Sunyi sekali hati ini.
Tak ada yang mengisi.
Seperti dulu lagi.
Bak terulang kembali.Sepi, dan sepertinya jiwanya akan sendiri.
Ia meringis dalam hati.
Hanya dengan puisi.
Yang sanggup temani.Jiwa suci semacam ini.
Senantiasa bersuara dalam sunyi.Rasa sepi dihati selalu bergelut.
Dalam jiwa yang sedang berlutut.
Pada Tuhan, ditemani kicawan burung perkutut.
Dirinya ingin teriak menghapus sunyi yang berlarut.Disini, ada jiwa yang terbelenggu.
Terbelenggu kesepian.
Jiwa yang sedang menunggu.
Menunggu jiwa lain datang dan tak sendirian.Jiwa itu berharap denan penuh harap.
Tanpa memikirkan keadaan sarap.
Tak peduli dengan hidup tinggi tarap.
Yang jiwa itu inginkan, hanya memiliki teman tanpa syarat.Cepatlah datang jiwa yang dikirim sang pencipta.
Untuk temanku sepanjang masa.
Untuk kita menikmati dunia serta surga.
Dikehidupan alam baka.Rumahku, 30 juni 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aku, Kamu, serta Tuhan
Poesía______________________________________________ Semuanya tentang keluh kesah hatiku terhadap kamu serta Tuhan yang sering memberi cobaan diwaktu bersamaan yang ku tuang dalam kata demi kata sehingga menjadi satu kesatuan rangkaian kata dan orang-oran...