2 - mendarat

30 9 6
                                    

Tak mudah bagi garuda untuk melewati segala rintangan yang kini ia hadapi. Bukan karena tidak bahagia menjalani hidup, tapi karena sisa waktu yang dia punya.

Kini ia akan memanfaatkan segala sisa waktu yang dia punya sebaik-baiknya. Melakukan segala hal yang tertunda.

Garuda menghentikan motornya di depan rumah Nara, berjalan masuk lalu memencet bel-nya tak lama keluar wanita yang sedari tadi ia tunggu.

"Kamu ngapain?" Dengan ketus Nara berjalan menghampiri.

"Jemput." Balas garuda singkat

"Aku ga mesen ojek online."

"Gue jemput lo Nar, udah ayo cepet naik."

"Gak."

"Gua lagi gak nawar, maksa."
lalu menarik tangan Nara untuk naik motornya, beberapa kali memberontak tapi kalah akhirnya dia pasrah.

Di tengah perjalanannya Garuda menghentikan motor ke bahu jalan dan mencopot jaketnya.
"Ngapain lagi sih Gar? "
"Rok lu kependekan tutup pake ini."
Nara menarik jaket pemberian Garuda menutup sebagian pahanya yang terekspos. dia baik.

Dan sialnya lagi saat sampai disekolah seluruh penjuru sekolah memperhatikan Mereka, Nara sangat yakin bahwa kejadian kemarin di kantin sedang menjadi trending topik.

"Sial, gara gara kamu aku jadi malu! semua orang ngeliatin kita." Semua orang yang berada diposisi Nara sekarang mungkin akan marah, bagaimana tidak? dia tidak tau apa-apa dan tiba-tiba dia terlibat oleh skenario yang Garuda buat.

"Yaudah gua anter sampe kelas lo." Garuda menggegam tangan Nara dan membuat mereka tambah jadi bahan perhatian.

"Stop garuda, kamu tambah bikin aku malu!"

"Lo malu jalan sama gue?" tanya nya

"Bukan gitu, ah udahlah aku duluan makasi tumpangannya." Nara berlari kecil meninggalkan Garuda.

*****

"Nar lo di panggil sama Kak Genta ke belakang sekolah." ucap Deri-salah satu teman kelasnya

Nara bingung pandangaannya kosong kedepan, sekarang apa yang harus dilakukannya Genta pasti sudah mendengar kejadian kemarin bahkan yang tadi pagi.

Dia melangkah ragu ke halaman itu, benar tampak Genta yang sudah duduk menunggunya, senyum tipis manis muncul dari bibirnya. Menepuk salah satu bangku untuk mengisyaratkan Nara untuk duduk disebelahnya.

"Hai rara-ku" Genta memang memiliki panggilan tersendiri untuk Nara kecilnya ini.

"Aku lama ya?" Nara berjalan menghampiri duduk di sisi bangku yang kosong.

"Kamu tau persis apa yang mau aku omongin, Aku mau denger dari mulut kamu sendiri." Ucap genta to the point.

"Garuda cuma becanda ta." Nara menoleh pada Genta menatap mukanya sebentar "Tapi aku ga tau juga, bisa jadi dia serius." sambungnya lagi

"Kamu seneng? Kalo Garuda serius aku harap dia gak bakal nyakitin kamu."

"Kamu gak cemburu ta?"

"Rara kira udah pernah bahas ini sebelumnya, Kamu udah aku anggep kaya adek aku." Genta menggengam tangan Nara sambil sesekali Mengelusnya.

"Iya aku paham, Aku ga cukup baik buat gantiin posisi dia kan?"

"Udah mau bel pelajaran pertama, Aku balik dulu ya Ra, Istirahat makan yang banyak aku gak mau ya sampe magg kamu kambuh."

Genta mengusap lembut kepala nara dan berlalu meninggalkan Nara. Kenapa harus Genta? dari banyaknya laki-laki kenapa harus dia. Ya, cinta memang seperti itu jalannya, datang tiba-tiba dan entah jatuh pada siapa.

"Jangan terlihat menyedihkan gitu, gue benci liatnya." Garuda lagi, entah sampai kapan dia akan terus datang tiba tiba seperti itu.

"Sejak kapan disitu? kamu denger semuanya?"

"sedikit."

"Dia ya?" Tanya garuda.

"Apanya?" Nara balik bertanya.

"Yang bikin gue ga bisa masuk hati lo."

*****

"Kenapa kamu gak makan? Kalo magg kamu kambuh gimana?" Genta langsung datang ke kelas menghampiri Nara saat tau
gadis itu tidak makan siang ke kantin.

"Lagi males aja kak, Kantin rame soalnya."

"Nih" Genta menyodorkan 2 helai roti "Kasian nanti mama repot loh kalo kamu sakit." sambungnya lagi.

Sebelum Nara mengambilnya, roti itu telah diambil oleh Garuda dengan sigapnya. lalu Garuda menyodorkan tempak bekal yang berisikan nasi goreng lengkap dengan telurnya.

"Makan roti mana ada kenyang nya, nih gue ada nasi goreng makan ya." Genta lantas langsung menoleh ke arahnya.
"Lo tunggu apa lagi? masih mau godain cewek gue?"
Genta langsung melangkahkan kakinya keluar. Nampak raut ketidaksukaan diwajahnya.

"Makasih nasinya nanti aku makan." Nara berucap dengan muka datarnya.

"Nanti pulang sendiri bisa? gua ada urusan penting."

"who's care? tanpa kamu aku bisa sendiri." lagi lagi tak ada nada ramah yang keluar dari mulutnya.

"Di tunggu ya Nar." Garuda menampakan senyum manisnya.

"Tunggu apa lagi?"

"Ditunggu sampai lo bisa buka hati."

*****

Sudah sekiranya 3 kali Nara memesan ojek online namun semua membatalkannya begitu saja. Sayangnya dia sudah terlanjur menolak dua temannya untuk mengantar pulang, mau tidak mau dia mengambil bus untuk pilihan terakhirnya.

Nara memilih kursi kosong disamping jendela agar bisa melihat sekitar dan tidak merasa terlalu bosan, sayangnya lagi bukan mendapat pandangan yang unik yang dilihiatnya malah Garuda dengan gadis di sebelahnya. Dua orang itu nampak asik bercanda dan masuk ke dalam salah satu Rumah sakit ternama di Jakarta.

aku itu wanita keberapa Gar?

*****

give a vote and i'll give my heart to you.

pesawat kertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang