangguk yakin.



***********************************************
Ini cerita horor pertama ku di Wattpad..
Semoga suka yhaa🧚🧚
Mon maap kalo tulisannya gaje dan unfaedah sekali hehe🤒😁
Jan lupa tinggalkan jejak ya kawan 😇

Tumbal 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang