Prolog

3 0 0
                                    

Pagi ini cuaca cerah seakan mentari menyinari suasana hatinya, ia berjalan menelusuri hiruk piruk kota dengan sepasang headset yang selalu menemaninya kemana pun ia akan melangkah.

“Aduhh” suara ringisan gadis kecil yang baru saja terjatuh dari sepedanya, mata nya berkaca-kaca

“Kamu ga apa-apa?” ujar raia sambil mengeluarkan p3k dalam tasnya

Ia mendongak dan matanya hampir saja mengeluarkan bening air tersebut, raia langsung mengobatinya dengan perlahan

“udah selesai ko, lain kali hati-hati ya” ujar raia

Ia tersenyum lalu berkata “terima kasih ka” ujarnya

“sama-sama” ujar raia sambil membereskan perlengkapan kotak p3k, setelah selesai raia melihat dia murung sambil memegang sebuah kantong plastik yang raia sendiri pun tidak tahu isinya apa

“Ada apa?” ujar raia
Ia hanya menggeleng dan menunduk

“Hey” raia berjongkok menyetarakan tubuhnya dengan tubuh gadis kecil tersebut sambil tersenyum

“apa itu?” tanya raia

“ini hadiah untuk ulang tahun bundaku, aku ceroboh sekali telah merusaknya, akibat terjatuh tadi ini jadi rusak, padahal aku telah menabung lama sekali untuk membeli hadiah ini” ujarnya sambil menunduk

Raia tersenyum lalu tangan raia mengarah ke dagunya untuk membuat ia mendongak kearah raia

“Mari ikut kaka” ajak raia

Dia melihat raia dengan tatapan ketakutan terlihat dari pancaran matanya

“kaka bukan orang jahat, kamu boleh teriak kalau kaka menyakitimu” ujar raia sambil terus tersenyum

Akhirnya dengan ragu dia melangkahkan kaki bersama raia menuju ke sebuah toko, setelah sampai raia langsung mengajaknya ke sebuah rak kotak musik

“Sekarang kamu pilih” ujar raia

Dia menatap raia seolah heran dan akhirnya ia paham lalu menggeleng

“tidak ka” ujarnya

“kenapa?” ujar raia

“aku yang telah merusaknya, aku yang telah ceroboh, jadi ini salahku” ujarnya sambil menunduk

Raia kembali berjongkok di hadapannya

“ehm, kaka beliin kamu itu ada syaratnya lho” ujar raia

Ia mendongak dan menatap kearah raia dengan heran

“syarat?” tanyanya

“iya, syaratnya adalah kamu harus janji untuk bilang i love you bunda dan tidak akan membuat bundamu menangis, janji?” ujar raia sambil menaikkan kelingking raia dihadapannya

Dia menatap raia dalam setalah itu “janji” ujarnya seraya tersenyum

Raia tersenyum, setelah membeli kotak musik tersebut kami melangkah kaki keluar toko tersebut

“terima kasih ya ka, oh iya kaka namanya siapa?” ujarnya sambil tersenyum manis menatap raia

“sama-sama, nama kaka Raia, nama kamu siapa?” ujar raia

“namaku serina anatasya albert biasa dipanggil serin” ujarnya

“Serin ini sudah sore, rumah kamu dimana?” ujar raia

“di perumahan merak indah ka” ujarnya

“mari kaka antar” ujar raia

Di perjalanan raia mendorong sepedanya dan serin tepat berada di sampingnya

“kaka udah punya pacar?” ujarnya

Raia sedikit terkejut dengan pertanyaan nya, pacar? Memikirkannya saja enggan

“belum” ujar raia seraya tersenyum

“serin punya kaka, siapa tau bisa jadi pacar nya kaka, serin bakalan seneng banget kalau kaka sama kakanya serin bersama” ujarnya sambil tersenyum manis

“ehm, rumah kamu di sebelah mana?” ujar raia mengalihkan pembicaraannya

“oh iya, itu ka di depan sedikit lagi kita sampai” ujarnya

Setelah sampai di depan rumahnya aku pamit

Gadis kecil berambut pajang berponi sangat menggemaskan, serin namanya,
Raia memang menyukai anak kecil dan akan menjadi sangat lembut ketika melihat anak kecil yang tertawa bahagia

Ketika sedang asik membayangkan betapa menggemaskan wajah serin tadi, tiba-tiba

Brukkk

“Aduh sorry sorry, lo ga apa-apa? Aduh gawat” ujarnya sambil menarik tangan raia untuk bersembunyi di balik pohon besar

“lo apa-apaan sih, lepas” ujar raia sarkas berusaha melepaskan genggaman laki-laki tersebut

“syuuttt, diem dulu” ujarnya sambil menengok pelan-pelan memastikan apakah gerombolan tadi sudah pergi atau belum

di saat ia sedang menengok, raia buru-buru kabur, lagi pula siapa dia, datang secara tiba-tiba, menarik raia bersembunyi di balik pohon pun secara tiba-tiba, pikir raia

“gajelas” gumam raia dalam hati

“eh eh tunggu” ujarnya

Dia sekarang tepat di depan raia

“sorry buat yang tadi, gue kala” ujarnya sambil menyodorkan telapak tangannya

Raia menatapnya heran, lalu raia menaikkan kedua bahunya, kemudian kembali melangkah

“dingin, tapi kayanya dia unik” gumamnya dalam hati

REMEMBER METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang