05. Karangan Sang Empu

169 18 1
                                    

Pagi telah menyambut dunia dengan warna keabuannya. Hari ini mendung. Pertanda hujan akan menghampiri dunia. Suhu udara nya pun begitu dingin.

Hingga membuat seorang remaja tampaknya malas keluar rumah. Ia masih tertidur lelap dengan selimut yang menutupinya.

Jendela tertutup, barang barang termasuk buku terpapar dimana mana, seragam sekolah berserakan di lantai. Dan masih banyak lagi. Itulah kondisi kamarnya.

Siapa lagi jika bukan Jean Christian? Pemuda yang diakui ketampanan dan sifat cueknya oleh para gadis di sekolahannya. Yang sebenarnya adalah orang yang pemalas.

Kali ini tidak ada suara kicauan burung yang menyambutnya lagi. Tetapi tergantikan oleh...

Aiaiaia ~ Reyhan is call you! [08.30]
Missed Call

Jean risih dengan panggilan itu. Entah siapa yang menelfonnya ia tak peduli. Ia lebih memilih untuk tidur kembali. Namun sepertinya semesta tak mengizinkannya.

Aiaiaia ~ Reyhan is call you! [08.32]
Missed Call
Paansi anjir bikin orang emosi aja! —Jean

Panggilan kedua berhasil membuat Jean terbangun dari tidurnya. Matanya tak dapat menutup kembali seperti semula. Membuatnya terpaksa harus bangun.

Beranjak dari kasur, meraih sebuah handuk dan secara tidak sengaja melihat satu alarm yang tergeletak di lantai.

"Hehe ngapain gua bersikeras bangun kalo pada akhirnya telat ke sekolah. Dari pada kena sanksi mending gua lanjut tidur." batinnya.

Lelaki itu kemudian melempar handuknya kembali ke lemari. Kebetulan goals (Tidak jatuh ke lantai). Jadi tak perlu mengambilnya lagi.

Berakhir ia menggeletetakan tubuhnya kembali di kasur dan melanjutkan ke alam mimpi.

"Alice, kapan aku bisa bertemu denganmu lagi? Lama sekali kita tak jumpa."

ılı.lıllılı.ıllı.

Suara rintik gerimis kembali menghampiri Kota Jakarta. Sekaligus membasahi kaca jendela rumah. Beserta tanaman dan lain lain. Akankah ada pelangi pada akhirnya?

Selamat datang kembali hujan. Aku rindu denganmu. Kau telah mengingatkanku kembali pada sebuah kisah. Kisah masa kecil hingga masa kini yang begitu indah. Tepatnya pada tahun 2009 sampai 2015.

Tapi sekarang, ingatan itu sudah menjadi cerita. Sekaligus menjadi sebuah khayalan yang hanya bisa dinanti kembali. Kisahku sama dengan hujan. Datang dan pergi tanpa pamit. Menghembuskan asa dan juga nestapa.

Hingga hanya dingin yang tersisa...

Aku memaksakan diri untuk pergi ke sekolah dengan keadaan cuaca hujan. Karena.. Hujan itu adalah anugerah tuhan terindah. Aku bersyukur dengan hal itu.

Kau tahu betapa indahnya hujan saat ini?

Karena hujan telah menghampus lukaku dan berusaha menggantinya dengan kebahagiaan tersendiri.

Hujan itu membawa ketenangan. Hujan itu damai. Ia tak pernah menyakiti perasaan manusia. Hujan adalah teman terbaik di kala aku sedih, bahkan aku bahagia.

Dan lagi.. Aku sangat menyukai suara di setiap rintikannya. Bahkan aku tak tahu mengapa. Seperti hal nya aku menyukai suaramu. Iya seperti itu.

Ku susuri di setiap rerumputan. Aku berjalan sembari bersenandung lagu era 90an. Sampai pada akhirnya secara tak sadar aku telah melewati rumahnya.

Dengan lagu yang masih berputar.

Untukmu, bukankah rumah kita berdekatan? Tapi mengapa.. Mengapa sulit sekali untuk bertemu. Jika ku mengingat tahun kemarin sepertinya mudah. Kita sering berjumpa.

Mungkin sekarang kita sudah beda cerita. Tak ada lagi kata dan kita. Terima kasih Tuhan karena telah mengenalkan dirinya kepadaku. Walau hanya sementara.

Bukan, bukan sementara. Itu sudah lama bahkan lama sekali. Hanya saja aku baru tersadar di saat tahun 2015. Padahal kau dulu sering sekali bersama denganku tanpa disadari.

Saat sadar, ia justru menghilang begitu saja..

Teka teki apalagi ini..

Tidak berhenti sampai situ, jika kau dan aku dipertemukan kembali suatu saat nanti, mungkin kisah ini belum berakhir.

Dan mengenai hal itu, apakah di halaman selanjutnya kita akan kembali bertegur sapa seperti dulu lagi?

To be continued...





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After Moon || Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang