04. MILIKKU

10 2 0
                                    

Senin pagi menjadi semangat baru untuk Mikha, dikamarnya sekarang beberapa pelayan sibuk hilir mudik memilihkan sepatu dan tas apa yang ingin dipakai oleh mikha. Sambil tersenyum mikha meminta diambilkan tas dan sepatu senada berwarna biru merek salah satu brand terkenal Hermes. Disekolahnya diperbolehkan memakai tas dan sepatu warna apapun sehingga tidak ada anak-anak yang memakai sepatu bewarna hitam.
Setelah selesai didandani, Mikha melangkah keluar kamar dan menuju ruang makan, disana terdapat meja besar yang dikelilingi oleh 20 kursi, hanya satu kursi yang terisi, sisanya kosong, sekosong hidup Mikha.
Orang tua Mikha sudah meninggal sejak Mikha berumur 15 tahun karena kecelakaan pesawat, saat ini usia Mikha beranjak 18 tahun. Mikha anak tunggal dengan mewarisi semua aset-aset peninggalan orang tuanya. Mikha sangat kesepian walaupun ada puluhan pelayan yang melayaninya tetapi hatinya tetap kosong dan kesepian. Itulah penyebab Mikha selalu ingin menjadi pusat perhatian dengan menarik perhatian dengan cara yang salah seperti sering membully anak anak di sekolahnya.

Mikha telah sampai di sekolahnya dengan menenteng tas mewahnya. Banyak siswa lain yang melirik saat Mikha melewati mereka, mereka menyebut Mikha sebagai toko barang mewah berjalan. Tetapi Mikha tidak ambil pusing julukan apapun tidak berpengaruh untuknya.

Tidak jauh dari posisi ia saat ini, Mikha melihat Senja yang asyik mengobrol dengan seorang gadis sambil tertawa. Melihat itu Mikha langsung mengeluarkan senyum sinisnya dan langsung menuju mereka berdua dengan hati membara.

"Haiii guys, lagi ngobrolin apa nih? tanya Mikha kepada Senja dan gadis itu. Melihat dari mereka berdua yang tampak acuh dengan kehadirannya membuat emosi yang ditahannya sedari tadi memuncak. Dengan emosi Mikha menjambak rambut gadis tersebut seraya berseru "Lo nggak denger gue ngomong ya,  gue tanya kalian lagi ngobrol apa itu dijawab bego!! ujar Mikha kemudian mendorong gadis itu sampai terjatuh. Melihat itu Senja langsung mendorong Mikha kasar seraya berkata" Lo gila ya, kita nggak ada urusannya sama lo, kenapa lo tiba tiba datang dan gangguin kita" ujar Senja geram.

Melihat perlakuan Senja kepadanya sedikit membuat hatinya sakit, tapi kemudian diabaikannya dan mendekati gadis itu sambil berkata "Gue emang nggak ada masalah kalo yang lo ajak ngobrol itu orang lain dan bukan Senja. Karena Senja itu MILIK GUE. Paham lo" tegas Mikha sambil berjalan pergi dan mengabaikan Senja dan para penonton di koridor sekolah yang terkejut mendengar dan menyaksikan kepemilikan Mikha terhadap Senja.

TERLIHAT SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang