"Aku sedang mencari tuanku" jawabnya dengan senyum yg licik
Sekuat tenaga ku atur napas ku yg makin menderu kencang.Perlahan ku beranikan untuk menatap wanita ini,
"Apa maksudmu?!"
Dia menyeringai tapi tetap begitu cantik
"Apa yg kamu lakukan disini?Siapa yg kamu cari?!!" Aku kembali berteriak
Dan lagi-lagi wanita itu tidak menjawab sedikit pun, hanya senyum dan seringai mengerikan yg ia tunjukkan padaku
Dulu, jauh sebelum aku kembali berkunjung ke rumah nenek, ketika usia ku baru menginjak 16 tahun,ketika aku belum begitu mengerti kelebihan ku sebagai seorang indigo, ketika mamah ku hamil untuk yg kesekian kalinya, dan keguguran untuk yang kesekian kalinya pula, aku pernah bertemu sosok seperti ini, dengan wajah yg begitu menawan dan senyum yg begitu mengerikan, hampir sama. Namun bedanya, rasanya tak semenakutkan ini,
Ingatanku kembali pada kejadian 4 tahun silam..."Dea cantik sabar ya non,calon adik non Dea sudah bahagia sama Tuhan diatas sana" kata mbok ijam padaku ketika di pemakaman calon adikku yg meninggal 12 jam setelah dilahirkan ke dunia.Baru saja mama dan papah bahagia sekali karena bayi itu lahir, tapi keadaan berkata lain. Ini sudah yg ke empat kalinya mama hamil setelah kelahiran ku, semuanya keguguran di dalam kandungan. Hanya kali ini saja, bayi itu sanggup bertahan hingga 12 jam.
Saat itu sedang hujan deras derasnya. Semua orang berlindung dengan payung mereka masing-masing. Tak terkecuali aku yg berada dalam pelukan mbok ijam sambil sesekali menangis tersedu. Ketika itu, saat adzan dikumandangkan oleh papah di liang kubur adikku, sosok wanita menyeramkan itu muncul diantara banyak orang yg tidak menyadari kehadirannya. Mula-mula wanita itu menyeringai menatap peti jenazah adikku yg mulai ditimbun tanah, dengan senyum yg aneh. Aku kira dia adalah salah satu kerabat jauh ayah. Tapi tidak, ketika aku sadar dia bukanlah manusia, wanita itu justru menatapku dengan sorot mata yg sulit ku artikan.
Tentu saja aku kaget.
Ku pererat pelukan ku pada mbok ijam, lalu menyembunyikan wajahku dibalik kerudungnya yg panjang.
"Non Dea kenapa non?"
Aku tak mau menjawab. Masih syok sekali. Hanya ku geleng-geleng kan kepala ku cepat.
"Sabar ya non, bibi tau non sedih" kata mbok ijam sembari tangannya mengelus rambut ku pelan.
Setelah kejadian itu aku lebih mengerti bagaimana cara 'mereka' berkomunikasi dengan kita. Bukan dengan suara dan teriakan atau semacamnya, seringkali beberapa hari setelah aku bertemu wanita itu, perasaaan ku tak menentu, kadang resah, kadang ingin menangis dan bahkan tak ada apapun aku akan marah dengan mudah. Tapi hanya itu, hanya beberapa hari setelah itu tak ada apapun lagi.
Kali ini jauh berbeda.
Wanita itu mendekat ke arah ku. Tidak dengan berjalan melainkan pelan dan melayang. Lantas ku mundurkan langkahku perlahan. Wanita itu mendekat, mengatakan sesuatu dengan pelan didekat telingaku.
"Hutang nyawa dibayar nyawa, hutang janji dibawa mati"
Kata-kata itu berhasil masuk ke indera pendengaran ku dengan sempurna. Seluruh tubuhku seperti membeku ditempat, dapat kurasakan hawa panas yg dahsyat disekitarku.
Aku mencoba memahami apa maksud wanita ini.Dia menatap ku kembali. Masih dengan senyum mengerikan itu.
"Si..si.apa yg kamu maksud?" Tanyaku lirih,
Wanita itu lalu tertawa dengan kencang, dengan mulutnya yg terbuka lebar, terbang menjauh dari ku. Bergerak ke atas begitu tinggi seakan akan menembus atap. Ia kemudian menghentikan tawanya, menatapku untuk yg kesekian kalinya dengan matanya yg semerah darah,
Sepersekian detik wanita itu tersenyum simpul kemudian menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbal 2
HorrorBenar kata nenek. Seseorang yang sudah berbeda alam tidak dapat menembus ke alam lain. 'Mereka' yang telah meninggalkan bumi tidak dapat kembali ke bumi. Tapi kataku berbeda. 'Mereka' yang pergi secara tidak adil pasti kembali untuk menghakimi manu...