Bagian Satu

2.1K 238 37
                                    

Bagian Satu

Ashlyn terbangun dengan napas terengah, keringat mengucur deras dari seluruh tubuhnya, dan matanya memerah serta berair menandakan bahwa ia menangis dalam tidurnya. Ashlyn mengambil gelas minumnya di sisi kanan nakas tempat tidur, menghela napas saat didapatinya hanya gelas kosong dalam genggamannya. Kerutan terbit di wajahnya, sementara kakinya seolah tak bertulang saat menyentuh lantai yang dingin saat memutuskan untuk keluar kamar menuju pantry yang terletak di lantai bawah.

Gelap menyambutnya saat langkah kakinya menyusuri anak tangga, suara langkahnya teredam oleh karpet berbahan wol, sementara pupil matanya melebar menyesuaikan diri dengan cahaya. Ashlyn sedikit termenung saat menuangkan air ke dalam gelasnya, mengingat mimpi aneh yang ia dapatkan. Tentang seorang wanita yang berperan sebagai ibunya, yang ia biarkan terbunuh karena menyelamatkannya. Ia menggeleng untuk kemudian tertawa kecil, mimpi tersebut pastinya efek dari serial fantasy film yang baru saja ia selesai tonton secara marathon.

Ashlyn menghela napas panjang kemudian mendengus pelan, "Aku terlalu bodoh jika terpengaruh dengan mimpi."

Ashlyn seorang yatim piatu. Ibunya meninggal saat melahirkannya, dan ia tidak tahu siapa ayahnya. Nama belakangnya berasal dari nama keluarga ibunya, dan ia sama sekali tidak berniat mencari tahu siapa nama belakang ayahnya. Ia di rawat oleh saudara perempuan ibunya, Minerva Tan, sejak masih bayi hingga dirinya menginjak sekolah menengah, sampai pada suatu hari panggilan telepon dari pihak kepolisian mengakhiri kepengasuhan Minerva Tan atas dirinya. Minerva menjadi korban tabrak lari dari pasangan muda-mudi yang terpengaruh alkohol dan narkoba.

Ashlyn mendongak, menatap Liliana Tan yang bersandar pada counter seraya bersedekap menatap dirinya, "Kau melamun. Apa yang kau pikirkan?" Tanya Lili

"Sejak kapan kau berdiri di situ?"

Lili mengedikkan bahunya tak acuh, "Entahlah," ia memunggungi Ashlyn, mengisi air ke dalam gelas. "Mungkin sejak kau duduk disitu dengan kerutan di wajahmu."

Liliana Tan adalah putri dari Minerva Tan, satu-satunya keluarga yang saat ini Ashlyn miliki. Sejak kepergian Minerva, ia dan Lili menjadi saling ketergantungan satu sama lain, dan Ashlyn tidak pernah membayangkan saat ia harus benar-benar berpisah dari Lili. Atau setidaknya Ashlyn pernah membayangkan saat suatu hari nanti Lili akan bertemu dengan belahan jiwanya dan menikah, untuk kemudian berpamitan dengannya, dan pada saat itu tiba, itu akan menjadi hari kehilangan terbesar Ashlyn atas hidupnya.

"Kau melamun lagi," kata Lili, untuk kemudian duduk di sisi kanannya. "Kau bermimpi buruk?" Ia menggeser gelas ke hadapan Ashlyn, "Minumlah."

Ashlyn bersandar dan tersenyum sendu pada Lili, "Aku merindukan Mom."

Sebelah alis Lili terangkat, "Mom? Kau memimpikan ibumu?"

Ashlyn tertawa kecil, "Maksudku Minerva Tan." Kemudian ia menghela napas panjang. "Walaupun aku berharap aku pun merindukan ibu kandungku. Tetapi bagaimana itu disebut rindu jika aku tidak pernah sama sekali memiliki momen kebersamaan dengan ibuku."

Tatapan Lili berubah menjadi sendu, ada sebersit iba yang tercurah pada Ashlyn dari tatapan matanya. "Setidaknya ia meninggal saat memelukmu," ucapnya, meskipun Ashlyn mendengarnya dengan rasa pahit yang begitu kentara.

Ashlyn tersenyum kecut. "Aku bermimpi melihat seorang wanita yang kuyakini adalah ibuku, ia meninggal dengan sangat mengenaskan karena menyelematkanku. Aku melihat jantung ibuku dicabut paksa oleh segerombol orang yang menyerangku sebelumnya. Lucunya lagi seolah di dalam mimpiku, aku merupakan penyihir. Bukan hanya aku, tapi kau juga." Ashlyn terkekeh pelan, untuk sesaat ia kembali terdiam saat merasakan tatapan Lili begitu tajam dan serius kepadanya hingga timbul dua kerutan pada kening di antara kedua alisnya. "Mimpiku aneh dan membuatku kesal karena terbangun hingga membuatku sulit tidur kembali."

OUT OF THE DARKNESSWhere stories live. Discover now