Preview + Cast

644 76 16
                                    










Mereka bertemu dalam belenggu takdir atas nama ketidak sengajaan.

"Siapa dia, apa dia aktris pendatang baru?"

"Bukan, dia hanya pemeran pengganti."

"Hanya orang payah yang mau menjadi penggemar orang seperti dirimu."

"Lalu mengapa kau meminta tanda tangan padaku?"

Mencoba berlari dari kenyataan hidup, lelah dengan keadaan dan tidak ingin dikekang.

"Dengar ya, kau pun melakukan kesalahan, begitu pula dengan ku. Jangan bilang aku berada di mana, atau aku adukan kau kepada Ayah juga!"

"Noona, berhentilah seperti ini. Jika kau ingin bersembunyi setidaknya jangan lukai dirimu. Kau bisa datang padaku, untuk sementara waktu."

"Tetap awasi kakakmu, jangan lengah dan jangan biarkan mereka tahu."

"Jika hanya untuk seperti ini lantas kenapa kau merepotkan dirimu, menempatkan diri dalam keadaan sulit. Kau tidak menghargai apresiasi yang mereka beri."

"Aku seperti ini, untuk seseorang. Seseorang yang terasa jauh bagiku."

Benih-benih cinta mulai bertebaran dalam pertemuan singkat, hubungan penuh ketidak jelaskan dan pecutan kenangan yang lama menghilang.

"Apa yang kau lakukan di sini?!"

"Kenapa, ini tempatku! Ini apartemenku!"

"Hanya orang bodoh yang menyukaiku,"

"Sepertinya aku rela menjadi bodoh."

"Kau kan yang bilang dia aku ada di sini!"

"Tentu, aku adalah tunangannya."

"Kupikir kau berbeda, ternyata kau sama saja."

"Seseorang pernah berjanji padaku, seseorang pernah menyuruh ku menunggu."

"Aku menemukanmu."

Tanpa merka sadari,bayang-bayang ancaman mulai datang. Sosok yang tak pernah mereka harapkan kini mulai merangkak ke permukaan.

"Dia masih hidup. Tetap awasi dia!"

"Biarkan mereka lengah, dan saat itu terjadi. Kita eksekusi."

"Luhan kau yakin, bukankah ini berbahaya?"

"Aku yakin, sudah banyak aku memainkan adegan berbahaya, hanya satu seperti ini tak angkat membunuhku."

"Luhan awas!"

"Mengapa hanya diam?! Cepat panggil ambulan!"

"Maafkan aku, berat harus mengatakannya, tetapi tidak ada harapan."

Satu kejadian membuak memori lama yang sudah terkubur dalam.

"Anak manis, jangan menangis. Berbahagialah kerena aku akan menghadiahkan kepalamu pada ayahmu!"

"Kini aku mengerti mengapa Ayah menjodohkan ku."

Kegagalan kembali menghampiri, dan rasa takut kembali datang.

"Maafkanku, dia tidak bisa bertahan, dia harus pergi."

"Tidak katakan itu hanya lelucon saja!"

"Kemalangan memang bersarang padanya. Dia gadis yang membawa mala petaka."


"Aku menyerah."

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang