Prolog

8 0 0
                                    

    Dalam keheningan dan kesunyian yang menyelimuti raganya, Ia memejamkan mata untuk menikmati hembusan angin yang menerpa tubuhnya. Sedikit mencoba menghilangkan sesak yang kembali menyeruak.Tatapannya menerawang jauh kedepan.
Tatapan yang menyiratkan kesedihan, kehampaan dan kerinduan yang amat mendalam.
Almeera atau biasa dipanggil mira selalu merasakan ada bongkahan batu yang besar yang menghimpit dadanya, yang menimbulkan rasa sesak dalam hatinya setiap muncul ingatan tentang keluarganya.
   
    Keceriaan dan kebahagian dalam hidupnya dalam sekejap sirna, hanya karna  kata YA TERSERAH. Penyesalan selalu menghantuinya, rasa sesak dihati kian menumpuk. Iris mata cokelat terang miliknya mengeluarkan air bening yang terus mengalir tanpa henti mewakili perasaan yang  berkecamuk didada.
Ia semakin terisak merutuki dirinya yang begitu lemah, merutuki hatinya yang tidak bisa menghilangkan rasa sesak.
Ingin rasanya menyalahkan takdir, tapi tidak bisa. Ingin rasanya mengulang waktu tapi tidak mungkin.

Rindu PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang