03. Dua Paras Putih

199 18 0
                                    

❝Mungkin kita memang tidak pernah dipersatukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Mungkin kita memang tidak pernah dipersatukan. Namun setidaknya kita pernah merangkai kisah bersama sama. Kisah yang pernah menjadi sejarah antara kita. Salah satunya adalah lukisan❞ —Jingga ;Dua Paras Putih

Jean Christian
HEH

Reihan
Santuy dong bro

Jean Christian
MAAF

Reihan
Napa lu tiba tiba panik? Capslock matiin lah

Jean Christian
INI GIMANA

Reihan
Gimana apanya

Jean Christian
ALICE NGEFOLLOW GUAAA

Reihan
Y trs?

Jean Christian
GAPEKA LU SAMA GWA

Reihan
Yakan gua bukan pacar lu bodoh
Read

Jean tidak tahu harus bagaimana dengan keadaan tersebut. Perasaan nya begitu campur aduk. Kadang terkejut dan panik. Namun ia juga merasakan hal kesenangan. Yang pasti salah satunya adalah Ragu.

Pikirnya ia ingin membalasnya. Tapi diselimuti oleh perasaan gengsi. Tapi juga ia ingin sekali membalasnya. Keduanya begitu setara sehingga tak tahu harus diapakan.

Waktu semakin berjalan. Kali ini lelaki itu merelakan handphone nya dan segera masuk ke kelas terlebih dahulu karena akan mengikuti susulan Ulangan Fisika.

"Sini bukunya biar saya yang ambil. Ini lembarannya. Jangan nyontek." Kata Bu Lintang. Kemudian hanya dibalas anggukan oleh Jean. 'Halah gua bukan tipe tipe orang yang begitu' batinnya.

Lembaran soal beserta kertas untuk mengisi jawabannya pun mulai dibagikan. Sebelum itu ia berdoa dulu agar bisa meraih nilai yang tinggi. Bisa dikatakan— sederhana saja. Tidak remedial.
Hanya itu harapannya.

Tapi semua mulai berubah ketika otaknya secara tiba tiba harus nge-blank. Semua yang diingatnya terlepas begitu saja. Bingung, pusing, itulah yang ia rasakan.

SOAL UJIAN DASAR KULIAH SEMESTER 1

1. Jika dua planet masing masing bermassa 2 x 30²¹ kg dan 6 x 10¹³ kg, mempunyai jarak antara kedua pusat planet sebesar 3 x 10² km. Tentukan besar gaya tarik menarik antara kedua planet!

"Astajim! Baca istigfar gua. Liat soal nomor satu aja udah bikin ga niat ngerjain."

"BU SOALNYA BISA DIGANTI GA?"

"Jean minta diganti? Diganti jadi apa? Bahasa Indonesia?"

"Bu— bukan gitu ck,"

"Yaudah gausah banyak tanya."

"Tapi—"

"Kamu ngelawan?"

"Ya bu sekarang saya kerjain."

"Bagus."

Jean lebih memilih untuk bungkam dan diam diam menggerutu dalam hati. Bagaimana mungkin, soal soal yang diberikan gurunya sama sekali tidak ada yang sesuai dengan yang ia pelajari semalam.

Lantas apakah ia akan mendapat nilai ujian yang bagus?

ılı.lıllılı.ıllı.

Aku mungkin salah telah melakukan ini. Tapi bagaimanapun caranya hanya ini saja yang bisa ku lakukan.

Untuk mengatasi kerinduan yang membakar. Sadar lice sadar. Dia mungkin tidak akan mengingatmu lagi.

Karena.. Jarak kita sudah jauh. Kami yang sekarang sudah bukan lagi kami yang dulu. Yang sering tertawa bersama. Berbagi memori hal hal yang sangat lucu.

"Loh, Kamu kena razia?"

"Gatau. Tapi nurut nurut aja. Demi ga disuruh berdiri di depan bendera."

"Kok aku nggak pernah liat kamu ya?"

"Astaga jangan diliat itu konyol! Malu guaa"

Terkecuali apabila ada mesin waktu yang bisa mengulang masa lalu kembali. Sayang nya hanyalah sebuah harapan saja. Itu tak akan terjadi. Biarkanlah kenangan yang telah lupuh begitu saja.

Semua gambar beserta video telah terhapus. Dan justru hari hari yang menyenangkan malah ku sia siakan.

Aku menyadari hal itu. Ada rasa menyesal yang tumbuh dari dalam hati. Maafkan.. Maafkan aku.

Waktu telah berganti. Kini saatnya anak SMA pulang.

Jakarta, mendapati senja nya. Berharap ia akan menampakan dirinya seraya menghiasi langit. Membawa sejuta kasih yang telah ditunggu tunggu oleh seorang diri.

Waktu semakin berputar.

Semakin senja tenggelam dan tenggelam. Semakin pergi orang orang yang berada di sekitar terminal. Aku duduk menyendiri sembari menatap lingkungan sekolah.

Hanya ada suara daun daun secara samar. Diiringi suasana terpaan angin. Mereka berdua membuatku kembali memutar memori masa lalu.

"Kenapa kamu begitu menyukai senja?"

"Dia indah."

"Tapi kan cuman sementara kak!"

"Idk, dia tidak pernah marah. Dia telah mengajarkan gue untuk menerima kenyataan."

"Kenapa gitu?"

"Dek kamu ga bakal paham kayaknya. Gue udah dijemput, see you!"

Sekarang aku baru menyadari bahwa betapa berarti nya senja itu. Yang bahkan— sekarang ia sudah menjadi saksi bisu walau hanya menampakan dirinya sementara.

Namun kehadirannya itu sangat, ah—

Aku melihat bayang bayang sosok beberapa orang yang sedang berbagi tawa.

Termasuk satu orang gadis. Gadis itu tampak sangat bahagia. Layaknya menjalankan hari tanpa masalah. Hari hari yang dipenuhi oleh kebahagiaan.

Aku terdiam dan berpikir seandainya jika aku berada di posisi sang gadis. Pasti amat menyenangkan.
Berbagi cerita bersama, bercanda bersama. Aku merasa sepertinya hanya diriku yang paling malang disini.

Seketika itu beberapa lama kemudian aku melihat satu lelaki sedang berdiri menunggu bus nya. Menggunakan jaket hitam serta kacamata.

Terlihat kebingungan dan berjalan kesana kemari. Ia menatap layar handphone nya secara acak.

Mengapa ia begitu mirip dengan seseorang.

"Kak Jean? Apa itu kamu?"



To be continued...



Saya rasa cerita saya makin kesini makin abstark deh. Lanjutin nggak ya? Kalau iya— Jangan lupa pencet tombol bintang dan jangan lupa selalu aktif dalam memberikan comment terima kasih^

Salam— A n g e l i c v e n u e s🌙





















After Moon || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang