Callista lari terburu-buru menuju ruangan BPPM dan tanpa sengaja ia menabrak kating dan terjatuh (lagi).
"Ya ampun, gapapa ta?" tanya kating tersebut sambil membantu Callista berdiri
"Aduh, iya gapapa kok kak. Sorry nih kak buru2 soalnya jadi nabrak deh"
"Yakin nih?" tanya kakak itu lagi sambil menatap Callista lalu ia melihat luka di lutut Callista yang berdarah kembali
"Eh, itu lutut lo luka lagi. Ayo gue anter ke ruang kesehatan"
"Eh, gausah kak. Bisa nanti kok, ini gue mau rapat dulu udah telat"
"Gak jadi rapat ta, ayok ke ruang kesehatan" ujarnya sambil menarik tangan Callista
"Dih, kata siapa coba?" tanya Callista sambil berusaha menarik dirinya dari tarikan kakak itu
"Makanya diliat grup nya, kan gue juga anak BPPM. Gimana sih lo?"
"Eh, bentar gue cek dulu kak"
Callista mengambil hp nya dan langsung melihat grup yang sudah ramai
"Eh, iya deng. Anjir, tau gitu ngapa gue lari2 gak jelas gini sampe jatoh"
"Ya udah, ayok ke ruang kesehatan nanti infeksi luka lo"
"Bisa sendiri kok gue kak"
"Kan gara2 nabrak gue lutut lo berdarah lagi" ujarnya sambil menarik tangan Callista yang digandengnya
"Ok, tapi gak usah dipegangin gini gue kak"
"Dari pada gue gendong lo. Pilih mana huh?"
"Dih, masih aja ya tukang maksa lo kak"
"Haha, sama lo ini gue maksanya"
"Hilih, tai lah"
Sesampainya di ruang kesehatan, mereka disambut oleh mbak riani. Mbak Riani ini dokter yang sering berjaga di ruang kesehatan di universitas ini, dia lebih suka dipanggil mbak biar gak terlalu canggung sama mahasiswa/i disini.
"Waduh, Callista kenapa nih sampe dituntun segala sama Taka"
"Ini mbak, lutut nya luka lebar"
"Ya ampun, kamu hobi amat sih jatuh ta"
"Hehe, tadi buru-buru mbak jadi nabrak Kak Taka terus jatuh deh" ucap Callista sambil cengengesan
"Ya udah minggir dulu kamu Taka, mau tak obatin dulu"
"Iya mbak, gue beli minum dulu ya ta"
"Ok sip, gue nitip ya kak"
"Siip"
Taka pun keluar dari ruang kesehatan, meninggalkan Mbak Riani dan Callista.
"Masih sering berinteraksi sama Taka?" tanya Mbak Riani
"Ya iya mbak, satu organisasi juga gimana gak sering berinteraksi"
"Iya juga ya. Tapi, Dito gak cemburu apa?"
"Ya cemburu mbak, kadang dia bilang kadang dipendam aja mbak"
"Ya, Dito anaknya emang gitu sih ya"
"Iya, toh aku sama Taka sekarang temenan aja. Kan gak boleh memutus tali silatutahmi"
"Iya lah, kan gak semua mantan jadi musuh ya gak ta" sambung Taka yang baru tiba dari membeli minuman
"Nih, milk tea buat Callista dan teh kotak buat mbak Riani"
"Widih, thanks ka. Perlu diganti gak nih?"
"Halah gak usah mbak"
"Lo gak ada kelas kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Faith
FanfictionLet me tell you a story about a young couple and their struggle to dealing the harsh life