PART 3

218 4 0
                                    

Raja menunduk. Ia terkejut saat mendongak. Anak itu hilang! 

Haha.. ternyata Dan Bi kabur saat semua orang berlutut kepadanya.


Raja marah dan pasukan pengawal pun dikerahkan untuk mencari anak itu. Dan Bi melarikan diri dan masih bingung. Ia ada dimana? Tapi ia tak sempat berpikir lebih lama karena banyak tentara mencarinya.

Ia masuk ke ruang busana dan menemukan berbagai baju tradisional. Ia memilih baju biru dengan sulaman burung di dada dan juga mengambil spidol dari tempat pensil.

Voila.. ia menjadi salah satu dari para saguekers. Tak ada yang mengenalinya, kumisnya cukup meyakinkan walau kumis dari spidol. Bahkan para kasim dan pelayan memberi hormat padanya. Ia lega. Tapi tak lama, karena beberapa orang berpakaian sama dengannya menepuk bahunya, mengajaknya rapat di istana.

Jiaahhh.. dia jadi pejabat! Dan Bi berjalan sok pede di antara para pejabat itu.

Ternyata mereka pergi untuk rapat dengan Raja. Raja marah dan berniat untuk mencongkel mata dan menghukum mati gosam yang menghinanya. Ia juga tak akan percaya pada takhayul untuk memutuskan hal-hal penting. “Mulai sekarang, matematika dan ilmu pengetahuan akan digunakan untuk memecahkan masalah.”

Para menteri meminta untuk tak gegabah. Bagaimana mungkin Raja tahu rencana alam dengan aritmetika? Mereka memohon Raja untuk mempertimbangkan lagi. Semua membungkuk dan Dan Bi juga ikut membungkuk.

Salah satu menteri berkata Langit marah karena Bapak negara ini a.k.a raja belum menghasilkan keturunan. Ia mengusulkan untuk bermalam bersama Ratu pada hari yang sudah ditentukan. Raja tak suka dengan ide itu, tapi semua menteri berlutut dan Dan Bi pun ikut-ikutan berlutut.

Raja pusing mendengar permintaan itu. Dan Bi melihat semua orang sedang berlutut dan Raja di atas juga sedang menunduk. Ia mengambil kesempatan ini untuk beringsut, pelan-pelan menuju pintu.

Menteri yang mengusulkan bermalam bersama Ratu  itu ternyata adalah Menteri Shim On, ayah Ratu, yang berarti mertua Raja. Ia mendatangi ruangan putrinya dan dari luar ruangan ia sudah bicara kalau bencana kekeringan ini merupakan berkah untuk memaksa Raja untuk bersatu dengan Ratu.

Suara ayah itu terdengar dari dalam ruangan. Ratu yang sedang makan mie, buru-buru menyembunyikan mangkok dan bersikap selayaknya Ratu. Duduk tegak dengan anggun. Tapi ayah sempat melihat noda kemerahan dan bertanya Ratu sedang makan apa?

Ratu buru-buru menghapus dan menjawab, “Itu mimisan.” Haha.. kayak Sou aja.

Ayah menegur putrinya dan memintanya mawas diri karena sebentar lagi Ratu harus melahirkan keturunan. Ratu harus mengamankan posisinya. Ia punya mimpi untuk menjadi Raja di negara ini. Jika ia tak mewujudkan mimpinya, Ratu harus mewujudkan mimpi itu. 

Handphone Dan Bi terjatuh saat kabur tadi. Ia menemukannya di halaman. Ia mengendap-endap menuju handphone itu. Berhasil! Ia mengambil handphone itu dan bersiap untuk kabur lagi.

Tapi ada seseorang yang menghalanginya.

Splash Splash Love💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang