Will You Marry Me?

31 3 0
                                    

Author pov

Tidak sampai 30 menit perjalanan , Hans dan Jihan sudah sampai di sebuah restoran bintang lima. Di depan pintu masuk sudah ada pelayan yang menunggu kedatangan mereka berdua

"Silahkan masuk Tuan dan Nyonya" tunduk pelayan tersebut

"Apakah meja yang saya pesan sudah siap?"

"Sudah Tuan , mari saya antar"

Jihan heran melihat restoran itu sambil celingak celinguk seperti orang kebingungan ya memang sudah bingung sih .. bukan karna dekorasi , tata restoran atau yang lainnya melainkan hanya mereka berdua pelanggan yang ada direstoran itu

"Hmm Hans .. kok pengunjungnya cuman kita berdua aja sih ?"

"Perasaan kamu aja kali sayang , mungkin kebetulan pengunjungnya lagi sepi . Ya udah jangan dipikirin" sebenarnya restoran itu sepi karna ulah Hans , dialah yang telah mereservasi restoran itu untuk moment bahagia mereka

Tidak lama kemudian satu pelayan perempuan datang kepada mereka sambil membawa menu

"Silahkan Tuan"

"Han , kamu mau pesen apa ?"

"Apa aja deh Hans , samain aja sama kamu"

Setelah selesai mencatat pesanan Hans pelayan itu pun pergi "Han ..." panggil Hans dengan suara yang kecil hampir tak terdengar , tapi karna pendengaran Jihan masih baik Jihan merespon Hans hanya dengan deheman

"Selama kita pacaran kamu kok ga pernah manggil aku sayang?"

Jihan kaget dengan apa yang didengarnya aku harus jawab apa nih . Memang benar selama pacaran 3 tahun Jihan belum pernah memanggil Hans dengan sebutan sayang karna menurut Jihan cinta itu tidak mesti diungkapkan dengan kata sayang tapi tindakan dan perhatianlah yang utama menurut Jihan

"Gpp kok ... cuman aku agak ga biasa aja manggil kamu gitu"

"Yaudah deh .. hmm Han gimana klo manggilnya my husband aja?"

Tiba tiba pipi Jihan memerah "Kamu ada - ada aja deh" Hans memang bukan tipe cowok yang romantis tetapi disetiap kata Hans ada saja kata yang membuat Jihan blushing seketika

Jihan pov

Setelah selesai makan tiba - tiba saja alunan musik terdengar lalu Hans beranjak dari duduknya dan mengajakku berdansa

"Could you?"

Aku meraih uluran tangan Hans dengan senyum

"Ya"

Mata kami berdua saling beradu pandang , menatap satu sama lain tanpa berkedip mata coklat Hans yang begitu menggoda sedikit membuatku salah tingkah , jantungku berdetak dua kali lebih cepat . Tuhan ...jaga jantungku batinku

Setelah alunan musik itu berhenti kami berdua pun juga berhenti berdansa , kami berdua saling menatap , tatapan yang penuh cinta dan kasih sayang. wajah Hans begitu dekat dan terus mendekat sampai aku memejamkan mata karna tidak sadar akan hipnotis dari Hans.

Aku merasa benda kenyal juga manis mendarat dibibir merahku kenapa sentuhan ini begitu berbeda? Aku tak mengerti apa yang aku rasakan , lama kelamaan ciuman itu menjadi panas , Hans menjajah seluruh isi mulutku dan nafas kami beradu dua kali lebih cepat , sampai aku melepaskan ciuman itu my first kiss? Ohhh my god!! Batinku berteriak tapi tidak dengan tubuhku yang kaku tak berkutik.

Setelah adegan itu berakhir Hans berlutut didepannya sambil mengeluarkan kotak beludru kecil berwarna merah

"Will you marry me ?"

Mataku membulat melihat benda yang dipegang Hans , sebuah cicin perak bermata berlian yang sangat indah

"Hans..."

"I need your answer baby"


Strong WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang