"ah..rasanya pusing sekali, kepala ku terus berputar-putar, ini kenapa"
Resah ku dalam hati ketika kesadaran ku mulai terkumpul kembali. Awalnya cuma gelap yg aku lihat, ketika ku buka mata sepenuhnya dapat ku lihat nenek memandang ku dengan tatapan khawatir.
"Nduk cah ayu, kamu sudah sadar to nduk. Cemas nenek nunggin kamu semalaman"
Aku cuma bisa diam dan tidak memberi respon. Kepala ku masih terasa pusing sekali sejak tadi.
Nenek segera memberikan ku segelas air putih lalu ku teguk setengahnya. Agak mendingan.
"Kamu tu kenapa to nduk kok bisa pingsan semalam? Hem? Pingsan kok wis koyo wong pati ae kuwe Iki cah ayu, nenek jadi khawatir sekali kan" ucap nenek sembari mengelus rambut ku pelan
Seketika aku mengingat kejadian semalam. Kejadian dimana lingkaran setan hitam itu bergerak dan masuk ke kamar nenek.
Semalam?
Astaga, aku pingsan semalaman?"Nenek tidak apa? Nenek baik-baik saja?"
"Ndak papa sayang, kenapa kamu menghawatirkan nenek nduk? Kamu yg pingsan kok"
"Nek..nenek harus hati-hati, tadi malem aku lihat sesuatu itu ma..."
"Sudahlah nduk cah ayu, kamu istirahat saja ya, ini buburnya sudah nenek buatkan"
Nenek lalu mengambil semangkok bubur ayam itu lalu berniat menyuapiku
"Biar Dea sendiri nek, nenek istirahat saja. Pasti capek sudah menunggu Dea semalaman"
Nenek cuma tersenyum lalu mengusap kepala ku pelan dan berjalan ke luar kamar.
Satu pertanyaan dalam benakku " kenapa nenek mengalihkan pembicaraan?"
🕳️🕳️🕳️🕳️🕳️
Jakarta
"Woi, persiapan nya udah semua belom?" Teriak seorang laki-laki muda beralmet Kuning, berambut gondrong dan berlagak sekali
Sedangkan laki-laki yg diteriakinya tadi tidak menggubris pertanyaan si laki-laki gondrong itu, ia sibuk mengecek beberapa kardus berisi perlengkapan untuk PKL bersama beberapa temannya
"Pada ditanyain bukan jawab malah diem aja, ini persiapan udah sampe mana"
"Sebagai ketua Lo harusnya tau, persiapan tim Lo udah sampe mana" jawab laki-laki dengan kalung berwarna hitam dilehernya, menatap kesal pada laki-laki gondrong itu
"Oh ada coolboy disini ternyata, baru ngeh gua kalo setim sama Lo Ardian, semoga sukses ya" jawab laki-laki gondrong itu dengan nada mengejek
Ardian hanya menatapnya intens
"Bondan, dipanggil pak Husen" teriak seseorang dari kejauhan
Merasa terpanggil, laki-laki itu lalu meninggalkan Ardian yg masih menatapnya
"Udah Ar udah gausah ditanggepin, Lu tau Bondan emang udah begono dari sononya"
Iya, dialah Ardian yg sering dibicarakan sama Deandra. Nggak coolboy amat sih, dia bisa jadi softboy kalo sama Deandra. Tapi sekalinya marah, Alhamdulillah ngga biasa aja.
Hari ini Ardian dan tim nya pergi ke Yogyakarta untuk program PKL mereka, tujuannya dirahasiakan supaya tidak ada pihak yg dirugikan. Tadi malam ia sudah menghubungi Deandra kalo akan ke Yogya, tempatnya tidak terlalu jauh, bisa dibilang dekat dengan rumah neneknya Dea. Tapi bukan Ardian kalo tidak penuh kejutan. Ia sengaja tidak memberi tahu Dea kalo tempat mereka berdekatan.
"Yok berangkat sekarang, entar keburu sorean gabisa makan dulu, kata pak Ujang tempatnya serem kalo malem" kata Awan, laki-laki yg diberi tugas oleh guru pembimbing untuk menemani perjalanan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbal 2
HorrorBenar kata nenek. Seseorang yang sudah berbeda alam tidak dapat menembus ke alam lain. 'Mereka' yang telah meninggalkan bumi tidak dapat kembali ke bumi. Tapi kataku berbeda. 'Mereka' yang pergi secara tidak adil pasti kembali untuk menghakimi manu...