Cinderella& The Physcopath Prince

64 14 7
                                    

HAPPY READING 🔪🔪🔪

Daichi Watanabe, siapa yang tidak mengenal pengusaha termuda pabrik sepatu yang paling terkenal dan kaya raya di Osaka dengan barang kualitas terbaik yang cukup diminati, dikarenakan Daichi tampan banyak yang memanggilnya sebagai pangeran sepatu julukan yang ditujukan kepadanya, seakan kata sempurna yang melekat kepadanya tidak cukup.

Tentu saja semua banyak perempuan yang akan jatuh kepadanya karena sifatnya baik hati dan murah senyum. Namun di balik senyum manis itu tidak ada orang yang menyangka jika Daichi mempunyai satu sisi mengerikan. Sesuatu yang tidak dapat dibayangkan orang biasa.

****

Hajime selalu bersyukur atas hidupnya tapi tidak akan ada yang bisa menebak bukan jika saat ulang tahun putrinya yang ke sebelas sesuatu yang tidak pernah diinginkan terjadi, Miyako sang istri meninggal dalam kecelakaan mobil ketika hendak membeli kue untuk putrinya .

Kecelakaan tersebut membuat Hajime sangat terpukul dan memilih meninggalkan Kayo sendirian di rumah sendirian karena setiap kali melihat wajah putrinya ia selalu mengingat Miyako yang meninggal dalam kecelakaan bertepatan dengan ulang tahun Kayo.

****

Enam bulan telah berlalu, akhirnya Hajime naik jabatan menjadi direktur setelah kerja kerasnya dan karena itu pula banyak rekan kerja perempuan di perusahaan yang tertarik padanya lalu salah satu teman perempuannya berusaha menarik perhatiannya dan Hajime terpikat oleh kecantikan perempuan itu. Perempuan itu dua tahun lebih tua darinya, kemudian Hajime mulai penasaran dengan perempuan bernama Minami yang mempunyai dua putri dan itu artinya dia adalah seorang janda. Hajime kepikiran dengan Kayo memutuskan melamar Minami berpikir bahwa keputusan menikahi Minami adalah hal yang bagus untuk membawanya sebagai ibu tiri.

Hajime yang menatap Kayo dengan senyuman akhirnya membuka suara untuk berbicara.

"Kayo-chan, perkenalkan ini adalah ibumu yang baru," ujar Hajime menoleh kepada Minami lalu spontan tersenyum lembut kepada Kayo yang menatapnya tanpa ekspresi.

"B-Baik, ayah." Kayo yang tak ada pilihan hanya bisa tersenyum canggung,

****

Hajime yang sibuk menjadi direktur jarang pulang sehingga pulang hanya sesekali dalam sebulan, ia tidak tahu jika setelah itu Kayo yang diserahkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga oleh Minami serta dua kakak tirinya Semua itu berlanjut hingga sepuluh tahun kemudian hingga Kayo berumur dua puluh tahun harus bertahan jika ibu tirinya dan kedua kakak perempuan yang bisanya hanya membuat rumah selalu berantakan padahal ia juga harus mengurus keperluan kuliahnya.

"Apanya ibu baru dan saudara baik semuanya munafik, seandainya aku bisa lenyapkan mereka dan dibawa kabur pangeran, psikopat juga boleh," gerutu Kayo dalam hati.

"Padahal aku juga perlu waktu untuk bersenang-senang untuk ulang tahunku nanti malam."

***

Dulu sekali, pernah terjadi kasus penculikan yang menyebabkan satu keluarga tewas dan hanya satu anak laki-laki saja yang selamat setelah membunuh pelaku perampokan sendirian, berhasil menyelamatkan diri walaupun sang ibu menjadi korban. Berjalan terhuyung-huyung tanpa arah membuatnya berharap jalan yang dilalui akan membawa entah kemana saja, ia menatap tangannnya yang berlumuran darah dengan tatapan darah.

Tidak jauh dari tempatnya berada, ia melihat seorang perempuan ketakutan hendak diperas namun tatapan para pencuri teralih kepadanya. Anak lelaki itu sedikit menyeringai kemudian sebuah pisau yang tergeletak di dekat sana ia ambil sebuah serpihan kaca. Berjalan maju menghampiri salah satu pencuri lalu menusuknya tepat di lambung, hal yang sama terjadi ketika teman si pencuri berusaha menyerangnya namun naas kedua temannya mati dengan cara mengenaskan. Anak itu menjilat sisa darah lalu menyeringai dingin.

Kejadian itu membuat rumor bahwa ada anak laki-laki yang berubah psikopat setelah keluarganya terbunuh.

****

Daichi yang berada di sebuah ruangan gelap menatap koleksi botol-botol berisi air dengan organ-organ yang mengambang di dalamnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ah, aku menantikan pesta nanti malam, gumamnya dalam hati sambil menyeringai.

Undangan pesta yang disiarkan melalui media sosial sebelumnya, mengundang banyak perhatian orang yang mungkin datang ke pestanya termasuk Minami beserta dua putrinya yang tertarik termasuk Kayo yang mendengar itu.

Berpikir pasti tidak akan diajak, Kayo diam-diam mempersiapkan dress dan sepatu biruny a namun ibunya dan dua kakaknya malah membuat berantakan kamar padahal waktu sudah sore dan ia harus cepat sebelum acara dimulai karena ia akan bersenang-senang malam ini berharap besok semua akan berubah setelah umurnya menginjak dua puluh satu tahun.

****

Kayo datang bersama temannya akhirnya memasuki pesta , namun ia malah tersesat dan memasuki salah satu ruangan terlarang dan kaget dengan apa yang dilihatnya namun suara musik yang beralun membuat Kayo buru-buru pergi, melupakan apa yang baru dilihatnya.

Memasuki aula pesta yang ramai ia berbaur dan menikmati pestanya selama berjam-jam, ketika ia melihat waktu di jam tangannya, Kayo malah tersandung ketika seorang laki-laki sedang asyik mengobrol dengan salah satu kakak tirinya yaitu Asami yang sedang berdiri di tengah tangga ikut terjatuh ke bawah lantai bersama laki-laki tersebut..

Laki-laki tersebut merapikan celananya yang sempat kotor lalu membantu Asami berdiri, menatap sepatu Kayo yang terlepas lalu kebetulan jatuh di sampingnya.

"Ini sepatumu kan?" ucapnya sambil memberikan kepada Kayo. Ketika Kayo mengambil sepatu miliknya, tangannya ditepis oleh Asami malah membuat sepatunya terlempar ke samping, selanjutnya yang terjadi Asami yang awalnya ingin menampar Eunha tidak sengaja menampar pipi sang laki-laki hingga tergores, laki-laki yang merupakan tuan rumah. Daichi Watanabe.

"Daichi-sama."

Daichi melirik sembari memegangi pipinya. "Ah, padahal aku tidak suka berdarah, tapi bagaimana lagi seseorang harus bertanggung jawab bukan?"

Daichi mengeluarkan pisau kecil dari kantongnya lalu menusuk Asami yang langsung tergeletak bersimbah darah mengenai sepatu dan dress biru Kayo. Begitupula Yuko dan Minami yang berusaha membantu ikut tertusuk. Semua orang yang berada di aula cukup panik dan menjadi kacau, Daichi mulai menaiki anak tangga satu persatu seraya menarik Kayo dari sana. Tidak memedulikan Kayo yang tidak ada perlawanan saat dibawa oleh Daichi. Kayo yang ditarik paksa menatap mayat ibu tiri dan kedua kakak tirinya dengan ekspresi biasa saja seakan mengharapkan itu melihat itu menghela napas lalu sudut bibirnya yang ditarik membentuk seringaian yang menakutkan.

Benar saja, setelahnya pintu sebagai akses keluar tertutup dan tidak bisa dibuka disusul lampu gantung dan semua lampu satu-satu persatu mulai mati dan membuat kepanikan tambah menjadi. Di dalam kegelapan tamu-tamu yang berusaha mendobrak pintu keluar, tetapi sebuah seringaian lebar yang terasa di kegelapan membuat semua orang yang di sana mulai bergidik ngeri.

Setelah itu suara tembakan dari senapan api memenuhi ruangan disertai teriakan para tamu yang histeris. Ya, tembakan tersebut bukan tembakan acak melainkan tembakan dari senapan api yang sengaja ia tembakkan untuk para tamu. Semua sudah disiapkan dari awal karena ini adalah pertunjukan yang ia siapkan.

Suasana yang mendadak hening karena suara tembakan yang telah berhenti lalu Kayo yang masih menutup telinga akhirnya membukanya, menatap horror suasana aula yang kacau balau dengan lantai serta mayat yang berlumuran darah. Kayo hanya bisa mematung diam, tidak bisa berkata-kata lagi namun genggaman hangat dari tangan yang lebih besar darinya membuat perasasan aneh mulai bergejolak.

Daichi menatap Kayo kemudian melirik pintu yang terbuka lalu mulai berjalan ke arah pintu. Setelah itu ia kembali dengan membawa sepatu milik Kayo dan memasangkan sepatu yang terkena cipratan darah di kakinya, Kayo tetap diam dan membiarkan Daichi melakukannya.

"Apa kau tidak takut?" Tanya Daichi langsung pada intinya, menatap Kayo dingin, sementara itu Kayo yang mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Daichi menggeleng-gelengkan kepala lalu menjawab, "Tidak. Untuk apa aku takut lagipula ini adalah hal yang kuinginkan sejak awal, kematian ibu tiri dan saudariku, lain dari itu aku tidak peduli karena sekarang aku udah bebas."

"Jadi begitu, kalau begitu kau harus menerimaku karena mulai sekarang aku akan menjadikanmu cinderellaku."

Kayo menjawab dengan tenang. "Apa boleh buat, kalau begitu aku akan menerimamu pangeran psikopatku."

Cinderella& The Physcopath prince(Japan Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang