Bagian 3

22 1 0
                                    

Ba'da magrib aku sampai di rumah seperti biasa aku sholat di masjid dekat restoran. gelap mulai menyelimuti langit. Aku membuka garasi di sebelah rumah tempatnya tidak terlalu besar hanya cukup untuk dua motor.

Belum sampai menginjakkan kaki ke teras, terlihat Ummi udah di depan pintu dengan pakaian daster dan kerudung yang senada. Ummi menatap ku sedikit wajah marah.

"Assalamualaikum Ummi" Aku tersenyum dan mencium punggung tangan kanan Ummi.

"Waalaikumussalam, dari mana aja kamu Sya tiap hari pulang jam segini terus ga baik anak perempuan pulang jam segini"

Aku tidak menjawab pertanyaannya bukan karena pasti Ummi akan marah.

"Hmmm, Yaudah kamu mandi sana Sya"

Ummi langsung masuk kedalam aku pun mengikuti nya. Ummi langsung menyiapkan makan malam, semakin durhaka aku selalu membuat khawatir terus, raut mukanya semakin mengerut. Semoga Allah memberikan umur panjang dan sehat terus.

📌📌📌

Suara ketukan pintu kamar ku terdengar ah membuat ku males bangkit dari tidur ini.

"Sya buka pintunya Ummi udah nungguin buat makan malam" suara teriakan Risya dari luar kamar.

Astagfirullah aku lupa setelah mandi tadi aku malah rebahan dan ujung-ujungnya ketiduran.

"Iya iya gua keluar tungguin bentar" aku berteriak.

Aku langsung bergegas keluar kamar, sedikit mempercepat langkah ku hingga ku kaki terkilir.

"Ummiiiiiiii....."

Aku meringis kesakitan memegang kaki kanan ku yang terkilir. Sakit sangat sakit aku menangis, terlihat Ummi dan Risya berlari ke arahku.

"Astagfirullah Sya kamu kenapa bisa jatoh gini" Raut muka Ummi sangat cemas, aku hanya menangis kesakitan.

"Astagfirullah Sya kamu kenapa"

Ummi dan Risya langsung membantuku berdiri dan berjalan ke arah ruangan mendudukkan ku ke sofa.

"Ris tolong ambilin minyak urut di kamar Ummi"

"Iya mi bentar"

"Aduh Sya kamu kenapa bisa terkilir sih"

Terlihat bulir di mata Ummi aku terus menerus memeluk Ummi dan menangis di palukan nya.

"Sakit mi kaki Resya" aku merengek memegang kaki kanan ku. Risya kembali membawa minyak urut,Ummi langsung mengambilnya dan mengurutkan pada kaki ku. Tangan nya mengoleskan minyak dan mengurut pelan-pelan.

"Gimana? Udah ga terlalu sakit Sya?"

Aku mengangguk memang sih ga terlalu sakit dari sebelumnya.

"makasih Mi udah bantuin Sya" aku tersenyum padanya karena Ummi begitu baik. Ummi tersenyum dengan mata yang masih terlihat basah.

"Makasih juga Ris"

"Iya Sya" dia tersenyum

"Lain kali lebih hati-hati lagi Sya. Yaudah kalian belum makan kan? Mau makan disini aja apa di meja makan?" Tanya ummi

"Iya Mi. Yaudah di meja makan aja Mi"

"Tapi kan kaki kamu masih sakit Sya?" Saut Risya

"Gapapa ko Ris udah ga terlalu sakit ko yaudah yu laperr"

Aku berdiri walaupun agak terlalu sakit sih buat di jalankan tetapi Ummi dan Risya membantu ku berjalan menuju meja makan.

Setelah makan malam aku kembali ke kamar itu pun di bantu Ummi dan Risya, sekarang keadaan kaki ku lumayan sedikit pulih karna Ummi mengurutkan minyak di kaki ku.

Perjalanan Hijrah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang