Bel pulang sekolah di SMA Bhayangkara sudah berbunyi sedari satu jam yang lalu.
Seorang gadis berambut panjang menghentak-hentakkan kakinya ke bumi.
Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, namun abangnya belum juga menjemputnya.
Brmmm... brmm...
Suara motor dan mobil dari dalam parkiran sudah bergemuruh.. Tandanya murid-murid yang mengikuti ekstra taekwondo di SMA Bhayangkara sudah akan pulang.
Dimana abangnya saat ini?
"Mau bareng?" Seseorang menawarkan tumpangan kepadanya dengan wajah datar tanpa ekspresi dan pandangannya lurus ke depan tidak menatap dirinya.
"Kalo gak ikhlas mending gausah deh, Kak.." Tolaknya halus.
"Ikhlas kok."
"Judes banget mas.."
Setelah turun dari motor lelaki tadi.. belum juga ia mengucapkan terima kasih, lelaki tadi sudah pergi terlebih dahulu.
"Dasar cowokkk!!" Geramnya. Setelah ia komat-kamit gajelas,ia pun masuk kedalam rumahnya.
"Eee mbak Tyana dah pulang.. kok lama sekali mbak? Itu pacarnya ya?" Tanya pak Jaja satpam rumah keluarga Aditama sambil membukakan gerbang.
Tyana Aditama, anak bapak Rian dan ibu Mutya. Abang? Desta Putra Raharja, bukan abang kandung namun abang sepupu yang numpang menginap karena kuliah di UUI Universitas Upin Ipin becanda...
Tyana anak tunggal.
Tyana menghela napas berat melihat rumah tingkat dua bercat putih dengan paduan hitam. Pagarnya yang berwarna hitam pekat menjulang tinggi.
"Bukan," ketus Tyana. Moodnya sudah hancur karena menunggu jemputan yang lama dan bertemu lelaki tadi yang mengantarnya pulang.
"Loh loh loh ini mbak Tyana marah apa ya? Karena telat dijemput?" Gumam pak Jaja dengan logat jawanya yang kebingungan karena Tyana yang judes.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, setelah ia menjalankan ibadahnya. Rian dan Mutya sudah pulang dari kerjanya. Tyana yang sedang menonton tv di ruang tengah menoleh ke pintu utama yang dibuka. Ia pun langsung protes kepada ayahnya karena tadi ia tidak dijemput oleh pak Nono, supirnya.
Tapi sebelum ia mengatakan itu, dibelakang orang tuanya sudah ada pak Nono yang menunduk.
"Loh, pak Nono?" Tyana melongo karena pak Nono bersama orang tuanya.
"Yah, pak Nono kok bisa sama ayah bunda? Terus tadi pak Nono kok gak jemput Tyana?"
"Iya sayang.. tadi ayah yang minta, maaf ya sayang.. soalnya tangan ayah kesleo, terus pak Danang istrinya mau melahirkan dikampung," jelas Rian.
Mutya juga tidak bisa menyopir mobil karena saat dulu ia belajar menyupir mobil pernah nabrak pohon.
"Maaf juga non, tadi saya terburu-buru dan lupa tidak mengabari non," ucap pak Nono
"Huhh iyaiya, yaudah Yah, Bun Tyana mau keatas dulu," ucap Tyana sambil menyalimi kedua orangtuanya. Dan bergegas ke kamarnya untuk belajar dan menyiapkan jadwal pelajaran untuk hari Kamis esok.
Rian pun tak langsung menyusul istrinya yang pergi ke kamar, ia malah duduk di sofa ruang keluarga sambil menggonta-ganti channel televisi.
"Bi.. buatin kopii!"
"Ya tuan,"
∆∆∆
Sementara itu di kamar, Tyana mulai menyiapkan jadwalnya dan mengerjakan PRnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKELKU KAKANKU
Teen Fiction"Bareng?" Berawal dari telat dijemput, sampai... . . . Maaf kalo ada kesamaan alur, nama, tempat, atau apapun itu.. Maaf tidak sesuai EYD