RaRa - 02

65 6 0
                                    

Semua yang berada dilapangan basket sontak heboh. Fira segera dibopong keruang uks. Padahal bolanya berhasil masuk ring, tapi pendatarannya membawa maut. Untung saja hanya terkilir, jika patah.

Entah apa yang akan terjadi. Lupakan.

Fira tidak berhenti menggerutu, penjaga UKS belum juga datang. Beberapa menit terbuang, lelaki yang bertugas menjaga di UKS hari ini masuk. Raut wajahnya membuat mood Fira semakin menurun.

"Argh.., sialan gue tadi baru makan, mana yang sakit?" ketus lelaki ini. Untung ganteng batin Fara.

"Yang itu, sakit bene—"

"Udah gak usah bacot," ujar lelaki ini malas.

Lelaki itu duduk disamping ranjang uks. Dia mengamati kaki Fira yang terkilir, sedikit memakan waktu berapa detik.

Krak!

"Aaaaa..., pelan-pelan—"

Krak!

"SAKIT BANGSAT!" Pekik Fira membuat proses pengurutan berhenti.

"Siapa yang salah? Siapa suruh pergi main basket terus pake rok, gak ngotak?" Cerocos Lelaki itu.

Fara menarik nafas sejenak. "Kak niat enggak sih? Tugas kakak disini cuma ngobatin yang sakit kan? Bukan sok jagoan?" Fira mengangguk ikut kata Fara. Lelaki yang sering disapa Raiyan itu tersenyum sinis.

"Dibilangin malah nyolot," sinisnya, dan memilih meninggalkan uks sebelum pengobatan Fira selesai.

Raiyan? Lelaki yang cukup populer disekolah. Kenapa? Ganteng, ketua osis, kesayangan guru, dan favorit human-human disekolah. Tapi ada juga yang tidak disukai ciwi-ciwi. Sifat kasarnya mungkin, mulutnya yang sedikit menusuk ketika bicara. Catat.

"Asw lu!" Umpat Fira kesal, untung saja orangny sudah keluar.

"Sok banget sih bangke," sahut Fara ikut duduk diranjang UKS. Lumayan sih Fira sakit, setidaknya mereka bisa izin tidak masuk pelajaran karna alasan sakit.

Awan makin menggelap. Jika diliat, pasti akan turun hujan. Cuaca dari pagi memang tidak bagus. Ramalan si tukang cuaca di hp kembali benar.

Walaupun ramalan itu membawa sial, pasalnya Fira dan Fara berangkat tidak membawa jas hujan atau payung. Padahal tadi pagi mereka sudah perkirakan akan hujan. Otak-otak, kelupaan mulu kan.

"Siapa tadi namanya?" Tanya Fira ulang.

"Siapa? Kak Raiyan?"

"Iya Kak Raiyan tai bangke asw," ucap Fira kesal ketika nama orang itu disebut.

"Anjing," tambah Fara ikut kesal.

Cukup lama mereka menghabiskan waktu di uks dan hanya duduk. Suasana membosankan yang memakan banyak waktu itu akhirnya berhasil dilewati oleh mereka berdua. Bel pulang akhirnya berbunyi.

Bersamaan bunyi deras hujan mulai berlomba turun dimuka bumi. Fira dan Fara segera kekelas, walaupun berjalan sedikit dibantu Fara. Semua siswa mulai berhamburan dengan payung mereka masing-masing.

Fira dan Fara saling tatap sebentar, lalu menatap kembali diri mereka masing-masing. Ramalan cuaca selalu saja benar ketika mereka tidak percaya.

Setelah mengambil tas mereka. Hanya diam duduk di halte bus karna ada pelindung agar mereka tidak terkena hujan. Walaupun disekolah lebih baik, tapi didapat satpam sama saja bohong, mereka menunggu sampai ada yang ingin bersenang hati memberi mereka tumpangan.

"Pulang gimana nih su?" Gerutu Fira. Fara bergidik, mereka berdua pasrah menunggu sampai hujan reda.

Hujan makin deras. Bukannya reda malah tambah deras. Mereka berdua mencoba menembus deras hujan. Tapi baru melangkah hujan langsung menusuk mereka.

Menyerah?

Tapi menunggu itu tidak enak.

Mau tidak mau mereka melangkah pelan menerobos hujan. Tapi langkah mereka tercegat. Mereka ditarik dari belakang.

"Wah sialan lu yang tadi sengaja bangunin gue pas tidur biar dimarahin guru anjir!"



Tbc:)

Vote and coment;)
Intanmlsry

RaRaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang