Keduanya bertatapan. Saling menghela napas dengan berat. Jungmo yang pertama mengalihkan tatapannya.
"Sorry...", kata Yunseong.
"Sorry, gua lancang. Gua tau gak seharusnya gua begini. Maaf, gua udah bikin lo susah"
Tangannya ia arahkan untuk mengangkat wajah Jungmo. Pipi gembil yang menjadi kesukaannya itu sudah penuh dengan air mata. Usapan dari ibujarinya pun tak mampu menghentikan tetesan yang semakin menganak sungai.
"K-kenapa.. hiks. Kenapa harus gue, Seong. Hiks, hiks.. Kenapa h-harus gue. Lo harusnya-- bisa cari orang lain, Seong. Jangan gue. Jangan gue"
Isakannya menguat. Kedua tangannya meremat kemeja Yunseong erat. Melampiaskan kesakitannya. Memberi bukti bahwa bukan hanya Yunseong yang sakit. Tapi ia juga.
Yunseong memejamkan matanya. Menahan buliran bening yang hampir merangsek keluar. Bersamaan dengan tangis Jungmo yang semakin mengeras. Keduanya hancur. Untuk kesekian kalinya.
"Hiks.. Y-yun, yunseong. Hiks, hiks. Ini sakit, Seong. Sakit! Hiks.. Hati gue sakit, Yunseong! Hiks, hiks.."
Kepalan tangan Jungmo melemah, seiring dengan tubuhnya yang merosot turun. Sebelah tangannya di genggam erat oleh Yunseong. Mengimbangi tangan bebasnya yang menekan dadanya sendiri. Menghalau sesak yang kian membuatnya nyeri.
Yunseong mendekapnya erat. Memberikan pelukan hangat yang sejak dulu selalu menjadi favoritnya.
Aroma tubuhnya yang menenangkan, dan pelukannya yang selalu memberikan kenyamanan baginya. Jungmo merindukan itu semua. Merindukan saat dimana ia bisa meraskannya tanpa harus merasa bersalah.
"Jeongie.. Lu tau kalo gua selalu lemah sama tangisan lu. Gua mohon, jangan nangis lagi. Gua sakit liat lu begini. Maafin gue. Maaf, maaf, maaf. Gua durhaka udah bikin mama gua nangis sehebat ini. Maaf, ma"
Iya, Jungmo adalah ibunya. Ibu tirinya. Dunia memang sekejam itu.
Seandainya saja, Yunseong yang memegang kekuasaan.
Seandainya saja, Yunseong yang menjadi pemilik kasta tertinggi.
Seandainya saja, Yunseong yang memberikan bantuan pada keluarga Koo.
Seandainya saja, Yunseong yang menjadi penopang kehidupan keluarga Koo.
Dan seandainya..
Jika Yunseong tidak mengenalkan Jungmo pada ayahnya, hanya sebatas karena ayahnya menyetujui untuk memberinya bantuan.
Mereka akan tetap menjadi sepasang kekasih.
Mereka akan tetap menyandang status sebagai pasangan.
Dan Jungmo akan berakhir menjadi istrinya, bukan ibu tirinya.
Semua karena permainan truth or truth yang telah mereka dan teman sekelasnya mainkan.
Yunseong tidak akan bisa mengungkapkan apa yang selama ini sudah ia tahan. Walau harus berakhir dengan menggali luka lama mereka.
-
"Siapa cinta pertama dan cinta yang menurut lu bakalan jadi cinta terakhir lu?"
"Koo Jungmo, dan mungkin.. Hwang Jungmo"
---
Benar benar ga jelas kajsnskshsjs. Tapi ini based on true story yang tentunya di iringi dengan beberapa perubahan
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupidity [Produce x 101]
FanfictionHanya berupa cuitan receh para bucin pada makhluk kesayangan mereka. update seperlunya [stupidity #2]