Jeon Jungkook, pemuda berusia 21 tahun yang kini tengah sibuk berjalan ke sana sini, memasukkan beberapa barang bawaan tambahan untuk dimasukkan ke dalam ransel hitamnya. Mengetuk nakas di samping ranjang dengan ujung-ujung jari, pemuda itu berusaha mengingat kembali apa saja yang dibawanya.Keningnya berkerut dalam saat menyadari ada yang kurang. Tapi apa, ya. Baju ganti dan pakaian dalam sudah, peralatan mandi sudah beberapa. Tidak perlu dibawa semua, keperluan semacam itu ada pada layanan hotel, pikirnya. Snack dan camilan juga sudah. Buku sud-
Eh?
Kenapa juga dia harus membawa buku saat liburan?
Pemuda itu mengeluarkan kembali beberapa novel dan komik yang sempat ia masukkan dalam ransel. Tidak begitu diperlukan, yang ada malah menambah berat.
Menepuk jidat, Jeon Jungkook hampir saja melupakan benda sakral yang haram dilupakan. Jadi pemuda itu membuka lemari coklat di samping nakas, kemudian mengambil kamera andalannya.
Membayangkan suara dedaunan hijau yang saling bergesekan tertiup angin, langit biru cerah, pasir kuning kecoklatan, serta air sejernih kristal dingin yang menyapa kaki telanjang dengan riak-riak kecil yang saling menyusul, terpantul sinar matahari yang membuatnya semakin cantik. Sayang sekali jika hanya memotret melalui kamera ponsel, pikirnya. Kurang keren.
Tangannya masih sibuk mengepak barang saat ponselnya berdering. Melirik melalui kedua ujung mata, pemuda itu menahan napas saat menjawab panggilan.
Namjoon hyung.
Rasa-rasanya Jungkook hampir seperti ditelan begitu saja saat pemuda yang lima tahun lebih tua darinya tersebut mengatakan keberangkatan mereka kurang dari dua jam dari sekarang.
Setelah mengakhiri panggilan, pemuda Jeon tersebut segera menyelesaikan pekerjaannya kemudian menyusul ke bandara tempat mereka berkumpul. Sama sekali tidak lucu jika dirinya tertinggal kapal.
***
Jeon Jungkook tahu ia tidak begitu pandai membawa suasana, mengingatkannya pada jumlah teman dekat yang dimiliki. Namun terlepas dari fakta tersebut, pemuda itu mendadak sedikit menyesal mengiyakan ajakan Namjoon. Liburan ke Hawaii. Refreshing, katanya.
Harusnya ia menaruh sedikit curiga saat Pemuda Kim tersebut menggaruk tengkuk setengah kaku saat berkata. "Ayolah, ikut saja. Lagi pula cuma aku dan beberapa teman saja yang ikut."
Pasalnya, pemuda berlesung pipit tersebut juga mengajak sepupunya, Kim Taehyung beserta pacarnya.
Semesta pasti sedang bercanda. Ini diluar ekspektasi. Apa dia pulang saja, ya? Mengambil penerbangan ke Seoul dengan alasan lupa memberi makan kucing sepertinya tidak buruk.
Ah, tapi dia kan belum pernah ke Hawaii. Sayang sekali jika dilewatkan.
Menghela napas setengah pasrah, pemuda Jeon tersebut diam-diam berkata dalam hati sesampainya di Hotel bahwa dia tidak perlu bicara banyak. Jawab seperlunya jika ditanya. Selebihnya, nikmati saja liburannya.
Ya, begitu. Tidak terdengar buruk.
***
"Aku mau pergi memancing."
Jeon Jungkook hampir tersedak saat menelan makan siangnya. Lebih-lebih saat Kim Namjoon berkata dengan penuh antusias seolah tidak merasa berdosa sama sekali, "Siapa yang mau ikut?"
Tidak, terima kasih.
"Ide yang bagus. Kalian memancing, nanti aku yang memasak. Kita bisa pesta ikan bakar." Pekik Ellen girang, kedua netranya berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Willowwacks
FanficJUNGKOOK'S BIRTHDAY PROJECT] Jeon Jungkook hanya perlu menutup mata, membiarkan beberapa kelebat memori kembali melintas dalam benak. Waktu mungkin bisa membabat habis usianya, namun semesta tetap menjadi saksi seberapa banyak perjalanan yang telah...