6

19 7 4
                                    

Senin, hari ini adalah hari yang paling tidak sukai kalangan remaja, dimana hari ini mereka harus masuk sekolah setelah adanya hari libur dan dimana pula mereka harus berpanas panasan karena upacara, ditambah lagi saat amanat guru dimulai, rasanya mereka ingin cepat cepat sekali menyelesaikan upacara tersebut.

"Bundaaaaaaaaa."

"Apasih Andra? Nggak usah teriak pagi pagi deh," omel Mela dengan tetap mengoles selai pada roti putranya tanpa menengok.

"Bundaaa, kenapa nggak bangunin Andra bunn ... telat dehhhh udah jam 06:40 nih," ujar Andra sambil cemberut khas anak kecil yg merengek.

"Makanya jangan begadang! Ngapain sih lagu laguan begadang, tidur aja masih dibangunin, udah cepet makan rotinya," perintah Mela.

"Dangdutan bundaa ... namanya juga anak muda, bunda kaya nggak pernah muda aja. Yaouhdha Andla beyangkat buonda kohhh," ucap Andra dengan mulut yang masih penuh roti dan cepat ia berlari keluar setelah mencium tangan bundanya.

"Ya Allah perasaan dulu waktu hamil kembar saya nggak ngidam yang aneh aneh deh," ucap Mela sambil geleng geleng kepala.

~¤~

Setibanya disekolah benar dugaan Andra, ia terlambat, pasalnya gerbang sudah dikunci dan upacara sudah dimulai. Terpaksa ia harus memanjat tembok samping sekolah.

Dan pas sekali Ela, Ila, dan Aksa pun telat dan sedang memanjat tembok.

"Wuii tungguinn," teriak Andra dan cepat cepat menyusul ketiga temannya.

"Hadeuhh cakep cakep gini pake harus manjat, untungnya babang Andra ganteng ... jadi nggak memalukan hartabat dan martabat mbok Ati selaku penjaga keamanan kerajaan kehidupan awokawokawok," ucap Andra tak jelas saat sudah sampai diatas tembok.

"Telat juga ndro?," tanya mbok ati.

"Iye mbok biasee, semalem dangdutan. Yaudah Andra pamit mbokk, makaseh bangkunye."

"Iye," ucap mbok ati sambil geleng geleng kepala.

~¤~

Andra mengendap endap menuju lapangan lewat pohon pohon hiasan disekolahnya agar tidak ketahuan petugas upacara yang mengawas. Yas dan ia berhasil.

"Heiii gayssss," ucap Andra mengagetkan orang sekitarnya, untung saja tidak kedengaran petugas, masih mending kalau petugas, coba kalau Pak Anto .. beuhh bisa tamat riwayat.

"Apaan sih berisik banget! Mau maju kedepan lu?," omel Ila.

"Yaudah iya mangap, amanat udah selesai?," tanya Andra.

"Darimana nye? Boro-boro selesai, kita baru dateng ge amanatnya juga baru dimulai," kesal Ela.

"Yah kurang telat berarti kita,"

"Goblok!"maki Ela, Ila, Aksa yang berada sebaris maupun disamping baris Andra.

"Salah dedek apa?," ucap Andra sok polos.

"Alah udah diem lu! Jan bacot! Ntar di panggil kita goblok!," maki Aksa.

"Ahhhh masaaa iyeeeee bangg," ucap Andra dengan nada yang sangat tinggi dan kencang, hingga membuat Aksa, Ela dan Ila kesal setengah mati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HPPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang