3.2

6 2 0
                                    

Aku tidak pernah membayangkan betapa bahagianya aku ketika memilih untuk kabur dari rumah. Seorang anak perempuan, dengan rambut ikalnya yang diikat, terlihat sangat manis ketika tertawa, teman baruku, Anne, anak Nona Pandora. Gadis ceria yang tangguh. Beberapa saatyang lalu, aku lupa bagaimana bisa tertawa dengan riang hingga aku bertemu dengannya. "Arie, Kau hanya perlu melompat ke bebatuannya saja!" teriak Anne dari seberang sungai. Arie, nama panggilan yang dibuat khusus untukku dari Anne.

Aku mencoba melangkahkan kakiku pada salah satu bebatuan di hadapanku. Aku yang terlalu senang karena berhasil melangkahkan kakiku, terpeleset karena batunya yang sangat licin. Arus sungainya tidak terlalu kencang, tapi seluruh bajuku basah. Anne menarikku keatas "Gadis kecil ini kenapa lemah sekali?" ucapnya dan aku hanya tersenyum.

Perjalanan masih berlanjut, Anne berjanji membawaku ke tempat harta karun yang sangat indah. Jalanan kesana memang sangat sunyi. Tapi Anne mengatakan daerah ini aman karena dia sudah sering kesini. Sekarang dihadapanku ada sebuah daun menjalar dari atas pohon dan membentuk semacam tirai, sedikit menakutkan karena terlihat sangat gelap dan suram. Anne menarikku kesana. "Anne ini terlalu menakutkan untukku," ucapku sambil gugup, Anne masih menggenggam tanganku. "Apa kau tidak pernah dengar? Semakin terlihat buruk sesuatu itu, maka ada harta karun yang semakin indah"

Apalah aku tidak mengerti ucapannya pokoknya aku ikut saja.

Kau tidak mungkin percaya apa yang aku lihat ini. Sebuah jamur raksasa berjejer di sebuah bukit. diatas bukit itu terdapat sebuah pohon besar yang dikelilingi kerlap-kerlip seperti bintang. Bagaimana bisa harta karun seperti ini tidak ada yang mengetahuinya?

"Bersikaplah sopan! Warga disini sangat sensitif. Jika kau membuatnya kesal, kepalamu taruhannya." Aku menelan ludah dan mengenggam leherku. Kami terus berjalan hingga Anne berhenti di sebuah lingkaran hitam diatas tanah. Kerlap-kerlip dari atas pohon, turun menghampiri kami. Ia mengelilingi aku dan membuat semacam sihir yang membuat baju basahku menjadi kering. Kerlap-kerlip itu pun kembali ke tempatnya semula. "Arie, sepertinya mereka menyukaimu." Bisiknya tepat ditelingaku. Apa ini sesuatu yang menyenangkan atau menyedihkan?

Seorang Wanita dengan jubah hitamnya, keluar dari salah satu jamur. Sepertinya jamur-jamur itu adalah rumah. Dia terlihat sangat cantik dengan kulit yang sangat pucat. seluruh matanya berwarna hitam. Dia punya aura gelap yang menyenangkan. Dia berjalan kearahku, membuat aku berjalan mundur menjauhinya. Dia duduk bersimpuh dihadapanku dan meraih kedua tanganku. "Kau punya takdir yang buruk anakku." ucapnya sambil menatapku. Apa maksudnya? Anne langsung menengahi kami berdua. "Nyonya, ini temanku, Arie. Dia orang jauh. bukankah dia sangat cantik?" Wanita itu kembali menatapku "Kau harus menyelamatkan dirimu, nak. Anne, jaga temanmu ini baik-baik."

Wanita itu membuatku masih termenung dengan ucapannya. Dia mempersilahkan kami masuk kedalam salah satu rumah jamur disini. Di dalam sini ternyata sangat ramai. Alasan kenapa diluar sangat sepi adalah, mereka sedang makan siang disini. Anne sengaja membawaku kesini untuk makan siang bersama mereka. Mereka menyajikan semua makanannya diatas meja dan mempersilahkan aku untuk mengambil makanannya sesuka hatiku.

Semua makanan ini adalah hal yang tidak pernah disajikan di rumahku. Sangat sederhana dan enak. Tidak seperti kelihatannya, Warga disini memiliki kulit pucat bermata hitam dengan aura menyeramkan, tapi mereka adalah orang yang sangat menyenangkan dan baik. Terkadang mereka melontarkan sebuah lelucon dan memecah suasana. Sangat berbeda jauh dari rumahku. Tapi, wanita yang tadi, masih menatapku dari kejauhan. Agak membuatku risih.

Makan siang selesai. Mereka semua berhamburan keluar. Menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda. "Arie, kau pernah dengar tentang dark fairy?" ucap Anne padaku. Aku pun mengangguk "Mereka adalah dark fairy." Jawaban Anne tentu saja membuatku melongo. Aku sangat ingin melihat mereka sejak dulu. "Mereka pernah hidup berdampingan dengan manusia. Tapi karena kebudayaan dan sifat mereka yang tidak bisa diterima, akhirnya mereka menjauh dan membuat koloni mereka sendiri disini.

Pohon lebat yang berkerlap-kerlip disana, adalah sumber kehidupan dark fairy. Jika itu layu ataupun punah, itu akan berpengaruh pada mereka. Dulu sekali, ketika mereka masih hidup berdampingan dengan manusia, ada seseorang yang mencoba memotong salah satu rantingnya untuk dijual. Meyebabkan sebagian pohonnya mati dan sebagian dark fairy meninggal. Sejak saat itu mereka tidak punya pilihan lagi untuk pergi menjauh. Hingga saat ini pun tidak ada yang mengetahui keberadaan mereka."

Anne bercerita panjang lebar hingga kami berhenti di depan salah satu rumah jamur yang paling kecil. Kami pun memasukinya dan ternyata, ini adalah rumah Anne. "Kau pasti bertanya kenapa aku bisa mengetahui mereka kan? Apa kau tidak tahu? Kenapa marga Bard tidak pernah dikalahkan siapapun?

Aku dan leluhurku adalah campuran dari dark fairy. Kau tahu sejarah yang mengatakan bahwa desa Bard dibentuk oleh dark fairy kan? Desa itu terbentuk karena perjanjian silang antara manusia dan dark fairy melalui pernikahan. Dan jadilah marga Bard sang penguasa. "

Lagi-lagi aku dibuat melongo olehnya. Ternyata, dibalik desa diluar kastil, menyimpan banyak misteri. Sungguh tertutup sekali mataku ini.

"Kau ingin yang lebih mengejutkan lagi?" aku membuat ekspresi penasaran "Wanita yang kau temui pertama kali adalah sepupu jauhku. umur kami sebenarnya sama. Tapi, karena dia adalah dark fairy, pertumbuhannya lebih cepat daripada manusia." rasanya aku ingin pingsan mendengar ceritanya daritadi.

--__--

Segini dulu ya guys. nanti capek bacanya kalyaaan wehehe...


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Final Soul Of The FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang