Prologue

63 2 0
                                    

Warning : Typo menyebar luas...

Neive, Italian, 14.35 CEST.

Neive adalah salah satu desa kecil di italia, dan dianggap desa terindah di italia. Walau begitu, kebanyakan orang tidak mengunjungi neive untuk melihat keindahan desa kecil itu, namun mereka datang untuk minum anggur yang terkenal di desa kecil itu. Terdapat bar yang terkenal di desa itu, bar yang bernama Burgundy, bar yang menyajikan berbagai jenis wine di desa ini amat terkenal, bahkan orang-orang dari luar desapun berdatangan hanya karena ingin mencicipi salah satu wine khas di desa itu. Bar itu selalu ramai pengunjung, membuat pegawai disana kewalahan.

"Levi, tolong bawakan pesanan ke meja 12" Ujar salah satu barista.

"Baik" sahut gadis bernama lengkap Leviera van claude. Levi bekerja di bar Burgundy sebagai pelayan. Tidak hanya menyajikan wine bar itu juga menyajikan makanan yang sangat cocok jika di padukan dengan wine, berkat hal itu nama bar itu terkenal sampai di luar desa.

Jam menunjukan pukul 8 malam, ini sudah waktunya Levi pulang. Leviera bergegas mengganti seragam kerjanya dengan pakaian casualnya.

"Ahh... sungguh melelahkan, bar ini tidak pernah sepi" keluh seorang gadis yang masih mengenakan seragam pelayan, gadis itu menghampiri levi di ruang ganti. Tanpa rasa canggung levi mengganti pakaiannya di depan gadis itu.

Levi member air pada gadis itu "berhenti mengeluh Ana, resiko bekerja memang lelah tapi kau mendapat upah dari kerja kerasmu itu bukan" ujar levi pada gadis bernama Anathasya itu. Leviera dan anathasya adalah teman dekat.

Anathasya mengambil minum yang disodorkan Levi dan meminumnya "kau tidak mengeluh karena hidupmu terlalu sempurna" decak Anathasya.

Levi terlihat tidak suka mendengar kalimat itu dari teman dekatnya sendiri "hidupku tidak sesempurna itu Ana!"

"Apalagi yang kurang? Kau berasal dari keluarga terpandang, kau cantik, tubuhmu sempurna, kau bahkan pintar, tidak, sangat jenius. Kau mampu menyelesaikan gelar sarjanamu hanya dalam 2 tahun, kau mendapatkan gelar master mu hanya dengan setengah tahun. Kau bahkan akan segera mendapat gelar doktor mu" Ujar Anathasya membeberkan segala kesempurnaan yang di miliki Leviera. Leviera dan Anathasya berumur 23 tahun, namun karena kepintaran Levi ia sudah dalam tingkat akhir dalam pendidikan S3nya, sedangkan Anathasya masih kesulitan untuk mendapat gelar sarjananya.

"Aku tidak sesempurna itu Ana" ujar Levi lalu pergi meninggalkan Ana sendiri. Levi terlihat sangat sedih, orang lain menganggap Levi sebagai manusia yang sempurna. Manusia hanya menilai kesempurnaan itu dari fisik dan materi, Levi memang berasal dari keluarga yang terpandang, Levi memang memiliki wajah dan tubuh yang sempurna, Levi memang pintar atau sangat Jenius, Tapi ada satu hal yang aneh dalam dirinya! Sungguh ia tak sesempurna seperti yang orang lihat, Ada yang aneh pada kehidupannya.

Reinkarnasi! Jika hal itu memang ada, mungkin ini yang dialami oleh Leviera, Ketika ia dihadapkan oleh kematian maka di kehidupan selanjutnya ia dapat mengingat seluruh kehidupannya di masa lalu. Leviera bahkan masih mengingat ingatanya sebelum perang kedua terjadi. Leviera pernah mengalami hampir semua keadaan dalam hidup di dunia ini, menjadi orang miskin, orang kaya, orang yang memiliki penyakit keras, seorang gelandangan yang tak punya rumahh, anak yatim piatu yang di buang, bahkan ia pernah menjadi seorang pangeran di kerajaan inggris, ah, bahkan ia pernah terlahir kembali menjadi hewan. Ia pernah terlahir menjadi seekor kelinci dan seekor kucing.

Ketika Leviera di lahirkan kembali, wujudnya tidak hanya sebagai wanita cantik seperti sekarang. Terkadang ia menjadi seorang pria, namun ia lebih sering terlahir kembali sebagai seorang wanita. Wanita jelek, kurus, gemuk. Bahkan dalam wujud pria Levi belum pernah memiliki wujud yang tampan. Tapi Levi selalu berusaha menjalani kehidupannya dengan semangat, seperti apapun wujudnya saat terlahir Levi tidak mempermasalahkannya, Ia tetap semangat dalam menjalani Kehidupannya. Semua ilmu yang di dapatnya dari masa lalu yang tak pernah ia lupakan membuatnya menjadi manusia yang jenius, hal itu memang membantunya dalam menjalani hidup. Tapi Ketika Hal ini terus berulang Levi lelah menghadapi kehidupanya. Levi ingin seperti Manusia lainnya yang ketika meninggal rohnya akan tenang bersama tuhan yang menciptakan manusia, Tidak seperti kehidupannya yang terus berlanjut seperti ini.

Berkali- kali meninggal dan hidup kembali dengan segala ingatanya di kehidupan sebelumnya membuat kenangan Levi terasa menyakitkan. Kesedihan akan kehilangan orang yang ia sayang atau meninggalkan orang yang ia cintai sudah sangat sering Levi alami. Dan hal itu masih membekas sampai kehidupannya saat ini. Dipundaknya menanggung beban yang lebih berat dari manusia manapun, karena itulah Levi selalu membenci seseorang yang menganggap kehidupanya sempurna. Manusia hanya mahkluk rapuh yang tidak ada satupun dari mereka yang sempurna.

Levi bergegas pulang, saat ini ia hanya ingin beristirahat, membaringkan tubuhnya yang lelah setelah seharian berkerja. Besok ia juga harus mengajar di kampusnya. Ya, Levi memang menjadi dosen di kampusnya. Ia mengajar pendidikan S1 di bidang Bahasa dan Ekonomi padahal ia mendapat gelar Masternya dalam bidang Teknologi Komputer.

"Leviiiiiii" Teriak Anathasya berlarian mengejar Levi. Levi hanya diam melihat sahabatnya itu berlari. Anathasya langsung memeluk lengan sahabatnya itu "Maafkan aku Leviiii" Ujarnya dengan wajah yang memelas.

Levi menghela nafas panjang "baiklah... baiklah kau menang" sahut Levi, bagaimana Levi bisa terus marah jika wajah sahabatnya itu seperti anak kucing yang bersedih.

"Kau memaafkanku?" tanya Ana memastikan

"Ya" sahut Levi singkat.

"Kau memang sahabat terbaikku Leviii" ana memeluk sahabatnya itu dengan erat.

"Lepaskan, aku bisa mati" Canda Levi

Ana melepaskan pelukannya "Ayo pulang bersama" Levi menurut, Lagipula arah rumah mereka memang searah.

DOORRR..... DOORRR.... DOORRR...

Tubuh Levi Ambruk dengan darah yang terus keluar "LEVIIIII" Teriak Ana histeris melihat sahabatnya tertembak. Dibalik orang yang terlihat sempurna selalu terselip rasa iri hati disekitarnya, dan Leviera adalah korban dari rasa iri hati tersebut.

Tubuh ana gemetar hebat melihat tubuh sahabatnya yang mengeluarkan banyak darah, ana segera menghubungi pihak rumah sakit. "levi bertahanlah... ambulan akan segera kemari... kumohon bertahanlah" lirih Ana sambil menggenggam lengan sahabatnya.

"kau terlihat bodoh" ejek Levi susah payah saat melihat sahabatnya itu beruraian air mata.

"ini bukan waktunya bercanda bodoh!" Geram Ana.

"Ambil handphoneku...... buka folder love" ujar Levi susah payah. "itu bukti bahwa kau tak bersalah" sambungnya, Levi memang mengetahui banyak orang yang iri pada kehidupannya. Ia juga mengetahui siapa pelaku dari pembunuhannya ini, karna itu ia merekam video sebagai bukti jika sahabatnya bukanlah pelakunya. Ana akan mudah dijadikan tersangka karena ana yang selalu berada di dekat Levi. Levi memang mengetahui hal ini akan terjadi tapi ia kira tak akan secepat ini terjadi.

"hei jangan berkata seperti itu, kau akan baik-baik saja" ujar Ana dengan isak tangisnya. Levi hanya tersenyum pada sahabatnya itu.

Levi sudah merasa tubuhnya mati rasa, bahkan ia sudah tak dapat mendengar suara tangisan ana lagi. Gawat, Tubuhku sudah terasa dingin. Ah, sudah berapa kali aku bermandi darah seperti ini? Sepertinya aku akan mati, apa tuhan akan mendengarkan doaku untuk membuat rohku tenang disisinya? Atau tuhan akan melahirkanku kembali menjadi orang lain? Apa kehidupanku akan berlanjut? Lalu akan seperti apa kehidupanku saat terlahir kembali?

--Next?--


setelah lama hilang aku kembali membawa judul baru..... sebenarnya prolog ini ga ada sangkut pautnya sama cerita selanjutnya... tapi aku buat biar jelas aja sistem reinkarnasi yang terjadi sama Leviera... atau di kehidupan selanjutnya dia terlahir kembali sebagai pria bernama William Wycliff.... next atau discard?  

Note : Walau benar di italia ada desa bernama neive, dan fotonya juga benar desa neive, tapi di karnakan kurangnya pengetahuan saya tentang kota tersebut sehingga dalam cerita ini, isi dari kota itu sesuai isi otak saya bukan sesuai tempat aslinya wkwkwk.... mulmed itu desa neivenya... 


Academy Of MagicWhere stories live. Discover now