2 tahun diriku terjebak dalam mimpi buruk, kalau saja pria tua itu tak datang dalam kehidupanku mungkin semua tak akan berjalan seperti ini.
Dia dengan egoisnya merebut kebahagiaan masa kecilku, membawa janji palsu akan membahagiakan ibuku. Tapi semua hanya bualan semata, aku yang selalu tersiksa.
Rindu. aku sangat merindukan keluarga kecilku. Aku rindu canda tawa orang tuaku, aku rindu saat adik dan ayahku menggoda ibuku yang sedang merajuk. Makan berempat dengan semangkuk mie instan yang terasa lezat aku juga rindu dengan keakuran kedua orangtuaku.
Jika ia tak datang, mungkin hariku tak akan penuh dengan penyesalan. Sejujurnya sampai saat ini aku masih membenci pria tua bodoh itu. Sumpah serapah seringkali keluar dari mulutku ini. Sudah sering aku menyumpahinya agar mati saja. Namun, entah mengapa Tuhan dengan teganya malah memberikan ia kesehatan. Apa Tuhan ingin aku yang menderita. Aku sungguh putus asa, setiap malam aku selalu membayangkan akan kebahagiaan masa kecilku. Namun, air mata yang mengungkapkan segala dukaku.
Kini pun aku tetap sama, menjadi pihak yang paling terluka, aku iri akan kebahagiaan sebuah keluarga. Aku juga ingin merasakannya.
Kini aku hidup sendirian tanpa penyemangat, namun selalu kucoba untuk mencari kebahagiaanku sendiri. Untung aku memiliki keluarga, keluarga dari sesama anak bernasib sama. Juga memiliki teman yang bisa mengembalikan tawaku yang sirna. Saat aku terluka atau bahagia hanya para idol penyemangatku. Haha, iya merekalah para penyemangatku, tingkah konyol mereka serta kemampuan mereka membuatku ingin terus hidup. Aku ingin bertemu mereka dan mengucapkan terimakasih karena telah mampu menghiburku walau hanya melalui layar kaca.
Sejujurnya, apa yang kulakukan ada suatu makna dibaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Dalam Aksara
PoetryHariku memang tak sesempurna miliknya. Aku tau semua sudah pada jalannya. Sedikit ungkapan rasa dari hatiku untukmu hariku. Tentang luka dan bahagia yang ku ungkapkan dengan untaian kata.
